Friday, August 23, 2024

MODEL BELAJAR GROOVING (ALUR BAHAGIA)




MODEL BELAJAR GROOVING / ALUR BAHAGIA

Dikembangkan Oleh  

Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr.

(Guru SDN Citeureup 3 - Pandeglang Banten)


Model belajar ini dikembangkan pada tahun 2023 untuk menjawab kebutuhan belajar murid yang selalu dinamis, hal ini sesuai tujuan Pelopor pendidikan Nusantara Ki Hajar Dewantara “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadan kayu, jenis- jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya, seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik  bedanya, guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan bathin”. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing, tugas sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya dan memastikan bahwa dalam prosesnya anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.


Hal ini sejalan dengan teori Jean Piaget (1921)* melalaui Teori Perkembangan Kognitifnya, kesulitan belajar sering terjadi ketika materi pembelajaran tidak sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Guru dan orang tua harus memahami tahapan ini dan menyesuaikan materi atau metode pengajaran. Penggunaan pendekatan Jean Piaget sejalan dengan model Grooving bagian dari model pembelajaran SCL berbasis ICT yang akan digunakaan dalam Upaya membangun siswa pembelajar, Dimana siswa perlu pendekatan emosional dalam pembelajaran yang akan kita lakukan, model SCL menitiberatkan pusat pembelajaran pada murid, sedangkan Grooving memiliki arti alur, mengalur, bahagia, senang dan tanggungjawab dalam belajar. 


Aspek Penting Pembelajaran Grooving,

1. Kodrat Anak

Pembelajaran mempertimbangkan kodrat anak dalam belajar dalam masa perkembangan pola pikir


2. Kognitif Anak 

Pembelajaran perlu menyesuaikan dengan perkembangan kognitif anak agar anak tidak lostmind/stres


3. Kodart Zaman

Guru perlu mengimplementasikan perkembangan teknologi dalam pembalajaran


4. Menjadikan Anak Bahgaia

Proses belajar perlu mengikuti alur bahagia anak yang disandingkan dengan capain belajar melalui intruksi bertahap


Alur SCL Grooving



Pelaksanaan Pembelajaran SCL Grooving

Pelaksanaan aksi dilakukan dengan beberapa tahapan :

A. Persiapan

  1. Melakukan kolaborasi dengan kepala sekolah tentang media dan pembelajaran yang akan digunakan, dan mendiskusikan tentang rencana dalam penerapan model belajar SCL Grooving.
  2. Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat dengan melakukan diskusi tentang hal-hal yang akan saya persiapkan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model SCL Grooving.  
  3. Memilih media belajar dengan menggunakan media interaktif yaitu  peta virtual yang terintegrasi dengan website sekolah. (media bisa disesuaikan)
  4. Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP, bahan ajar, media ajar, LKPD, instrumen penilaian dan lembar penilaian hasil produk, kisi-kisi dan lembar evaluasi sesuai dengan model pembelajaran yang relevan serta pemanfaatan teknologi.


B. Pelaksanaan Aksi

Pada tahap ini untuk mencapai pembelajaran yang maksimal penulis menggabungkan model belajar SCL Grooving dengan implementasi teknologi informasi yang interaktif sebagai bagian strategi dalam mendorong siswa untuk senang belajar sehingga hasil belajar dapat maksimal:

  1. Menyiapkan media interaktif yang digunakan berupa video youtube, blog, website, dan platform asesmen.(Disesuaikan sesuai kebutuhan)
  2. Pembelajaran diawali Doa kemudian guru memberikan apersepsi di awal pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran, model yang digunakan, dan memberikan motivasi.
  3. Guru memberikan orientasi permasalahan yang disajikan melalui video dan dijelaskan kembali oleh guru agar peserta didik paham
  4. Alur 1, Guru memberikan intsruksi belajar secara mengalur, mulai dari memberikan kebebasan siswa dalam menggali informasi materi sesuai kegemarannya selama 30 menit, Alur 2, kemudian siswa diberikan instruksi ringan yang menyinggung materi yang perlu dipahami. Alur 3, dilanjutkan memberikan instruksi sedang tentang materi yang harus diselesaikan oleh kelompok siswa.
  5. Guru menerapkan metode diskusi kelompok pada peserta didik. Peserta didik membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 5 anggota setiap kelompoknya, dalam menetukan kelompok berdasarkan hasil asesmen diagnostik, yang terdiri dari kelompok audio, audio visual dan kinestetik.
  6. Alur 4,  Guru memberikan Lembar Kerja secara online di Wordwall pada setiap kelompok belajar peserta didik, yang berisi permasalahan, dan harus dianalisa dan dicari pemecahan masalahnya (solusi)
  7. Guru memberikan bimbingan pada setiap kelompok untuk mencari refrensi-refrensi di dunia maya menggunakan chrombok guna mencari informasi untuk membantu pemecahan masalah pada lembar kerja.
  8. Setiap kelompok yang telah menyelesaikan tugas melakukan presentasi yang dilanjutkan unjuk kerja kelompok dengan peta virtual.
  9. Setiap kelompok yang telah melakukan presentasi ataupun yang belum presentasi diberikan apresiasi berupa applause dan komentar positif serta tambahan motivasi agar peserta didik semakin baik, semangat dan berani tampil di depan untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya.
  10. Guru meminta beberapa siswa untuk menyimpulkan materi atau hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan.
  11. Guru memberikan asesmen formatif secara online menggunakan wordwall dan liveworksheets (alternatif) untuk mengukur pemahaman peserta didik terkait pembelajaran materi yang telah dilakukan. Dan diakhiri dengan berdoa.


