LAPORA
1. Pengertian
a. Pengertian
Brokhitis
Bronkhitis adalah peradangan pada
saluran pernafasan besaryang meliputi trakhea,bronkhus ukuran besar dan sedang
(Endy Paryanyo P).
Bronkhitis adalah suatu
peradangan infeksi dari bronkhioli,bronkhus dan trakhea olh berbagai
sebab.(Kapita Selekta Kedokteran,Edisi ke 2,1982:206)
Bronkhitis Akut adalah peradangan
atau infeksi pada bronkhus yang terjadi secara akut.
Bronkhitis kronik adalah
peradangan atau infeksi pada bronkhus yang terjadi secara berulang-ulang dengan
serangn batuk dan produksi sputum kurang lebih 100 cc/hari.Serangn ini tidak
kurang dari 3 bulan dalam setahun dan berlangsung 2 tahun berturut-turut.
.
2. Anatomi Fisiologi dan Partograf
a. Anatomi dan Fiasiologi
Peran sistem pernafasan adalah untuk mengelola pertuykaran
oksigen dan karbon dioksida antara udara dan darah.
Paru-paru terletak pada rongga dada dengan dasarnya menghadap
ke tengah rongga dada. Pada bagian tengah terdapat hilus dan mediastinum depan
terdapat jantung. Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura dibagi menjadi dua
bagian yaitu viserale dan parietale. Paru-paru merupakan organ yang elatis
berbentuk kerucut yang terdiri dari gelombang gas/alveoli. Gelembung alveoli
terdiri dari sel-sel epitel dan ondotel. Pada lapisan ini terjadi pertukaran O2
masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah dan jaringan.
Setiap paru-paru mempunyai apeks
dan basis. Pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe masuk ke hilus dan
menmbentuk akar paru-paru. Paru-paru kanan lebih besar dari pasa paru-paru
kiri. Paru kanan dibagi menjadi tiga lobus oleh fisura interkostalis dan paru
kiri dibagi menjadi dua lobus. Lobus tersebut dibagi menjadi beberapa segmen
sesuai dengan segmen bronkhusnya. Paru kanan terdiri dari sepuluh segmen dan
paru kiri terdiri dari sembilan segmen (Sylvia A. Price, 1998 : 647).
Ada tiga proses dalam respirasi
yaitu ventilasi, perfusi dan difusi. Ventilasi yyaitu keluar masuknya udara
melalui trakheo brankheal sehingga oksigen sampai ke alveoli dan karbon
dioksida dibuang, perfusi adalah O2 dan CO2 yang keluar
masuk aliran darah dalam kapiler paru/jaringan. Difusi adalah pertukaran O2
dan CO2 antara alveolus dan kapiler paru. Medula obllongata mengatur
tekanan CO2, tekanan O2 dan keasaman daerah arteriol,
sedangkan pons bertanggung jawab dalam memelihara ritme pernafasan (Sylvia
A.Price, 1998 : 647)
c.
Partograf
3. Etiologi Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberkulosis
yang berbentuk lkuman batang tahan asam yang biasanya ditularkan melalui
inhalsi percika ludah (dropet) orang ke orang, mengkolonisasi
bronkhiolus/alveolus (Elizabeth J. Corwin, 2000 : 414)
c. Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
fisik digunakan untuk untuk memperoleh data objektif yang dilakukan dengan cara
inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi secara menyeluruh atau Head To Toe
dengan melakukan pendekatan pengkajian sistem tubuh. Tetapi difokuskan pada
sistem pernafasan. Tanda-tanda yang dapat ditemukan : peningkatan frekeunsi
pernafasan, tanda-tanda redup, ronkhi basah, bronkhial, ada penarikan otot-otot
pernafasan, sekret disalurkan pernafasan, suara krekles karena danya kavitas
yang berlangsung pada bronkhus. (Arief manjoer, 1999 : 472)
d. Data Bilogis
1) Pola nutrisi dan cairan yang ditandai dengan kehilangan nafsu
makan, anoreksia, berat badan menurun, turgor kulit buruk. (Marilyn
Doenges, 1999 : 240)
2) Pola Eliminasi
3) Pola istirahat
dan tidur, adanya kesulitan tidur malam hari karena demam, menggigil atau
berkeringat (Marilyn Doenges, 1999 : 240)
d) Pola Personal
Hygiene
e) Pola aktivitas sehari-hari yang ditandai dengan keletihan dan
kelemahan otot (Marilyn Doenges, 1999 : 240)
e. Data
Psikologis
Apakah ada faktor stress lama, perasaan
tidak berdaya, takut, cemas mudah terangsang ? (Marilyn Doenges, 1999 :
240)
f. Data Sosial
Apakah ada perasaan terisolasi karena
penyakit menular ? (Marilyn Doenges, 1999 : 240)
g. Data
Spiritual
Data
spitirual meliputi bagaimana keyakinan klien tentang penyakitnya ? bagaimana
hubungan klien dengan Tuhannya ? (Nasrul Effendy, 1995)
h. Pemeriksaan
Diagnostik
Menurut
Elizabeth J. Corwin, 2000 : 416, pemeriksaan diagnostik yang dilakukan yaitu :
1) Uji kulit
positif tuberkulosis memperlihatkan imunitas seluler dan membuktikan bahwa
