Penyakit jamur kulit (Dermatomikosis) adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan
mukosa yang disebabkan infeksi jamur. Dibagi 3 golongan : Infeksi Superfisial,
Infeksi Kutan, Infeksi Subkutan. Contoh infeksi jamur kulit : Pitiriasis
Versikolor, Dermatofitosis, Tinea Kapitis, Tinea Fauosa, Tinea Korporis, Tinea
Imbrikata, Tinea Krusis, Tinea Manuset Pedis dan lain-lain.
A. PENGERTIAN
1. Tinea kruris adalah
penyakit infeksi jamur dermatofita di daerah lipat paha, genetalia dan sekitar
anus yang dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah.
2. Tinea
kruris (eczema marginatum, dhobie itch,
jockey itch, ringworm of the groin) adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah
perineum dan sekitar anus.
3. Tinea
kruris adalah infeksi jamur pada lipat paha, daerah perineum dan sekitar anus,
kelainan ini dapat bersifat akut/menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang
berlangsung seumur hidup. Infeksi ini sering dialami pria dan
disertai rasa gatal yang hebat.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Infeksi jamur di kulit dianggap
sebagai infeksi superfisial dan biasanya digambarkan berdasarkan tempat infeksi
seperti tinea pedis (infeksi dikaki = kutu air), tinea korposis (infeksi
dibadan), tinea barbe (infeksi dijanggut), tinea kapitis (infeksi dikulit
kepala), infeksi jamur dimulut, saluran cerna dan vagina biasanya disebabkan oleh jamur mirip ragi
candida albicans.
1.
Anatomi
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luas dan
membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15%
berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan
cermin kesehatan dan kehidupan.
Kulit juga sangat kompleks, elastis
dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung
pada lokasi tubuh. Warna kulit berbeda-beda dari kulit yang berwarna terang,
pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi serta
warna hitam kecoklatan pada genetalia orang dewasa.
Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan
tebalnya ; kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palipebra, bibir dan
preputium. Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan
dewasa sedangkan kulit yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher
dan badan, dan yang berambut kasar terdapatpada kepala.
Kulit secara garis besar tersusun atas
3 lapisan utama, yaitu :
a.
Lapisan Epidermis
1)
Stratum Korneum
Adalah
lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein.
2)
Stratum Lusidum
Terdapat
langsung di bawah lapisan korneum, yang merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa
inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein.
3)
Stratum Granulosum
Merupakan 2 atau 3 lais sel-sel gepeng dengan sitoplasma
berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya.
4)
Stratum Spinosum
Disebut
pula prickle cell layer terdiri atas beberapa lapis sel-sel yang berbentuk
poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
5)
Stratum Basale
Terdiri
atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada perbatasan
derma-epidermal berbaris seperti pagar.
b.
Lapisan Dermis
Adalah
lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat
dengan elemen-elemen seluler dan folikel rambut. Lapisan ini dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
1)
Pars papilarel, yaitu bagian yang
menonjol ke peidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
2)
Pars retikulare yaitu bagian
dibawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas
serabut-serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin an retikulin.
c.
Lapisan Subkutis
Adalah
kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
didalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar dengan inti terdesak ke
pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.
ADENAKSA KULIT
Adenaksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar, kulit,
rambut dan kuku.
a.
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas :
1)
Kelenjar keringat (Grandula
Suporifera).
Ada 2 macam kelenjar keringat yaitu
kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret yang
encer dan kelenjar apokrin yang lebih besar terletak lebih dalam dan sekretnya
lebih kental.
2)
Kelenjar Parit (Grandula Sebasea)
Terletak
diseluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar ini biasanya terdapat di samping akar rambut dan
muaranya terdapat pada lumen akar rambut.
b.
Kuku, adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku
yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku. Bagian yang terbuka di atas
dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku dan bagian paling
ujungt yaitu bagian kuku yang bebas.
c.
Rambut, terdiri atas bagian yang berada di kulit. Ada 2 macam rambut
yaitu lanugo (rambut halus) biasanya terdapat pada bayi dan rambut terminal
(rambut kasar) yang terdapat pada orang dewasa.
2.
Fisiologi
Kulit dapat mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin
kelangsungan hidup. Kulit pun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang.
Fungsi
kulit
a.
