A.
PENGERTIAN
Ä
Tiroiditis adalah
peradangan pada kelenjar tiroid yang ditandai dengan pembesaran dan disfungsi
kelenjar tiroid (Dr. H.M. Sjalfoellah Noer, 1996)
Ä
Tiroiditis pada umumnya
ditandai dengan infiltrasi leukosit, fibrosis atau kedua-duanya di dalam
kelenjar (Robbins dan Kumar, 1995)
Ä
Tioriditis adalah
peradangan pada kelenjar tiroid, yang secara lambat mengalami pembesaran pada
kelenjar tiroid. Istilah umum ini digunakan pada kelainan-kelainan yang
ditandai jelas dengan infiltrasi leukosit, fibrosis, atau kedua-duanya dalam
kelenjar tiroid. Tiroiditis dibagi menjadi beberapa jenis yaitu akut, sub akut,
dan menahun :limfositik (hashimoto), nonspesifik, fibrous-invasive (riedel).
Pada penyakit tiroiditis ini banyak menyerang wanita yang berumur antara 32-50
tahun. Inflamasi tiroiditis terjadi 2-4 minggu sudah infeksi traktus
respiratorius bagian atas.
B. ANATOMI,
FISIOLOGI DAN GAMBARAN ANATOMI
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan,
tepat dibawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trachea. Pada orang dewasa beratnya ± 18 gram. Kelenjar ini yerdiri atas dua
lobus kiri dan kanan yang dipisahkan
oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan ± 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm.
Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang dimasing-masing lobuli terdapat folikel
dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid
dimana hormon-hormon disintesa.
Kelenjar
tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea
superior merupakan percabangan dari arteri karotis eksternal dan arteri
tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.
Lobus kanan
kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar daripada lobus kiri. Dipersarafi oleh
adrenergik dan kolinergik. Saraf andrenergik berasal dari ganglia servikalis
dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar
tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4, dan sedikit Tirokalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan tirokalsitonin dihasilkan
oleh parafolikuler. Bahan
dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan
dan minuman. Yodium yang di konsumsi akan diubah menjadi ion yodium yang masuk
secara aktif kedalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai energi . proses
ini disebut pompa iodida yang didapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion
sianat.
Sel folikel
membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi monoiodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT).
Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk
Tri iodotironin atau T3 dan DIT denagn DIT akan membentuk tetra iodotironin
atau tiroksin (T4). Proses pengggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat
dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon
T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam membentuk PBI (protein binding
iodine). Fungsi hormon-hormon tiroid adalah :
1. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3
dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan konsumsi
oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis.
Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan
cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih
singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat
diubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar .
2. Memegang peranan penting dalam
pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
3. Mempertahankan sekresi GH dan
gonadotropin
4. Efek kronotropik dan inotropik terhadap
jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung
5. Merangsang pembentukan sel darah merah
6. Mempengaruhi kekuatan dan ritme
pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme
C. ETIOLOGI
1.
Defesiensi Iodin
2.
Goitrogenik dalam makanan
3.
Tiroiditis hasyimoto
4.
Tiroiditis subakut
5.
Sintetis hormon tidak adekuat akibat cacat bawaan pada enzim-enzim tiroid yang
dibutuhkan untuk Giosintesis T4 dan T3
6.
Defesiensi bawaan pada reseptor T4 pada
membran sel
7.
Neoplasma, jinak atau ganas
D. PATOFISIOLOGI
Bahan dasar pembentukan hormon-hormon tiroid
adalah jodium yang diperoleh dari makanan dan minuman yang mengandung jodium.
Ion lodidum (Iodida) darah masuk ke dalam kelenjar tiroid secara transfor aktif
dengan ATP sebagai sumber energi, selanjutnya sel-sel folikel kelenjar tiroid
akan mensisntetis Trogobulis (sejenis glikoprotein) dan selanjutnya mengalami
lodinisasi sehingga akan terbentuk di lodotiroin (Dit) dan mono lodotiroin
(MIT), proses ini memerlukan enzim peroksida sebagai katalisastor, proses akhir
adalah berupa reaksi penggabungan yaitu :
·
Penggabungan dua meolekul akan membentuk tiroid
(T4)
·
Penggabungan molekul DIT dengan MIT membentuk
tiroxin (T4)
Selanjutnya T3 dan T4 masuk ke dalam plasma dan
berikut dengan PBI (Protein bending lodin), reaksi penggabungan ini dirangsang
oleh hormon TSH dihambat oleh Tirosil, Tiorea, Sulfanamid sekresi hormon tiroid
:
1.
