Monday, October 7, 2024

SDN Panimbangjaya 2 Gelar Workshop Penyusunan Administrasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka

 



Pandeglang, Bertempat di ruang kelas 1 SDN Panimbangjaya 2 diadakan acara workshop penyusunan administrasi pembelajaran kurikulum Merdeka, Senin (07/10/2024). Workshop ini diikuti oleh seluruh guru dengan menghadirkan nara sumber tunggal yaitu Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr. selaku Guru Penggerak.

Dalam sambutannya Kepala SDN Panimbangjaya 2, yang diwakili Tedi Permana, S.Pd. mengatakan bahwa tugas guru adalah  mendidik dan mengajar. Mendidk  diera digital guru harus mampu menjadi teladan bagi peserta didik. Selain itu sebagi pengajar guru harus mampu membuat perangkat pembelajaran. “Diharapkan dengan adanya workshop ini guru mampu membuat perangkat pembelajaran dengan baik, tertib dan seragam sesuai dengan standar”, ujar Tedi.



Workshop ini dibuka oleh Tedi Permana, S,Pd, Pada kesempatan ini beliau mengatakan bahwa “Guru adalah agen perubahan yang diharapkan mampu merubah siswa menjadi lebih baik dalam hal pengetahuan maupun karakter”. Karena tujuan pendidikan adalah mewujudkan anak didik yang beriman, bertaqwa, berahklaqul karimah serta cinta tanah air, Sehingga terwujudlah madrasah hebat bermartabat. Untuk mewujudkannya memang tidak mudah dan membutuhkan perjuangan dari segenap guru, siswa dan sekolah itu sendiri.

Workshop penyusunan administrasi pembelajaran kurikulum merdeka disampaikan dengan runtut dan jelas oleh Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr. Dimulai dari buku kerja 1, buku kerja 2 dengan bagian-bagiannya. Selain itu para guru juga diajarkan program dan teknik penilaian yang bisa dilakukan oleh guru di kelas. Workshop kali ini juga membekali para guru untuk dapat mengembangkan Prota dan menyusun Modul Ajar (RPP) sesuai dengan mapelnya masing-masing. Selain itu  nara sumber juga memotivasi peserta workshop untuk aktif di KKG dalam rangka pengembangan diri guru. (sw)

Friday, October 4, 2024

Pembelajaran Berbasis SCL Grooving, Ciptakan Siswa Bahagia dan Menyenangkan

Endi Sutrisna

FOLLOW

Guru - SDN Citeureup 3

Suara Guru Indonesia


Aspek Belajar SCL Grooving

SCL Grooving (Groov) adalah model pembelajaran terbaru yang dikembangkan oleh Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd. Pengajar di Pandeglang Banten, model belajar ini menjadikan siswa sebagai subjek atau pusat pembelajaran sesuai kodrat alam dan zamannya, dan menitikberatkan proses pembelajaran yang memiliki hasil akhir semangat belajar dan penguasaan materi serta produk. Artinya, siswa diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri, mengerjakan materi belajar dan proyek pembelajaran secara kolaboratif sampai diperoleh hasil yang maksimal hingga berupa suatu produk. Itulah mengapa kesuksesan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan siswa dan media belajar yang digunakan. Penerapan Grooving merupakan metode pendekatan saintifik dan keaktifan. Sehingga akan mendukung keterampilan yang diharapkan oleh Kurikulum Merdeka.


Pada pembelajaran untuk siswa kelas 6 sekolah dasar, praktik belajar menggunakan metode pembelajaran SCL Grooving. Grooving adalah metode pembelajaran yang di dalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahapan belajar. Hal ini diharapkan mereka mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut, sekaligus menjadikan siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Grooving merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk berpikir kritis dan mendapatkan keterampilan dalam memecahkan masalah dengan membangun tanggungjawab dan motivasi dalam belajarnya. Guru mendesain sedemikian rupa proses pembelajaran yang meliputi 4 fase dalam Grooving, yaitu Alur 1/Orientasi belajar, Alur 2 / mengorganisasikan, alur 3/membimbing penyelidikan, alur 4/mengembangkan dan menyajikan data, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.


Seperti yang diterapkan rekan guru yang mengajar siswa kelas 6 di SDN Citeureup 3. Para murid membuat praktek belajar Grooving dengan tujuan para siswa mengetahui permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Grooving kali ini mempelajari peta wilayah indonesia dengan menggunakan berbagai media belajar interaktif. Untuk kegiatan belajar ini siswa diharapkan dapat mengetahui dan mengidentifikasi peta tiap provinsi dan apa yang dilakukannya ketika menemukan ciri khas dari topografi dan membandingknnya dengan lingkungan sekitar nyata. Dalam praktik kali ini satu kelas berisi 5 kelompok yang didalamnya terdiri atas 5-6 orang.


