A.
Pengertian
Tonsilitis kronik adalah tonsil yang dapat
mengalami peradangan menahun. (M.A. Handerson, Ilmu Bedah untuk Perawat, 1989)
Tonsilitis merupakan inflamasi/ pembengkakan
akut pada tonsil/ amandel.
Tonsilitis akut merupakan infeksi tonsil akut
yang menimbulkan demam, lemah, nyeri tenggorok, nyeri dan gangguan menelan,
dengan gejala dan tanda setempat radang akut.
Tonsilitis kronik merupakan infeksi yang
sering ditemukan di antaranya infeksi daerah faring.
B.
Gambaran klinis
Gambaran klinis dari tonsilitis yaitu tonsil
membesar dengan adanya hipertropi dan jaringan parut. Sebagian kripta tampak
stenosis, tapi eksudat yang sering kali purulen.
Gambaran klinis lain yang sering addalah dari
tonsil yang kecil biasanya membuat lekukan. Biakan tonsilia dengan penyakit
kronis biasanya menunjukkan beberapa organisme yang virulensinya relatif
rendah.
Gejala tonsilitis kronik sebagai berikut:
a.
keluhan sakit menelan, liur banyak
b.
panas, sakit kepala, rasa sakit di telinga
c.
tonsil warna merah dan membengkak
d.
tonsil tampak bercak kecil dan sumbatan pada kripta
(angila lakrimalis) pada tonsilitis folio kuralis bercaknya besar
e.
bercak tampak bergabung menjadi satu meluas sampai ke
arkus varing
f.
oedem pada arkus varing dan mungkin sampai palatum mole
g.
sakit tekan pada limforadi
h.
bercak dapat meluas ke seluruh jaringan limfe di
lingkaran welldeyer.
C.
Patofisiologi
Pada tonsilitis kronik terdapat dua bentuk
yaitu hipertrofil dan aretonsil karena proses berulang, maka selain epitel
mukosa terkikis, jaringan limfoik diganti oleh jaringan parut. Jaringan parut
ini sesuai dengan sifatnya akan mengalami pengerutan. Kelompok jaringan limfoid
mengerut, sehingga ruang antara kelompok melebar. Ha ini secara klinik tampak
sebagai pelebaran kriptus. Kriptus ini diisi oleh defritus. Proses berjalan
terus, sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan
di sekitar fosa tonsilitis. Pada anak-anak proses ini disertai dengan
pembesaran kelenjar limfe sub mandibula.
D.
Pathways
Tonsilitis berulang
Epitel mukosa dan jaringan limfoid
terkikis
Proses penyembuhan limfoid
Cicatrik
Tonsilitis kronik
Hipertropi
& cicatrik mengkerut
dan hiperemesis
Pelebaran
kripta timbul
lekukan
Mengganggu tonsil
membesar & tonsil
tetap kecil
Nervus pengangkatan
jaringan
Glasovaringeus tonsilektomi
Adenopati
reginal
Gangguan
Telinga nyeri menelan nyeri luka insisi kesulitan
Tengah bicara
Potensial komplikasi
Resiko resiko
Infeksi perdarahan
Input cairan < input nutrisi
Resti perubahan
Volume cairan resti perubahan nutrisi kerusakan
Kurang dari kurang dari
kebutuhan komunikasi
Kebutuhan verbal
Daftar Masalah:
1. Resiko
terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan peburunan nmasukan
cairan sekunder terhadap nyeri saat menelan.
2. Resiko
terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
penurunan masukan sekunder terhadap nyeri saat menelan.
3. Gangguan
rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan pembedahan
4. Resiko
terhadap komplikasi, infeksi berhubungan dengan faktor pembedahan.
Daftar Pustaka:
E. N. Stafford/ R Youngs, 1993. Atlas bantu
THT. Jakarta:
Penerbit Hipikrates.
Charlene Reeves J, dkk, 2995. Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta:
Salemba Medika.
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong,.1998. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Jakarta:
EGC.
Tambahan:
Tonsilitis kronik: keluhan dan gejalanya
hampir sama dengan tonsilitis akut, dan ini berulang kali. Pada pemeriksaan
didapatkan tonsil membesar dengan banyak kripta disertai tumpukan nanah
seperti keju di dalam kripta.