1.1
Latar Belakang Masalah
Sebuah lembaga usaha terutama
perusahaan yang dikenal dengan merk tertentu dalam melaksanakan kegiatan
usahanya tidak bisa terlepas dari pembentukan citra di masyarakat konsumen
sebagai sasaran usaha perusahaan yang bersangkutan. Citra sebuah perusahaan
tentu tidak terlepas dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal
perusahaan yang berpotensi memperkuat atau melemahkan upaya-upaya kearah
pembentukan citra perusahaan tersebut di masyarakat luas.
Kondisi dunia usaha di Indonesia
akhir-akhir ini memiliki berbagai persoalan yang berpengaruh pada jalannya
perusahaan. Mulai dari kondisi ekonomi secara makro yang menyangkut masalah
keuangan bagi perusahaan, terjadinya unjuk rasa buruh yang berkaitan dengan
masalah kesejahteraan akibat kenaikan harga-harga, sampai pada persoalan
penanganan limbah industri yang berpotensi menimbulkan cemaran terhadap
lingkungan. Tidak sedikit perusahaan yang terancam gulung tikar karena
persoalan-persoalan ini. Ketika seluruh persoalan ini tidak bisa ditangani
secara tepat maka akan timbul gangguan terhadap kelancaran jalannya perusahaan.
Terganggunya kegiatan usaha baik secara fisik maupun ekonomi menimbulkan krisis
multi dimensi yang dapat menjadi ancaman terhadap citra perusahaan yang sudah
terbentuk maupun yang sedang dikembangkan.
Perusahaan-perusahaan dengan
manajemen yang tertata dan terencana umumnya memiliki kesiapan guna
mengantisipasi timbulnya ancaman yang diakibatkan oleh krisis. Meskipun krisis
yang melanda setiap perusahaan berlainan bentuk dan waktu namun diyakini dapat
bermuara menjadi suatu ancaman yang sangat serius terhadap kelangsungan usaha
perusahaan. Ancaman ini bersifat sama bagi seluruh perusahaan yang dilanda
krisis, yaitu terbentuknya citra buruk terhadap perusahaan dikalangan
masyarakat. Citra ini terbentuk dari berbagai persepsi publik (public persepsion) sebagai akibat tidak
jelasnya informasi tentang sebuah perusahaan yang diterima oleh masyarakat.
Oleh karena itu untuk menjembatani kesenjangan informasi antara perusahaan
dengan masyarakat, maka dalam sebuah perusahaan terdapat suatu bagian yang
menangani masalah ini yang disebut Humas atau Hubungan Masyarakat (Public
Relation). Bagian humas ini secara berkesinambungan bekerja sebagai Information Traffic Control yang memberi
masukan informasi tentang keadaan masyarakat kepada perusahaan dan sebaliknya
dari perusahaan kepada masyarakat. Seluruh kegiatan humas disusun dan
direncanakan sedemikian rupa dan lebih kepada upaya-upaya proaktif antisipatif.
Dengan kata lain humas yang efektif dan efisien tidak hanya bekerja jika timbul
masalah melainkan lebih kepada mencegah timbulnya masalah akibat kesenjangan
informasi dua arah yang dapat menimbulkan ancaman terhadap citra perusahaan
dalam berbagai aspek kegiatan usaha.
Oleh karena cakupan kegiatan humas
sangat luas dan menyangkut kepentingan organisasi perusahaan secara menyeluruh
maka sudah selayaknya humas berada langsung dibawah komando pimpinan puncak.
Tugas humas tidak hanya menjalin komunikasi dengan distributor atau konsumen
saja melainkan dengan seluruh komponen masyarakat.
Menurut Frank Jeffkins dalam (Ridwan,
2005:1), Humas adalah suatu kegiatan yang merangkum keseluruhan komunikasi
yang terencana, baik itu keluar maupun kedalam, antara suatu organisasi dengan
seluruh khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik yang
berlandaskan saling pengertian.
Download selangkapnya, klik disini.
Download selangkapnya, klik disini.