Manfaat Model Belajar Grooving antara lain :

  1. Penggunaan media TI dalam pembelajaran membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar, karena peserta didik dapat mersepon materi dengan serius. 
  2. Penerapan model pembelajaran Grooving (Alur bahagia) dalam pembelajaran membuat peserta didik menjadi tertantang untuk berpikir kritis dan mencari informasi lebih banyak dari berbagai sumber.
  3. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor, antara lain :
  1. Aspek afektif, Peserta didik semula dalam kemandirian mengerjakan tugas dari guru masih kurang baik, kemudian mengalami perubahan tingkah laku menjadi baik/sangat baik. Peserta didik lebih percaya diri untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mempresentasikan dan memberikan tanggapan kelompok lain maupun guru; dan peserta didik juga mengalami kenaikan dalam kegiatan kerjasama, sehingga semua anggota kelompok memiliki peran mengerjakan tugas.
  2. Aspek kognitif, nilai peserta didik mengalami peningkatan tuntas dalam target belajar.
  3. Aspek psikomotor, peserta didik sudah mampu menentukan tujuan belajar dengan materi melalui media teknologi. Penerapan simulasi belum ada pada pembelajaran sebelumnya, karena pada pembelajaran sebelumnya peserta didik hanya dinilai psikomotor dari hasil membuat pertanyaan dari teks bacaan dan menjawab pertanyaan tersebut.


Selamat mencoba...

Video Referensi penggunaan Model Belajar, Klik Disini!! 



Monday, August 12, 2024

Diduga Bocor! PNS dan PPPK Diminta Ganti Password Ekinerja BKN Sekarang Juga!!!

 


JAKARTA - Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengeluarkan imbauan penting bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Indonesia. BKN meminta agar seluruh pengguna segera mengganti password akun aplikasi layanan yang berkaitan dengan BKN. 


Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut atas dugaan kebocoran data aparatur sipil negara (ASN) atau PNS dan PPPK. Bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika, BKN sedang melakukan identifikasi dan investigasi menyeluruh terkait potensi kebocoran data tersebut.


"Investigasi ini bertujuan untuk memastikan keamanan data ASN dan melakukan mitigasi risiko yang diperlukan," ujar Plt. Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum, dan Kerja Sama BKN, Vino Dita Tama, dalam siaran pers yang dirilis Senin, 12 Agustus 2024.


Meskipun adanya dugaan gangguan ini, BKN memastikan bahwa layanan manajemen ASN tetap berfungsi normal dan tidak terganggu. Namun, BKN mengingatkan seluruh pengguna layanan untuk segera memperbarui password dan melakukannya secara berkala demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.


Berdasarkan laporan dari detik.com, sekitar 4,7 juta data ASN diduga bocor dari sistem Satu Data ASN yang dikelola BKN. Informasi ini pertama kali diungkap oleh Falcon Feeds, sebuah platform keamanan siber, melalui akun X atau Twitter mereka.


Dugaan kebocoran ini diperkuat oleh pernyataan Chairman Lembaga Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, yang menyebut bahwa temuan ini berawal dari unggahan peretas anonim dengan nama pengguna TopiAx. Peretas tersebut mengklaim telah mendapatkan data-data penting milik ASN, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, NIP, nomor SK CPNS dan PNS, serta informasi pribadi lainnya.


Data tersebut bahkan ditawarkan di forum jual beli dengan harga USD 10 ribu, setara dengan Rp 159,4 juta, dan peretas telah membagikan sampel data milik 128 ASN dari berbagai instansi di Aceh.