saluran nafas bawah pernah terpajan basil
2) Biarkan sputum
dari pasien dengan infeksi aktif akan mmperhatikan basil
3) Pemeriksaan
sinar X akan memperhatikan pembentukan tuberkel lama dan baru
4) Pemeriksaan
laboratorium darah adanya peningkatan lekosit dan laju endap darah dari nilai
normal
Menurut
Marilyn E. Doenges, 1999 : 241-242, pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada
penderita tuberkulosis yaitu :
1) Kultur sputumn
positif untuk tuberkulosis aktif
2) Ziehl neelsen
positif untuk basil asam cepat
3) Tes tuberkulin
reaksi positif menunjukkan penyakit aktif
4) Foto thorax
dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas
5) Pemeriksaan
analisa gas darah dapat normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan paru
Menurut
Arief manjoer, 1999 : 472, yaitu foto thorax lateral, gambaran foto yang
menunjang diagnosis :
1) Bayangan lesi
terletak pada lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah
2) Bayangan berawan
atau bercak
3) Adanya kavitas
tunggal atau ganda
4) Bayangan menetap
pada foto ulang beberapa minggu
5) Pada awal penyakit
berupa bercak-bercak seperti awan dengan batas yang tidak tegas, pada yang
lebih lanjut becak-bercak speerti awan menjadi lebih tegas.
i. Terapi
Menurut Arief Manhoer, 1996 : 474-476, bahwa obat
yang diberikan pada penderita tuberkulosisi adalah isoniazid, rifamfisin,
ethambutjol, pyrazinamid, streptomisin, amino glikosida, golongan tiamid,
sikloserin, asam para amino salisilat.
B. Konsep Dasar Proses Keperawatan
Dasar keperawatan adalah suatu metoda yang sistematis untuk
mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan dan membuat rencana
keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah itu melalui penerapan lima tahap proses
keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi (Carol V Allen, 1998 : 21)
1.
Pengakajian
Pengakjian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkjan datra dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2001 : 17)
a.
Pengumpulan Data
Pengumpulan
data adalah mengumpulkan informasi yang sistematis tentang klien termasuk
kekuatan dan kelemahan klien, datadiperoleh dari klien, keluarga, orang
terdekat, masyarakat dan rekam medik.
b.
Analisa Data
Analisa
data adalah kemampuan mengakaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan
konsep terori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien (Nasrul Effendi, 1995 : 24).
Masalah
ditemukan pada klien tuberkulosisi yaitu aktivitas dan istirahat, nutrisi dan
cairan, integritas ego, pernafasan dan penyuluhan (Marilyn E. Doenges, 1998 :
240)
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
kepearwatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan/resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status kesehtan, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah (Nursalam, 2001 : 41)
Diagnosa
yang muncul pada pasien Tuberkulosisi paru yaitu :
a.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan pada alveolus
b.
Ketidakefektifan pola pernafsan yang berhubungan dengan sekresi mukopurulen
dan kurangnya upaya batuk
c.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
meningkatnya metabolisme dan penurunan nafsu makan
d.
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
e.
Resiko tinggi penyebaran infeksi sekunder berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kondisi, cara perawatan dan pencegahan (Marilyn E. Doenges,
1998 : 242-244)
3.
Perencanaan
Rencana
asuhan keperawatan adalah pengkajian
yang sistematis, identifikasi masalah, penentuan tujuan, pelaksanaan dan cara
atau strategi
a.
Diagnosa I pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan pada alveolus
Intervensi :
·
Kaji dan pantau frekuensi
serta kualitas pernafasan
·
Kaji warna kulit, penggunaan otot aksesoris pernafasan
·
Auskultasi bunyi nafas, catat peningkatan atau penurunan ronkhi, krekles
·
Baringkan posisi semi fowler untuk mengoptimalkan fungsi paru
·
Pantau pemeriksaan gas darah, laporkan tanda kemajuan hipoksemia
·
Berikan terapi oksigen
sesuai indikasi
·
Pantau hasil pemeriksaan
rongga dada
·
Bantu dan ajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektif
·
Berikan vaso dilator sesuai
indikasi
Kriteria hasil :
·
Pasien mempertahankan pertukaran gas yang adekuat
·
Gas darah dalam batas yang
dapat diterima
·
Bunyi paru menunjukkan peningkatan (Tucker et al, 1998 : 256)
b.
