|
Ujian Nasional |
INDSMEDIA.COM - Ujian Nasional (UN) kembali dibahas seiring dengan rencana Menteri Pendidikan untuk mengkaji lagi kebijakan pendidikan, termasuk kemungkinan pemberlakuan kembali UN. Hal ini dipicu oleh video siswa yang menunjukkan kurangnya kemampuan dasar, yang memperkuat kebutuhan untuk memastikan standar pendidikan yang sama di seluruh Indonesia. UN bertujuan untuk memberikan penilaian objektif terhadap kualitas pendidikan dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Namun, UN sering menjadi sumber tekanan bagi siswa dan guru, mendorong praktik belajar yang tidak sehat, yang menjadi salah satu alasan penghapusannya pada tahun 2021.
Jika UN kembali diberlakukan, penting bagi pembuat kebijakan, profesional pengujian, dan pengguna hasil UN untuk bekerja sama mengurangi dampak negatifnya. Meski UN memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, ada risiko signifikan jika tidak diterapkan dengan hati-hati. Berdasarkan rekomendasi dari buku tentang ujian yang baik, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko negatif penggunaan hasil UN.
Berikut 4 rekomendasi,
Pertama, hasil UN tidak boleh menjadi satu-satunya dasar keputusan penting yang mempengaruhi masa depan siswa. Informasi lain, seperti nilai rapor dan penilaian sikap, juga harus dipertimbangkan. Validasi hasil UN penting untuk memastikan akurasi dan keseimbangan, termasuk pengecekan bahwa hasil ujian mencerminkan kemampuan siswa.
Kedua, hasil UN harus digunakan secara adil dan sesuai dengan tujuannya. Ketika hasil UN digunakan untuk keputusan penting seperti kelulusan, siswa seharusnya diberikan beberapa kesempatan untuk lulus, misalnya melalui remedial. Proses ini harus fokus pada perbaikan pengetahuan dan keterampilan, bukan semata-mata meningkatkan nilai. Pelaporan skor juga harus akurat untuk mendukung pengambilan keputusan.
Ketiga, materi ujian harus sesuai dengan kurikulum. Soal yang digunakan dalam UN tidak boleh hanya mencakup bagian yang mudah, dan harus ada variasi soal untuk menghindari fokus yang sempit. Sekolah, guru, dan siswa harus memiliki akses pada materi dan pelatihan yang relevan.
Keempat, pelaksanaan UN harus inklusif dan memperhatikan keragaman kemampuan bahasa siswa. Hasil ujian bisa tidak mencerminkan kemampuan siswa jika mereka tidak menguasai bahasa ujian. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mendeteksi bias bahasa dalam soal, memungkinkan semua siswa menunjukkan kemampuan mereka secara adil.
Rekomendasi di atas perlu dipertimbangkan untuk memastikan bahwa UN dapat mendorong perbaikan pendidikan tanpa memberikan tekanan yang berlebihan pada siswa. Hal ini penting agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan seimbang dan adil.
*sw
No comments:
Write komentarSilahkan isi komentar Anda disini