Saturday, December 7, 2013

LAPORAN PENDAHULUAN TINEA KRURIS

 





Penyakit jamur kulit (Dermatomikosis) adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur. Dibagi 3 golongan : Infeksi Superfisial, Infeksi Kutan, Infeksi Subkutan. Contoh infeksi jamur kulit : Pitiriasis Versikolor, Dermatofitosis, Tinea Kapitis, Tinea Fauosa, Tinea Korporis, Tinea Imbrikata, Tinea Krusis, Tinea Manuset Pedis dan lain-lain.

A.      PENGERTIAN
1.     Tinea kruris adalah penyakit infeksi jamur dermatofita di daerah lipat paha, genetalia dan sekitar anus yang dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah.
2.     Tinea kruris (eczema marginatum, dhobie itch, jockey itch, ringworm of the groin) adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum dan sekitar anus.
3.     Tinea kruris adalah infeksi jamur pada lipat paha, daerah perineum dan sekitar anus, kelainan ini dapat bersifat akut/menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup. Infeksi ini sering dialami pria dan disertai rasa gatal yang hebat.

B.     ANATOMI DAN FISIOLOGI
Infeksi jamur di kulit dianggap sebagai infeksi superfisial dan biasanya digambarkan berdasarkan tempat infeksi seperti tinea pedis (infeksi dikaki = kutu air), tinea korposis (infeksi dibadan), tinea barbe (infeksi dijanggut), tinea kapitis (infeksi dikulit kepala), infeksi jamur dimulut, saluran cerna dan vagina  biasanya disebabkan oleh jamur mirip ragi candida albicans.
1.           Anatomi
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luas dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan.
Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit berbeda-beda dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi serta warna hitam kecoklatan pada genetalia orang dewasa.
Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya ; kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palipebra, bibir dan preputium. Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa sedangkan kulit yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapatpada kepala.
Kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama, yaitu :
a.       Lapisan Epidermis
1)      Stratum Korneum
Adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein.
2)      Stratum Lusidum
Terdapat langsung di bawah lapisan korneum, yang merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein.
3)      Stratum Granulosum
Merupakan 2 atau 3 lais sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya.
4)      Stratum Spinosum
Disebut pula prickle cell layer terdiri atas beberapa lapis sel-sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
5)       Stratum Basale
Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada perbatasan derma-epidermal berbaris seperti pagar.



b.      Lapisan Dermis
Adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen seluler dan folikel rambut. Lapisan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1)      Pars papilarel, yaitu bagian yang menonjol ke peidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
2)      Pars retikulare yaitu bagian dibawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin an retikulin.
c.       Lapisan Subkutis
Adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.

ADENAKSA KULIT
Adenaksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar, kulit, rambut dan kuku.
a.       Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas :
1)      Kelenjar keringat (Grandula Suporifera).
Ada 2 macam kelenjar keringat yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret yang encer dan kelenjar apokrin yang lebih besar terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental.
2)      Kelenjar Parit (Grandula Sebasea)
Terletak diseluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar ini biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut.
b.      Kuku, adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku. Bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku dan bagian paling ujungt yaitu bagian kuku yang bebas.
c.       Rambut, terdiri atas bagian yang berada di kulit. Ada 2 macam rambut yaitu lanugo (rambut halus) biasanya terdapat pada bayi dan rambut terminal (rambut kasar) yang terdapat pada orang dewasa.

2.      Fisiologi
Kulit dapat mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin kelangsungan hidup. Kulit pun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang.
Fungsi kulit
a.       Fungsi proteksi, kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisik.
b.      Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
c.       Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa amonia, Nacl, urea, asam urat.
d.      Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan krause di dermis. Terhadap rabaan oleh badak taktil meissner ravier di epidermis, sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan vacer vaccini di epidermis.
e.       Fungsi pengaturan suhu tubuh, kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengurutkan pembuluh darah kulit.
f.       Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf.
g.      Fungsi keratinasi, lapisan epidermis mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel langerhans, melanosit.
h.      Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan mengubah > dehidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari. Tetapi kebutuhan akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sismetik masik tetap diperkukan.


Gambar
Anatomi Kulit








 
























C.      ETIOLOGI
          T. Rubrum, T. Mentagrophytes, atau E. Floccosum

D.      PATOFISIOLOGI
v   Infeksi kulit menyebabkan peradangan disertai eritema dan gatal.
v   Ringworm (kurap) dapat memperlihatkan gambaran lesi seperti cincin.
v   Infeksi ragi dapat muncul seperti pustul-pustul yang meradang terasa sangat gatal dan nyeri. Inpeksi di vagina menimbulkan rabas yang berwarna putih seperti kesu. Infeksi dimulut menimbulkan ulkus-ulkus putih yang dikelilingi oleh eritema yang mungkin terasa sangat nyeri.

Cara Penularan penyakit
1.      Kontak Langsung dengan tanah , kotoran dan Air
2.      Kontak dengan Hewan peliharaan
3.      Menggunakan pakaian yang tidak bersih, yang sudah ada Jamur
4.      Saling meminjamkan Barang atau pakaian dengan orang lain.

Pencegahan
1.  Mandi teratur minimal 2x sehari.
2.   Mengganti pakaian, Celana atau kaos kaki sesering mungkin.
3.   Menggunakan pakaian longgar dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat.   
4.   Tidak bertukar Handuk, pakaian dengan orang lain.

Perawatan
1.      Bagian yang terkena harus dijaga tetap kering dan bersih.
2.      Gunakan pakaian halus, dingin dan longgar
3.      Gunakan salep sesuai Dosis
4.      Di pagi hari bagian tubuh yang terkena diberi Talk untuk mengurangi gesekan sewaktu sedang berjalan.