Pemasukan lodiun yang kurang
2.
Gangguan berbagai enzim dalam
tubuh
3.
Hiposekresi TSH, bahan yang
mengandung tiorea, tiorasil, sulfanoid dan metilkaptimida tol, glukosil
goitrogenik.
4.
Gangguan pada kelenjar Tiroid
E. TANDA DAN GEJALA
Biasanya
kelenjar dapat relatif keras tetapi sering kali sangat lunak. Penderita
mengeluh gejala-gejala penekanan pada leher, terutama bila menggerakkan kepala
ke atas dan ke bawah dan juga mengeluh kesulitan menelan, kelumpuhan pita suara
akibat keterlibatan nervus laringius rekurens jarang ditemukan.
1.
Penurunan berat badan
2.
Kelelahan
3.
Tremor
4.
Gugup
5.
Berkeringat banyak
6.
Tidak tahan panas
7.
Palpitasi
8.
Pembesaran tiroid
(Arif Mansjoer, Jilid I, 594 : 2001)
F. MANAJEMEN
MEDIK
1. Pembedahan, pada umumnya berupa
tiroidektomi total
2. Radiasi
a. Radiasi Interna dengan I131
dan dilakukan dengan syarat jaringan tiroid normal yang afinitasnya lebih
besar harus dihilangkan dulu dengan operasi atau ablasio dengan pemberian I131
dengan dosis yang lebih tinggi
b. Radiadi
Eksterna dengan sinar elektron 15-20 MW dengan dosis 4.000 RAD dan sumsum
tulang harus dilindungi
3. Kolaborasi pemberian obat
obat anti tiroid
G. DATA PENGKAJIAN
Pengumpulan informasi pasien
dilakukan secara sistematis
1. Identitas Klien
Biografi pasiern meliputi;
nama, usia, alamat, tempat tanggal lahir, agama, jeans kelamin, pendidikan
pekerjaan, kewarganegaraan dan suku bangsa.(Robert priharjo)1996;12)
2. Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, jenis
kelamin, pekerjaan, yang berhubungan dengan pasien
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan
Sekarang
1) Keluhan Utama
Untuk mengutarakan masalah dan keluhan secara lengkap dianjurkan
menggunakan analisa simptoma PQRST.(Robert Priharjo1996;9)
P :
Provokatif atau variatif
Apakah yang menyebabkan gejala?Apa saja yang dapat mengurangi atau yang
dapat memperberatnya?
Q : Qualitas atau qualitas
Bagaimana gejala
dirasakan
R : Regional atau area radiasi dimana gejala
terasa?Apakah menyebar?
S : Skala nyeri
Seberapakah nyeri yang dirasakan dengan skala1-5
T : Timing atau waktu
Kapan gejala mulai
timbul
2) Alasan Masuk Rumah Sakit
Latar belakang paien
masuk ke rumah sakit akan sangat membantu ketika melkukan pegkajian fisik
b.
