“HATI SEBUAH BUKU” PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN LITERASI SISWA
MELALUI RESUME BUKU
Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr.
SDN Citeureup 3 Kabupaten Pandeglang
Provinsi Banten
Lembaga sekolah merupakan lingkungan ideal untuk melakukan
pembelajaran, karena pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap individu maupun
bangsa karena pendidikan salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Sebuah
negara yang memiliki pendidikan yang berkualitas akan memiliki sumber daya
manusia yang handal dan mampu bersaing di era global saat ini. Dalam
mewujudkan pendidikan yang berkualitas, diperlukan upaya yang komprehensif dan
terintegrasi, salah satunya dengan menerapkan budaya literasi.
Literasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
setiap individu, terdapat enam jenis literasi yang harus dikuasai oleh
anak, yaitu literasi membaca dan menulis, literasi numerasi, literasi sains,
literasi finansial, literasi digital, serta literasi budaya dan
kewargaan. Setiap jenis literasi ini memiliki peran penting dalam
kehidupan dan perkembangan seseorang.
Penerapan literasi menjadi hal yang penting, karena
literasi dasar merupakan kemampuan yang harus dimiliki sebelum mempelajari
materi yang lebih luas lagi. Melalui penguasaan literasi, siswa akan mampu
memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah dan mampu mengaplikasikan
dalam aktifitas kehidupannya.
Perkembangan
dunia tekonologi informasi dan komunikasi diera globalisasi ini begitu pesat,
bagaikan pisau bermata dua yang memiliki dampak positif dan negatif. Bila kita
tinjau dari dampak negatif yang ditimbukan, perkembangan yang membawa sejuta
perubahan juga membuat khawatir kita sebagai bangsa Indonesia. Kekhawatiran itu
antara lain adalah pengaruh globalisasi terhadap minat baca di Indonesia.
Hal yang
paling mendasar saat ini adalah kurangnya minat dan perhatian peserta didik
terhadap budaya membaca. Realita yang terjadi hal ini tidak bisa di mungkiri di
sekolah adalah ketika jam istirahat, perpustakaan sekolah lebih sepi
dibandingkan halaman sekolah, pengunjung perpustakaan bisa dihitung dengan jari,
buku bacaan hanya menarik yang ada gambarnya saja.
Selain itu,
berdasarkan sebuah studi Most
Littered Nation In The World yang
dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016, Indonesia
berada diperingkat ke 60 dari 61 negara dalam hal minat membaca. Gambaran data
tersebut merupakan hal yang menyedihkan dan bisa menjadi cermin terhadap minat
membaca di Indonesia yang amat rendah
Generasi
saat ini memiliki alasan mengapa buku bukan menjadi satu-satunya bahan bacaan.
Remaja berasumsi bahwa ilmu pengetahuan bisa didapat dan diakses dengan mudah
lewat gawai mereka. Asumsi tersebut tidak sepenuhnya bisa disalahkan. memang,
zaman digital ini membuat aktivitas yang kita lakukan tidak bisa terlepas dari
gawai. Namun, disayangkan jika sebagian dari pengguna gawai di Indonesia belum
mampu memanfaatkannya secara bijak sehingga banyak orang yang sibuk dengan
media sosialnya dan terbuai dengan berbagai macam aktivitas di dunia maya
sehingga merenggut mereka dari waktu terbaik yang seharusnya mampu dioptimalkan
untuk membaca.
Hal utama dalam literasi dalam dunia
pendidikan adalah literasi membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan
menulis adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap anak. Keterampilan
ini membantu kita untuk memahami, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
tepat. Dalam proses pendidikan, kemampuan membaca dan menulis menjadi hal
yang penting dalam proses pembelajaran, siswa yang memiliki kemampuan
membaca dan menulis yang baik akan mampu memahami materi yang diajarkan dengan
lebih mudah dan mampu mengungkapkan pemikirannya secara efektif dan berdaya
guna untuk memahami jenjang pembelajaran berikutnya. Maka dalam rangka pengembangan
kemampuan literasi siswa di sekolah saya, maka digagaslah program lietrasi
dengan anama “ Hati Sebuah Buku ” (Pengembangan Kemampuan Literasi Siswa
Melalui Resume Buku).
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan hasil Rapor Pendidikan
Tahun 2022, sekolah kami masih rendah pada bagian literasi dan numerasi. Rapor tersebut
kami tindak lanjut dengan menganalisis indikator-indikator dan mencari akar
permasalahannya hingga akhirnya berujung pada rendahnya minat baca atau dalam
artian kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah kami, sekolah kami
belum oftimal dalam memberikan perhatian terhadap literasi, literasi masih
belum optimal dan efektif. banyaknya guru yang belum mau beradaptasi dan
memprioritaskan literasi sebagai bagian dari program pembelajaran mereka. Hal
ini menyebabkan rendahnya hasil Rapor Pendidikan sekolah kami pada bagian
literasi dan numerasi.
Literasi merupakan hal yang sangat
penting dalam pengantar suatu pembelajaran melalui literasi maka siswa dapat
menerima pelajaran yang menjadi tujuan
dari kurikulum merdeka itu sendiri, maka hal ini menjadi motivasi kami
untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka saya selaku guru di SDN Citeureup 3
beserta rekan sejawat dan kepala sekolah membuat satu kebijakan yang disepakati
bersama warga SDN Citeureup 3 yaitu untuk mengembangkan budaya literasi dan numerasi
melalui Program “The Heart Of A Book” (Pengembangan
Kemampuan Literasi Siswa Melalui Resume Buku).
C. PEMBAHASAN
KURIKULUM MERDEKA ALTERNATIF MEMENUHI KEBUTUHAN
PENDIDKAN
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19. Selanjutnya Klik