Cara Ganti Password Layanan BKN

Berikut adalah panduan lengkap untuk mereset password akun MyASN:

1. Akses Situs MyASN :

Pertama, buka laman https://myasn.bkn.go.id.


2. Proses Reset Password

Di halaman utama, klik tombol “Lupa Password”. Kemudian, masukkan NIP serta alamat email instansi yang pernah Anda gunakan saat pertama kali mengaktifkan akun MyASN.  Setelah mengisi, klik tombol “Lanjutkan”.


3. Akses Email

Buka tab baru di peramban web Anda dan akses email instansi anda. Masukkan Username dengan NIP Anda dan password yang telah Anda atur sebelumnya.

Setelah masuk, buka inbox email untuk menemukan kode token yang dikirim oleh BKN. Salin kode token tersebut.


4. Konfirmasi Reset Password

Kembali ke halaman MyASN di https://myasn.bkn.go.id. Pada bagian konfirmasi reset password, masukkan password baru yang Anda inginkan di kotak “Password” (password harus minimal 8 karakter, termasuk huruf dan angka).

Kemudian, masukkan kode token yang telah Anda salin di kolom yang tersedia.


5. Selesai


Lokakarya 2 PGP Angkatan 11 Kab. Pandeglang menuju Visi untuk Perubahan Lingkungan Belajar

 


Pandeglang, Calon Guru Penggerak harap-harap cemas bercampur semangat yang menggebu, Sabtu 10 Agustus 2024, pagi yang dingin menyelimuti semangat CGP dan PP dalam memulai Lokakarya 2 PGP Angkatan 11 Kabupaten Pandeglang yang bertempat di SMKN 3 Pandeglang yang dipandu Oleh Pengajar Praktik Agus Prihanto dan Endi Sutrisna. Pada hakikatnya pendidikan adalah fondasi penting dalam pembangunan suatu negara, dan guru memiliki peran kunci dalam membentuk masa depan generasi muda. Untuk memastikan bahwa guru siap untuk menghadapi tantangan-tantangan pendidikan modern, Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 menghadirkan materi yang mengilhami visi perubahan dalam lingkungan belajar. Inilah ikhtisar dari materi penting yang diajarkan selama lokakarya tersebut:



Pendekatan Pendidikan Inovatif

Guru penggerak perlu memahami pentingnya pendekatan inovatif dalam mengajar. Ini mencakup penggunaan teknologi dalam pembelajaran, metode yang melibatkan siswa secara aktif, dan pendekatan berbasis proyek. Materi ini membantu guru mengintegrasikan inovasi dalam pengajaran sehari-hari mereka.

Pembelajaran Berbasis Masalah

Metode pembelajaran berbasis masalah memberikan siswa peluang untuk mengatasi tantangan nyata. Materi ini menggali cara guru dapat merancang dan mendukung pembelajaran berbasis masalah dalam lingkungan belajar mereka. Ini merangsang pemikiran kritis dan pemecahan masalah siswa.

Pendekatan Multikultural dalam Pembelajaran

Indonesia memiliki beragam budaya dan etnis. Materi ini menekankan pentingnya mengakui dan merayakan keragaman ini dalam lingkungan belajar. Guru diajarkan untuk merancang kurikulum yang mencerminkan budaya dan latar belakang siswa, menciptakan lingkungan inklusif, dan mendorong saling pengertian antar-siswa.

Pengembangan Keterampilan Hidup

Selain akademik, guru juga diajarkan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan hidup yang penting. Ini termasuk keterampilan seperti kepemimpinan, keterampilan komunikasi, dan kerja sama. Materi ini memberikan panduan untuk mengintegrasikan pengembangan keterampilan hidup dalam pembelajaran.

Evaluasi yang Holistik

Penting untuk mengukur kemajuan siswa dengan cara yang holistik. Guru penggerak diajarkan tentang beragam metode evaluasi yang mencakup penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian formatif. Ini membantu mereka memahami kualitas pendidikan lebih dari sekadar tes.

Pengelolaan Kelas yang Efektif

Pengelolaan kelas yang efektif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Materi ini membahas strategi pengelolaan kelas yang dapat membantu guru menjaga disiplin, mempromosikan partisipasi siswa, dan menciptakan suasana yang positif.

Visi untuk Perubahan Lingkungan Belajar

Yang paling penting, materi ini mendorong guru untuk mengembangkan visi perubahan dalam lingkungan belajar mereka. Guru diajak untuk merancang rencana aksi yang konkrit untuk mewujudkan visi ini dan menjadi agen perubahan dalam pendidikan.