E.     TANDA DAN GEJALA
-         Adanya gatal
-         Terdapat lesi
-         Vesikel kecil-kecil

F.     MANAJEMEN MEDIK
1.       Oral
a.        Griseofulvin 500 mg sehari selama 3-4 minggu
b.        Ketokonazol         
2.       Topikal
a.        Salep Whitfield
b.        Tolnaftat
c         Tolsiklat
d.       Haloprogin
e.        Siklopiroksolamin
f.        Derivat Azol dan Naftifin Hcl

G.    DATA FOKUS PENGKAJIAN
1.             Wawancara
      Wawancara memberikan data yang perawat dapatkan dari pasien dan orang terdekat lainnya, melalui percakapan dengan pasien.
Semua pihak dalam wawancara harus mengetahui bahwa data yang dikumpulkan digunakan pada perencanaan perawatan pasien.
a)      Identitas
Identitas diperlukan untuk memastikan bahwa benar-benar yang dimaksud dan tidak keliru dengan pasien lain. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal, baik secara medik, etika maupun hukum. Identitas pasien terdiri atas :
-          Nama
-          Umur
-          Jenis kelamin
-          Agama
-          Pekerjaan
-          Alamat
-          Lain-lain yang berhubungan dengan pasien.
b)      Riwayat kesehatan sekarang
1)      Alasan masuk Rumah Sakit
2)      Keluhan utama saat didata
c)      Riwayat kesehatan masa lalu
d)     Riwayat kesehatan keluarga

2.      Pemeriksaan Fisik
Dalam melaksanakan pengumpulan data tentang informasi pada pasien, perawat melatih dengan keterampilan dengan cara melakukan pemeriksaan fisik dengan persistem dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Lama dan kedalaman setiap pengkajian fisik tergantung pada kondisi pasien sekarang.
Pemeriksaan fisik terdiri dari :
a)      Keadaan umum
b)      Kulit
c)      Kepala
d)     Mata
e)      Telinga
f)       Hidung
g)      Mulut
h)      Dada
i)        Abdomen
j)        Genetalia
k)      Ekstremitas atas dan bawah

3.      Pemeriksaan Diagnostik
Selalu menyiapkan bahan labolarorium sebaiknya persiapankan pasien, agar pasien tidak merasa kaget apabila diambil bahan untuk pemeriksaan.




Pemeriksaan Diagnostik
Dalam stadium pra erupsi, penyakit ini sering dirancukan dengan penyebab nyeri lainnya, misalnya pleuritis infark miokard, kolesistitis, apendisitis, kolik renal, dan sebagainya. Bila erupsi mulai terlihat, diagnosis menjadi mudah ditegakkan.
Secara laboratorik, pemeriksaan sediaan apus secara tzanck membantu menegakkan disgnosis dengan menemukan sel datia berinyi banyak; demikian pula pemeriksaan cairan vesikula atau material.
Cara Pemeriksaan
Diagnosis berdasarkan :
-          Gejala-gejala klinik
-          Sitologi (64% Tzanck smear +) : adanya sel raksasa yang multilokuler dan sel akantolitik
-          Kutlur virus (lembaga virologi).

H.     ANALISA DATA
Analisa data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya fikir dan dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman dan pengertian keperawatan.
Analisa data merupakan suatu proses intelektual yang meliputi kegiatan pengelompokkan data, kemudian menginterprestasikan data tersebut dan membandingkan dengan standar normal, serta menentukan masalah/penyimpangan yang merupakan suatu kesimpulan dari masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data maka ditegakkan suatu diagnosa keperawatan. Cara analisa data :
-                 Validasi data
-                 Kelompokkan sesuai prioritas kebutuhan
-                 Bandingkan dengan standar
-                 Buat standar kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan



I.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang utama :
1.       Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan terapinya.
2.       Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan reaksi inflamasi.
3.       Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perasaan malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang keidakbersihan.

J.       PERENCANAAN
Dx 1  Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan terapinya
Tujuan
-        Bertambah pemahaman tentang psoriasis dan program terapinya.
Tindakan keperawatan
-        Memberi tahu pasien dan menegaskan bahwa trauma berulang-ulang pada kulit disamping lingkungan yang tidak mendukung dapat membuat psoriasis kambuh.
-        Peninjauan kembali dan penjelasan tentang program terapi essensial untuk menjamin kepatuhan pasien.

Dx.2  Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan reaksi inflamasi.
Tujuan
-        Meningkatkan integritas kulit untuk menghindari cidera kulit
Tindakan Keperawatan
-        Pasien dinasehati agar tidak mencabuti/menggaruk daerah yang sakit
-        Anjurkan/beri cara mencegah kekeringan kulit
-        Tidak membasahi lesi terlampau seringm gunakan air hangat dan keringkan dengan cara menepukkan memakai handuk
-        Menganjurkan pemakaian emolien



Dx.3  Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perasaan malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang keidakbersihan.
Tujuan
-        Memperbaiki konsep diri dan citra tubuh
Tindakan Keperawatan
-        Membina hubungan terapeutik antara profesional pelayanan kesehatan
-        Meyakinkan pasien untuk pengobatan terapi
-        Membantu memperbaiki strategi koping yang membantu mengatasi perubahan pada konsep diri




















DAFTRA PUSTAKA


1.       Adhi Djuanda, 1993, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 2, FKUI, Jakarta.

2.       Budimulya, 1982,  Diagnosis dan Penatalaksanaan Dermatikosis, FKUI, Jakarta.

3.       Marwali Harahap, 2000, Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta.

4.       Pedoman Diagnosis dan terapi LAB atau VPF, 1994, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Jakarta.




No comments:
Write komentar

E-learning