Fungsi proteksi, kulit menjaga
bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis, misalnya tekanan,
gesekan, tarikan, gangguan kimiawi. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya
bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang
yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisik.
b.
Fungsi absorpsi, kulit yang sehat
tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah
menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
c.
Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar
kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam
tubuh berupa amonia, Nacl, urea, asam urat.
d.
Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis
dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh
badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh
badan-badan krause di dermis. Terhadap rabaan oleh badak taktil meissner ravier
di epidermis, sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan vacer vaccini di
epidermis.
e.
Fungsi pengaturan suhu tubuh, kulit melakukan peranan ini dengan cara
mengeluarkan keringat dan mengurutkan pembuluh darah kulit.
f.
Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di
lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf.
g.
Fungsi keratinasi, lapisan epidermis mempunyai 3 jenis sel utama yaitu
keratinosit, sel langerhans, melanosit.
h.
Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan mengubah >
dehidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari. Tetapi kebutuhan akan
vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D
sismetik masik tetap diperkukan.
Gambar
Anatomi Kulit
C. ETIOLOGI
T. Rubrum,
T. Mentagrophytes, atau E. Floccosum
D. PATOFISIOLOGI
v
Infeksi kulit menyebabkan peradangan disertai eritema dan gatal.
v
Ringworm (kurap) dapat memperlihatkan gambaran lesi seperti cincin.
v
Infeksi ragi dapat muncul seperti pustul-pustul yang meradang terasa
sangat gatal dan nyeri. Inpeksi di vagina menimbulkan rabas yang berwarna putih
seperti kesu. Infeksi dimulut menimbulkan ulkus-ulkus putih yang dikelilingi
oleh eritema yang mungkin terasa sangat nyeri.
Cara Penularan penyakit
1.
Kontak Langsung dengan
tanah , kotoran dan Air
2.
Kontak dengan Hewan peliharaan
3.
Menggunakan pakaian yang tidak bersih, yang sudah ada Jamur
4.
Saling meminjamkan Barang
atau pakaian dengan orang lain.
Pencegahan
1. Mandi teratur minimal 2x sehari.
2. Mengganti pakaian, Celana atau kaos kaki
sesering mungkin.
3. Menggunakan pakaian longgar dan terbuat dari
bahan yang menyerap keringat.
4. Tidak bertukar Handuk, pakaian dengan orang
lain.
Perawatan
1.
Bagian yang terkena harus
dijaga tetap kering dan bersih.
2.
Gunakan pakaian halus,
dingin dan longgar
3.
Gunakan salep sesuai Dosis
4.
Di pagi hari bagian tubuh yang terkena diberi Talk untuk
mengurangi gesekan sewaktu sedang berjalan.
E.
TANDA DAN GEJALA
- Adanya gatal
- Terdapat lesi
- Vesikel kecil-kecil
F. MANAJEMEN MEDIK
1. Oral
a. Griseofulvin 500 mg sehari selama 3-4
minggu
b. Ketokonazol
2. Topikal
a. Salep
Whitfield
b. Tolnaftat
c Tolsiklat
d. Haloprogin
e. Siklopiroksolamin
f. Derivat Azol dan Naftifin Hcl
G. DATA FOKUS PENGKAJIAN
1.
Wawancara
Wawancara memberikan data yang perawat
dapatkan dari pasien dan orang terdekat lainnya, melalui percakapan dengan
pasien.
Semua pihak dalam wawancara harus mengetahui bahwa data
yang dikumpulkan digunakan pada perencanaan perawatan pasien.
a)
Identitas
Identitas diperlukan untuk memastikan bahwa benar-benar
yang dimaksud dan tidak keliru dengan pasien lain. Kesalahan identifikasi dapat
berakibat fatal, baik secara medik, etika maupun hukum. Identitas
pasien terdiri atas :
-
Nama
-
Umur
-
Jenis kelamin
-
Agama
-
Pekerjaan
-
Alamat
-
Lain-lain yang berhubungan dengan pasien.
b)
Riwayat kesehatan sekarang
1)
Alasan masuk Rumah Sakit
2)
Keluhan utama saat didata
c)
Riwayat kesehatan masa lalu
d)
Riwayat kesehatan keluarga
2.