Riwayat Kesehatan
Masa Lalu
Riwayat kesehatan masa
lal meliputi keadaan umum ,kesehatan masa kanak-kanak, penyakit masa dewasa,
kecelakaan dan cedera operasi serta
perwatan di rumah sakit sebelumnya (Berbara Betes 1998;5)
c. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Data riwayat keluarga
dikumpulkan dengan mengajukan pertanyaan apakah ada anggota pasien yang pernah
menderita seperti yang dialami oleh pasien, atau penyakit kronis maupun
penyakit keturunan
1) Keadaan Umum dan Tanda-Tanda Vital
Keadaan
umum mecakup penmpilan, tingkat kesadaran, tekanan darah, suhu tubuh, denyut
nadi, pernapsan, berat badan dan tinggi badan
2) Sistem Pernafasan
Kaji
pola pernapasan, penggunaan otot pernapasan tambahan, auskultasi bunyi napas;
normal (Tubuler,broncho vesikuler,vesikuler)
3) Sistem Kardiovaskuler
Dengan pasien
dengan tiroiditis dapat di temukan takikardi, tremor
4) Sistem Pencernaan
Dikaji dengan keadaan mulut dan kerongkongan, keadaan lidah
dan sensasi rasanya, gigi dan gusi, keadaan abdomen meliputi: bentuk
peristaltik usus, hati dan lien, asites, nyeri tekan dan lepas, kebiasaan
pasien makan, anus adakah hemoroid dan kesulitan defikasi
5) Sistem Perkemihan
Dikaji pembesaran ginjal, rasa sakit pada pinggang,
distensi urinaria, kaji tentang kebiasaan mengkonsumsi minum dan kebiasaan
berkemih, adakah hambatan saat berkemih
6) Sistem Persarafan
Pasien sdengan
tiroiditis dapat titemukan febris,dan ganguan nervus IX asesoris
7) Sistem Endokrin
Kaji
pembesaran kelenjar tiroid, keluhan poli uri, poli dipsi, poli pagi
8) Sistem Muskuloskeletal
Kaji
pasien tentang ROM (Range Op Motion), kekuatan tonus otot, kaji adanya
pembengkakn deformitas, kondisi jaringan sekitar, kekuatan, adanya rasa sakit,
krepitasi
9) Sistem Integumen
Kaji
pasien tentang keadaan kulit, kebersihan, pigmentasi, lesi, keadaan kuku, dan
rambut
4. Pemeriksaan
Diagnostik
Untuk dapat
mengetahui sifat-sifat penyakit tiroiditis
·
Pemenuhan kadar T3, T4, dan
TSH serum
·
Pengukuran RAIU
5. Melakukan pengkajian
lengkap
6. Lakukan pengkajian lenkap dampak
perubahan patologis terhadap adanya kemungkinan gangguan rasa aman perubahan
konsep diri seperti :
·
Status pernapasan; frekuensi, pola pernapasan dan
otot-otot pernapasan
·
Keadaan umum atau kesadaran, apakah pasien tampak
gelisah, tak berdaya
·
Berat badan dan tinggi badan
·
Kadar hemoglobin
·
Kelembaban kulit dan
reksturnya
·
Porsi makan yang di
habiskan
·
Jumlah dan jenis peroral
yang di konsumsi
·
Kondisi mukosa mulut
·
Kualitas suara
·
Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan
gaya interaksi pasien dengan orang di sekitarnya
·
Bagaimana pasien memandang
dirinya sebagai seorang pribadi
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keprawatan yang
kemungkinan biasanya timbul:
a.
Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan
adanya pembesaran dan peradanan tiroid
b.
Gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan
adanya rasa nyeri saat menelan
c.
Gangguan pola istirahat dan tidur sehubungan
dengan suhu tubuh meningkat
d.
Gangguan Body Immage sehubungan dengan adanya
pembedaran kelenjar tiroid
I. PERENCANAAN
a. Gangguan rasa nyaman
nyeri sehubungan dengan adanya pembesaran tiroid
·
Jelaskan pada pasien tentang kondisi penyakit serta
rasa nyeri yang ada di dalamnya
·
Ajarkan teknik relaksasi (tarik napas dalam) untuk
menurunkan rasa nyeri
b. Ganguan pemenuhan
nutrisi sehubungan dengan adanya rasa nyeri saat menelan
·
Jelaskan pada pasien tentang pentingnya nutrisi
bagi tubuh dan kesembuhan penyakitnya
·
Sajikan makanan selagi hangat dan bervariasi
c. Gangguan pola
istirahat dan tidur sehubungan dengan suhu tubuh meningkat
·
Anjurkan pasien agar istirahat dan tidur tidak
terlalu banyak aktifitas
·
Berikan kompres hangat
·
Anjurkan pasien untuk banyak
minum
·
Monitor TTV
d.
Gangguan body image sehubungan
dengan adanya pembesaran kelenjar tiroid
·
Beri support dan motivasi untuk kesembuhannya
·
Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi
DAFTAR PUSTAKA
Burnner and Sudarth,
2001, Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, EGC : Jakarta
FKUI, 1996, Jakarta, 1996
Gibson, John, 2002, Fisiologi dan Anatomi Untuk Perawat,
Edisi 2, EGC : Jakarta.
Robbins dan
Kumar, 1995, Buku Ajar Patologi I,
1995
Wilson, Price, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 4, EGC : Jakarta.