MODEL BELAJAR GROOVING (ALUR BAHAGIA)
MODEL BELAJAR GROOVING / ALUR BAHAGIA
Dikembangkan Oleh
Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr.
(Guru SDN Citeureup 3 - Pandeglang Banten)
Model belajar ini dikembangkan pada tahun 2023 untuk menjawab kebutuhan belajar murid yang selalu dinamis, hal ini sesuai tujuan Pelopor pendidikan Nusantara Ki Hajar Dewantara “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadan kayu, jenis- jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya, seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik bedanya, guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan bathin”. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing, tugas sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya dan memastikan bahwa dalam prosesnya anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.
Hal ini sejalan dengan teori Jean Piaget (1921)* melalaui Teori Perkembangan Kognitifnya, kesulitan belajar sering terjadi ketika materi pembelajaran tidak sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Guru dan orang tua harus memahami tahapan ini dan menyesuaikan materi atau metode pengajaran. Penggunaan pendekatan Jean Piaget sejalan dengan model Grooving bagian dari model pembelajaran SCL berbasis ICT yang akan digunakaan dalam Upaya membangun siswa pembelajar, Dimana siswa perlu pendekatan emosional dalam pembelajaran yang akan kita lakukan, model SCL menitiberatkan pusat pembelajaran pada murid, sedangkan Grooving memiliki arti alur, mengalur, bahagia, senang dan tanggungjawab dalam belajar.
Aspek Penting Pembelajaran Grooving,
1. Kodrat Anak
Pembelajaran mempertimbangkan kodrat anak dalam belajar dalam masa perkembangan pola pikir
2. Kognitif Anak
Pembelajaran perlu menyesuaikan dengan perkembangan kognitif anak agar anak tidak lostmind/stres
3. Kodart Zaman
Guru perlu mengimplementasikan perkembangan teknologi dalam pembalajaran
4. Menjadikan Anak Bahgaia
Proses belajar perlu mengikuti alur bahagia anak yang disandingkan dengan capain belajar melalui intruksi bertahap
Alur SCL Grooving
Pelaksanaan Pembelajaran SCL Grooving
Pelaksanaan aksi dilakukan dengan beberapa tahapan :
A. Persiapan
- Melakukan kolaborasi dengan kepala sekolah tentang media dan pembelajaran yang akan digunakan, dan mendiskusikan tentang rencana dalam penerapan model belajar SCL Grooving.
- Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat dengan melakukan diskusi tentang hal-hal yang akan saya persiapkan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model SCL Grooving.
- Memilih media belajar dengan menggunakan media interaktif yaitu peta virtual yang terintegrasi dengan website sekolah. (media bisa disesuaikan)
- Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP, bahan ajar, media ajar, LKPD, instrumen penilaian dan lembar penilaian hasil produk, kisi-kisi dan lembar evaluasi sesuai dengan model pembelajaran yang relevan serta pemanfaatan teknologi.
B. Pelaksanaan Aksi
Pada tahap ini untuk mencapai pembelajaran yang maksimal penulis menggabungkan model belajar SCL Grooving dengan implementasi teknologi informasi yang interaktif sebagai bagian strategi dalam mendorong siswa untuk senang belajar sehingga hasil belajar dapat maksimal:
- Menyiapkan media interaktif yang digunakan berupa video youtube, blog, website, dan platform asesmen.(Disesuaikan sesuai kebutuhan)
- Pembelajaran diawali Doa kemudian guru memberikan apersepsi di awal pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran, model yang digunakan, dan memberikan motivasi.
- Guru memberikan orientasi permasalahan yang disajikan melalui video dan dijelaskan kembali oleh guru agar peserta didik paham
- Alur 1, Guru memberikan intsruksi belajar secara mengalur, mulai dari memberikan kebebasan siswa dalam menggali informasi materi sesuai kegemarannya selama 30 menit, Alur 2, kemudian siswa diberikan instruksi ringan yang menyinggung materi yang perlu dipahami. Alur 3, dilanjutkan memberikan instruksi sedang tentang materi yang harus diselesaikan oleh kelompok siswa.
- Guru menerapkan metode diskusi kelompok pada peserta didik. Peserta didik membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 5 anggota setiap kelompoknya, dalam menetukan kelompok berdasarkan hasil asesmen diagnostik, yang terdiri dari kelompok audio, audio visual dan kinestetik.
- Alur 4, Guru memberikan Lembar Kerja secara online di Wordwall pada setiap kelompok belajar peserta didik, yang berisi permasalahan, dan harus dianalisa dan dicari pemecahan masalahnya (solusi)
- Guru memberikan bimbingan pada setiap kelompok untuk mencari refrensi-refrensi di dunia maya menggunakan chrombok guna mencari informasi untuk membantu pemecahan masalah pada lembar kerja.
- Setiap kelompok yang telah menyelesaikan tugas melakukan presentasi yang dilanjutkan unjuk kerja kelompok dengan peta virtual.
- Setiap kelompok yang telah melakukan presentasi ataupun yang belum presentasi diberikan apresiasi berupa applause dan komentar positif serta tambahan motivasi agar peserta didik semakin baik, semangat dan berani tampil di depan untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya.
- Guru meminta beberapa siswa untuk menyimpulkan materi atau hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan.
- Guru memberikan asesmen formatif secara online menggunakan wordwall dan liveworksheets (alternatif) untuk mengukur pemahaman peserta didik terkait pembelajaran materi yang telah dilakukan. Dan diakhiri dengan berdoa.
Manfaat Model Belajar Grooving antara lain :
- Penggunaan media TI dalam pembelajaran membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar, karena peserta didik dapat mersepon materi dengan serius.
- Penerapan model pembelajaran Grooving (Alur bahagia) dalam pembelajaran membuat peserta didik menjadi tertantang untuk berpikir kritis dan mencari informasi lebih banyak dari berbagai sumber.
- Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor, antara lain :
- Aspek afektif, Peserta didik semula dalam kemandirian mengerjakan tugas dari guru masih kurang baik, kemudian mengalami perubahan tingkah laku menjadi baik/sangat baik. Peserta didik lebih percaya diri untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mempresentasikan dan memberikan tanggapan kelompok lain maupun guru; dan peserta didik juga mengalami kenaikan dalam kegiatan kerjasama, sehingga semua anggota kelompok memiliki peran mengerjakan tugas.
- Aspek kognitif, nilai peserta didik mengalami peningkatan tuntas dalam target belajar.
- Aspek psikomotor, peserta didik sudah mampu menentukan tujuan belajar dengan materi melalui media teknologi. Penerapan simulasi belum ada pada pembelajaran sebelumnya, karena pada pembelajaran sebelumnya peserta didik hanya dinilai psikomotor dari hasil membuat pertanyaan dari teks bacaan dan menjawab pertanyaan tersebut.
Selamat mencoba...
Video Referensi penggunaan Model Belajar, Klik Disini!!