Materi dalam Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 menekankan pentingnya inovasi, produk yang dihasilkan CGP anatara lain rencana penerapan budaya positif di sekolah, praktik penyusunan keyakinan kelas dan catatan observasi praktik segitiga restitusi,  penghargaan terhadap keragaman, pengembangan keterampilan hidup, dan pengelolaan kelas yang efektif dalam pendidikan. Namun, yang paling penting adalah visi perubahan lingkungan belajar. Dengan visi ini, guru penggerak siap untuk menciptakan perubahan positif dalam sistem pendidikan Indonesia, membantu siswa meraih potensi maksimal mereka, dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang menuju generasi emas 2045.

(SW)

Tuesday, August 6, 2024

Tingkatkan Kualitas Satuan Pendidikan, SDN Gombong 3 Gelar IHT Bedah Rapor Pendidikan dan Tindak Lanjut


Pandeglang, Senin 5 Agustus 2024, SDN Gombong 3 menyelenggarakan “IHT Tindak Lanjut Hasil Rapor Pendidikan sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Satuan Pendidikan”. Acara ini diinisiasi untuk menyamakan persepsi guru terhadap hasil rapor pendidikan, membedah permasalahan, evaluasi serta merefleksi rapor pendidikan. Ibu Husnul Khotimah, S.Pd. selaku Kepala Sekolah menganggap penting terkait bedah rapor pendidikan dan tindak lanjutnya sebagai upaya meningkatkan ketercapaian rapor pendidikan SDN Gombong 3 untuk tahun mendatang.


Acara dimulai pukul 08.30 dengan doa dan sambutan. Ibu Kepala Sekolah dalam sambutannya menyampaikan kegiatan IHT ini diharapkan terjadi peningkatan kualitas SDM guru yang ada di sekolah kita, karena perubahan – perubahan yang terjadi pada bangsa ini dimulai dari ruang ruang kelas. Selain prestasi akademik anak anak juga harus dibekali dengan penguatan dibidang non akademik. Peningkatan kualitas prestasi non akademik bisa dilihat dari peningkatan karakter baik yang dimiliki anak anak. Sebagai penutup beliau juga menyampaikan dengan IHT ini kita akan belajar praktik praktik baik yang akan disampaikan oleh Endi Sutrisna selaku guru penggerak dan pengajar praktik Kab. Pandeglang.


Paparan materi disampaikan oleh Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr.  yang menyampaikan bedah rapor pendidikan SDN Gombong 3 yang didasarkan pada hasil rapor pendidikan tahun 2024. Beliau memberikan pelatihan dan penjelasan mengenai akar masalah dan solusi untuk memperbaiki di masa yang akan datang.

Narasumber setelah membedah rapor pendidikan dilanjutkan dengan materi Literasi dan numerasi,  beliau memaparkan tindak lanjut rapor pendidikan tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah, tetapi setiap guru juga harus bisa membaca dan menindaklanjuti hasil rapor pendidikan. Pada rangking literasi berdasarkan nilai PISA, Indonesia berada di ranking yang memprihatinkan. Kembali pada satuan pendidikan di SDN Gombong 3, jika melihat hasil rapor pendidikan literasi mengalami peningkatan yang cukup baik. Iklim literasi yang baik ini terwujud karena adanya beberapa program baik dari sekolah diantaranya program pojok literasi dan program pengembangan bimbingan guru di perpustakaan. Beliau menyampaikan bahwasannya literasi memiliki cakupan yang luas karena sejatinya literasi merupakan serangkaian kompetensi untuk berfikir tentang teks dan menghubungkan teks dengan diri, teks lain dan dunia yang lebih luas. Guru sangat perlu memiliki kemampuan literasi. Guru harus menguatkan kecakapan literasi melalui proses pembelajaran dan asesmen dengan komposisi literasi yang baik.


Komponen literasi antara lain :

  1. Konten = Teks informasi dan Teks Fiksi
  2. Proses Kognitif = menemukan informasi, interpretasi, evaluasi dan refleksi
  3. Konteks = personal, sosial budaya dan saintifik

Sebagai contoh mapel Bahasa Indonesia masuk ke komponen konten yaitu teks, komponen proses yang berbeda beda dan komponen konteks masuk di sosial budaya.

Kegiatan IHT diakhiri dengan icebreaking jika aku maka aku ...kemudian di tutup dengan doa dan dilanjutkan sesi foro bersama antara narasumber dan peserta.

*SW

E-learning