Pemeriksaan Fisik
Dalam melaksanakan pengumpulan data tentang informasi pada
pasien, perawat melatih dengan keterampilan dengan cara melakukan pemeriksaan
fisik dengan persistem dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Lama dan kedalaman setiap pengkajian
fisik tergantung pada kondisi pasien sekarang.
Pemeriksaan fisik terdiri dari :
a)
Keadaan umum
b)
Kulit
c)
Kepala
d)
Mata
e)
Telinga
f)
Hidung
g)
Mulut
h)
Dada
i)
Abdomen
j)
Genetalia
k)
Ekstremitas atas dan bawah
3.
Pemeriksaan Diagnostik
Selalu menyiapkan bahan labolarorium sebaiknya persiapankan
pasien, agar pasien tidak merasa kaget apabila diambil bahan untuk pemeriksaan.
Pemeriksaan
Diagnostik
Dalam stadium pra erupsi, penyakit ini sering dirancukan
dengan penyebab nyeri lainnya, misalnya pleuritis infark miokard, kolesistitis,
apendisitis, kolik renal, dan sebagainya. Bila erupsi mulai terlihat, diagnosis
menjadi mudah ditegakkan.
Secara
laboratorik, pemeriksaan sediaan apus secara tzanck membantu menegakkan
disgnosis dengan menemukan sel datia berinyi banyak; demikian pula pemeriksaan
cairan vesikula atau material.
Cara
Pemeriksaan
Diagnosis
berdasarkan :
-
Gejala-gejala klinik
-
Sitologi (64% Tzanck smear +) :
adanya sel raksasa yang multilokuler dan sel akantolitik
-
Kutlur virus (lembaga virologi).
H. ANALISA DATA
Analisa data merupakan kemampuan kognitif dalam
pengembangan daya fikir dan dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman dan pengertian keperawatan.
Analisa data merupakan suatu proses intelektual yang
meliputi kegiatan pengelompokkan data, kemudian menginterprestasikan data
tersebut dan membandingkan dengan standar normal, serta menentukan
masalah/penyimpangan yang merupakan suatu kesimpulan dari masalah yang didapatkan
dengan melakukan analisa data maka ditegakkan suatu diagnosa keperawatan. Cara analisa data :
-
Validasi data
-
Kelompokkan sesuai prioritas kebutuhan
-
Bandingkan dengan standar
-
Buat standar kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang utama :
1. Kurang
pengetahuan tentang proses penyakit dan terapinya.
2. Gangguan
integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan reaksi inflamasi.
3. Gangguan
citra tubuh yang berhubungan dengan perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi diri tentang keidakbersihan.
J. PERENCANAAN
Dx 1 Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan
terapinya
Tujuan
- Bertambah pemahaman tentang psoriasis
dan program terapinya.
Tindakan
keperawatan
- Memberi
tahu pasien dan menegaskan bahwa trauma berulang-ulang pada kulit disamping
lingkungan yang tidak mendukung dapat membuat psoriasis kambuh.
- Peninjauan
kembali dan penjelasan tentang program terapi essensial untuk menjamin
kepatuhan pasien.
Dx.2 Gangguan integritas kulit yang berhubungan
dengan lesi dan reaksi inflamasi.
Tujuan
- Meningkatkan
integritas kulit untuk menghindari cidera kulit
Tindakan
Keperawatan
- Pasien dinasehati agar tidak
mencabuti/menggaruk daerah yang sakit
- Anjurkan/beri cara mencegah kekeringan
kulit
- Tidak membasahi lesi terlampau seringm
gunakan air hangat dan keringkan dengan cara menepukkan memakai handuk
- Menganjurkan pemakaian emolien
Dx.3 Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
perasaan malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang
keidakbersihan.
Tujuan
- Memperbaiki
konsep diri dan citra tubuh
Tindakan
Keperawatan
- Membina hubungan terapeutik antara
profesional pelayanan kesehatan
- Meyakinkan pasien untuk pengobatan
terapi
- Membantu memperbaiki strategi koping
yang membantu mengatasi perubahan pada konsep diri
DAFTRA PUSTAKA
1. Adhi
Djuanda, 1993, Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, Edisi 2, FKUI, Jakarta.
2. Budimulya,
1982, Diagnosis dan Penatalaksanaan Dermatikosis, FKUI, Jakarta.
3. Marwali
Harahap, 2000, Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta.
4. Pedoman
Diagnosis dan terapi LAB atau VPF, 1994, Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin, Jakarta.