Diagnosa II ketidak efektifan pola pernafasan yang berhubungan dengan
sekresi mukopurulen dan kurangnya upaya batuk
Intervensi :
·
Kaji kulaitas dan ke dalamn
pernafsan, ada penggunaan otot pernafasan, catat setiap perubahan pernafasan
·
Kaji kualitas sputum :
warna, bau, konsistensi
·
Auksultasi bunyi nafas tiap
4 jam
·
Atur posisi klien semi
fowler
·
Bantu dan ajarkan klien
berbalik posisi, batuk efektif dan nafas dalam setiap 2 jam samapai 4 jam
sekali
·
Instruksikan pasien untuk menekan dada agar batuk menjadi lebih produktif
dan efektif
·
Observasi tanda-tanda vital
setiap 4 jam
·
Berikan oabat-obatan sesuai
indikasi
·
Berikan dorongan untuk
banyak minum
Kriteria hasil :
·
Pasien mempertahankan pola pernafsaan yang efektif
·
Frekeunsi, irama dan kedalam pernafsan seimbang
·
Dispneu berkurang (Tucker et al, 1998 : 258)
c.
Diagnosa III nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
keletihan, anoreksia dan dispneu
Intervensi :
·
Dapatkan berat badan saat masuk dan pantau setiap hari
·
Kaji status nutrisi
·
Pantau intake dan output
makanan
·
Pertahankan diit tinggi kalori protein dengan makan sedkit-sedikit tapi
sering
·
Atur posisi semi fowler saat makan untuk mengurangi sipneu
·
Dorong makan dalam porsi kecil tapi sering
·
Berikan pearwatan mulut sebelum dan sesudah makan
·
Pantau adanya anoreksia, mual dan muntah
Kriteria hasil :
·
Pasien akan mempertahankan status nutrisi yang adekuat
·
Berat badan tetap stabil dalam batasan normal (Tucker et al, 1998 : 258)
d.
Disgnosa IV kurangnya pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi
Intervensi :
·
Kaji tingkat pengetahuan
mengenai proses penyakit, kecemasan dan salah persepsi
·
Jelaskan sifat penyakit,
cara perawatan, tujuan pearwatan dan tujuan pengobatan serta prosedur
pengobatan
Kriteria hasil :
·
Klien memperlihatkan peningkatan
tingkat pengetahuan mengani perawatan diri
·
Mengetahui penatalaksanaan
perawatan diri (Tucker et al, 1998 : 258)
e.
Diagnosa V resiko tinggi penyebaran
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi, cara perawatan dan
cara pencegahan infeksi sekunder
Intervensi :
·
Diskusikan tentang
pentingnya mempertahankan isolasi pernafasan, hindari kontak langsung dengan
sputum sampi tingkat pengobatan selesai
·
Ajarkan pasien agar tidak
batuk atau bersin ditutup, memalingkan kepala saat bersin dan batuk, membuang
tisu dengan tepat, membuang dahak di tempat yang tertutup, menggunakan masker
bila tidak mampu melakukan instruksi
·
Jelaskan pentingnya pearwatan
rawat jalan
·
Jelasakan apabila timbul
kembali
·
Jelaskan tentang pentingnya
untuk tidak menghentikan obat-oabtan anti tuberkulosis sampai diinstruksikan
oleh dokter
Kriteria hasil :
·
Pasien mengalami penurunan
resiko untuk menularkan penyakit kepada orang lain
·
Penyebaran infeksi tidak terjadi (Tucker
et al, 1998 : 258)
4.
Implementasi
Implemntasi
adalah inisiatif untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik
dan membantu klien mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2001 : 63)
5.
Evaluasi
Menurut
Nursalam, 2001 evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Menurut
Nasrul Effendi, 1995, Catatan perkembangan adalah pencatatan pasien yang berisi
hasil dari tindakan yang telah dievaluasi dan telah dilaksanakan sesuai
intervensi yang direncanakan. Catatan ini
berisi data dan topik masalah informasi yang dicatat dalam SOAPIER
Keterangan :
S : Subjektif adalah informasi yang didapat dari klien
O : Objektif adalah informasi yang didapat berdasdarkan pengamatan dan
pemeriksaan fisik
A : Assesment adalah analisa mengenai masalah klien
P : Planning adalah rencana tindakan yang disesuaikan dengan masalah
klien
I : Implementasi adalah pelaksanaan yang telah direncanakan
E : Evaluation adalah penilaian dari hasil tindakan yang telah dilakukan
R : Reassesment adalah mengkaji ulang tindakan yang
belum tercapai