Setelah semua alur pembelajaran dilakukan dengan presentasi dan unjuk kerja dari tiap kelompok maka murid beserta guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, siswa kelas 6 diberi penjelasan terkait perubahan wilayah Indonesia yang dinamis secara step by step, kemudian mereka bekerja sama dengan teman-temannya. Kelompok yang telah melaksanakan tugasnya diberi soal mengenai Grooving dari rekan murid lainnya dengan mencocokan nama dengan letak provinsi secara interaktif, dan melalui soal yang diberikaan para siswa dituntut untuk berpikir kritis mengenai bagaimana letak dan perubahan wilayah itu terjadi. 


Kelompok yang mengerjakan sesuai aturan dan menggunakan semua instruksi dan alur belajar dengan baik dan melakukan beberapa kali silang koreksi dengan kelompok lain, hasil belajar ini efktif dalam meningkatkan tanggungjawab, motivasi dan kemandirian murid dalam memahami materi dan konsep pelajaran, dengan pembelajaran model ini yang telah dilakukan, diharapkan para siswa dapat berpikir kritis sesuai dengan apa yang dikerjakannya sekaligus meningkatkan hasil belajar yang signifikan. *SW


Model Belajar SCL Grooving, Klik Disini


Tuesday, September 17, 2024

SIMULASI AN TINGKAT SD TAHUN 2024

 




Anak-anak Selamat Pagi semoga diberikan kesehatan dan kegembiraan hari ini.

Kita akan melaksanakan simulasi AN tingkat SD, harap serius dan perhatikan setiap jawabanya ya, 

Selamat Mengerjakan!!! 


Link AN Tingkat SD, Klik Aku Ya!!




Saturday, September 7, 2024

Tingkatkan Budaya Positif di Lingkungan Sekolah, SDN Gombong 2 Gelar IHT Penyusunan Tata Tertib dan Budaya Positif

 



Pandeglang, Kamis dan Jumat, 5 & 6 September 2024 Komunitas Belajar SDN Gombong 2 Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Banten menggelar IHT dengan tema Penyusunan Tata Tertib dan Budaya Positif di Sekolah.



Acara dibuka langsung oleh Ibu Kepala SDN Gombong 2 Ipah Musripah, S.Pd.I., beliau mengemukakan sebagai guru kita harus sepenuhnya memahami bahwa untuk menumbuhkembangkan potensi anak didik kita harus mempertimbangkan kodrat alam dan zaman mereka, menerapkan Budaya positif bukanlah satu-satunya hal yang harus kita anggap sebagai hal yang berdiri sendiri akan tetapi penerapan budaya positif juga harus kita kaitkan dengan apa yang menjadi pemikiran Ki Hajar Dewantara, sesuai dengan visi misi pendiidkan Indonesia, sahutnya. 


Pada IHT kali ini menghadirkan narasumber Praktik Baik Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr. Selaku Guru Penggerak dan Pengajar Praktik Kabupaten Pandeglang, beliau menekankan. Kita selaku guru harus mempunyai nilai dan peran sebagai guru yang selalu belajar dan mengembangkan diri untuk mewujudkannya pemebalajaran secara mandiri, reflektif , kolaboratif, inovatif, dan berpihak kepada murid.



Budaya positif harus kita ajarkan sejak dini kepada anak didik kita, sebab budaya positif berfungsi sebagai identitas dan filter mereka dalam menghadapi zaman sekarang yang identik dengan pengembangan intelektualitas. Budaya Positif haruslah kita singkirkan dengan dogma dogma masa lalu dengan menerapkan hukuman sebagai bentuk kontrolnya, Budaya Positif haruslah dilakukan dengan cara-cara positif seperti penggunaan bahasa yang positif dan menghindari bahasa larangan, mengajak berdiskusi murid yang belum menerapkan budaya positif dan lain-lain.

Salah satu membangun budaya positif perlunya membuat Kesepakatan kelas, karena salah satu cara atau alat untuk membiasakan budaya positif. Dengan Kesepakatan Kelas kita bisa membuat peraturan yang sesuai dengan kita dan para murid, diskusikan kesepakatan tersebut dan selalu utamakan berbagi dan dialog.

Selain itu yang tidak kalah pentingnya untuk menerapkan Budaya Positif adalah dengan memulainya dari diri kita sendiri, jadilah teladan untuk murid kita, rekan sejawat atau pun masyarakat.

Kita bisa memberikan contoh mulai dari hal-hal kecil seperti , membuang sampah ditempatnya, berkata sopan kepada rekan dan siswa, mengucapkan salam, terima kasih dan meminta maaf disituasi yang semestinya atau disiplin waktu dengan tidak terlambat di setiap kesempatan atau acara.

*(SW)

E-learning

Produk Rekomendasi