Wednesday, July 31, 2013

LAPORAN PENDAHULUAN THYROIDITIS

A.    PENGERTIAN
    Tiroiditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid yang ditandai dengan pembesaran dan disfungsi kelenjar tiroid (Dr. H.M. Sjalfoellah Noer, 1996)
    Tiroiditis pada umumnya ditandai dengan infiltrasi leukosit, fibrosis atau kedua-duanya di dalam kelenjar (Robbins dan Kumar, 1995)
    Tioriditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid, yang secara lambat mengalami pembesaran pada kelenjar tiroid. Istilah umum ini digunakan pada kelainan-kelainan yang ditandai jelas dengan infiltrasi leukosit, fibrosis, atau kedua-duanya dalam kelenjar tiroid. Tiroiditis dibagi menjadi beberapa jenis yaitu akut, sub akut, dan menahun :limfositik (hashimoto), nonspesifik, fibrous-invasive (riedel). Pada penyakit tiroiditis ini banyak menyerang wanita yang berumur antara 32-50 tahun. Inflamasi tiroiditis terjadi 2-4 minggu sudah infeksi traktus respiratorius bagian atas.

B.    ANATOMI, FISIOLOGI DAN GAMBARAN ANATOMI
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat dibawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trachea. Pada orang dewasa beratnya  18 gram. Kelenjar ini yerdiri atas dua lobus  kiri dan kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan  2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang dimasing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.
Kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan  arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan dari arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.
Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar  daripada lobus kiri. Dipersarafi oleh adrenergik dan kolinergik. Saraf andrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4, dan sedikit Tirokalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan tirokalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang di konsumsi akan diubah menjadi ion yodium yang masuk secara aktif kedalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai energi . proses ini disebut pompa iodida yang didapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi monoiodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT denagn DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses pengggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam membentuk PBI (protein binding iodine). Fungsi hormon-hormon tiroid adalah :
1.    Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan konsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat diubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar .
2.    Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
3.    Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
4.    Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung
5.    Merangsang pembentukan sel darah merah
6.    Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme













C.    ETIOLOGI
1.    Defesiensi Iodin
2.    Goitrogenik dalam makanan
3.    Tiroiditis hasyimoto
4.    Tiroiditis subakut
5.    Sintetis hormon tidak adekuat akibat cacat bawaan pada enzim-enzim tiroid yang dibutuhkan untuk Giosintesis T4 dan T3
6.    Defesiensi bawaan pada reseptor T4 pada membran sel
7.    Neoplasma, jinak atau ganas
D.    PATOFISIOLOGI
Bahan dasar pembentukan hormon-hormon tiroid adalah jodium yang diperoleh dari makanan dan minuman yang mengandung jodium. Ion lodidum (Iodida) darah masuk ke dalam kelenjar tiroid secara transfor aktif dengan ATP sebagai sumber energi, selanjutnya sel-sel folikel kelenjar tiroid akan mensisntetis Trogobulis (sejenis glikoprotein) dan selanjutnya mengalami lodinisasi sehingga akan terbentuk di lodotiroin (Dit) dan mono lodotiroin (MIT), proses ini memerlukan enzim peroksida sebagai katalisastor, proses akhir adalah berupa reaksi penggabungan yaitu    :
•    Penggabungan dua meolekul akan membentuk tiroid (T4)
•    Penggabungan molekul DIT dengan MIT membentuk tiroxin (T4)

Selanjutnya T3 dan T4 masuk ke dalam plasma dan berikut dengan PBI (Protein bending lodin), reaksi penggabungan ini dirangsang oleh hormon TSH dihambat oleh Tirosil, Tiorea, Sulfanamid sekresi hormon tiroid :
1.    Pemasukan lodiun yang kurang
2.    Gangguan berbagai enzim dalam tubuh
3.    Hiposekresi TSH, bahan yang mengandung tiorea, tiorasil, sulfanoid dan metilkaptimida tol, glukosil goitrogenik.
4.    Gangguan pada kelenjar Tiroid

E.    TANDA DAN GEJALA
Biasanya kelenjar dapat relatif keras tetapi sering kali sangat lunak. Penderita mengeluh gejala-gejala penekanan pada leher, terutama bila menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah dan juga mengeluh kesulitan menelan, kelumpuhan pita suara akibat keterlibatan nervus laringius rekurens jarang ditemukan.
1.    Penurunan berat badan
2.    Kelelahan
3.    Tremor
4.    Gugup
5.    Berkeringat banyak
6.    Tidak tahan panas
7.    Palpitasi
8.    Pembesaran tiroid
(Arif Mansjoer, Jilid I, 594 : 2001)

F.    MANAJEMEN MEDIK
1.    Pembedahan, pada umumnya berupa tiroidektomi total
2.    Radiasi
a.    Radiasi Interna dengan I131 dan dilakukan dengan syarat jaringan tiroid normal yang afinitasnya lebih besar harus dihilangkan dulu dengan operasi atau ablasio dengan pemberian I131 dengan dosis yang lebih tinggi
b.    Radiadi Eksterna dengan sinar elektron 15-20 MW dengan dosis 4.000 RAD dan sumsum tulang harus dilindungi
3.    Kolaborasi pemberian obat obat anti tiroid

G.    DATA PENGKAJIAN
Pengumpulan informasi pasien dilakukan secara sistematis
1.    Identitas Klien
Biografi pasiern meliputi; nama, usia, alamat, tempat tanggal lahir, agama, jeans kelamin, pendidikan pekerjaan, kewarganegaraan dan suku bangsa.(Robert priharjo)1996;12)
2.    Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, jenis  kelamin, pekerjaan, yang berhubungan dengan pasien
3.    Riwayat Kesehatan
a.    Riwayat Kesehatan Sekarang
1)    Keluhan Utama
Untuk mengutarakan masalah dan keluhan secara lengkap dianjurkan menggunakan analisa simptoma PQRST.(Robert Priharjo1996;9)
P    :     Provokatif atau variatif
Apakah yang menyebabkan gejala?Apa saja yang dapat mengurangi atau yang dapat memperberatnya?
Q    :     Qualitas atau qualitas
Bagaimana gejala dirasakan
R    :    Regional atau area radiasi dimana gejala terasa?Apakah menyebar?
S    :     Skala nyeri
Seberapakah nyeri yang dirasakan dengan skala1-5
T    :     Timing atau waktu
    Kapan gejala mulai timbul
2)    Alasan Masuk Rumah Sakit
Latar belakang paien masuk ke rumah sakit akan sangat membantu ketika melkukan pegkajian fisik 
b.    Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat kesehatan masa lal meliputi keadaan umum ,kesehatan masa kanak-kanak, penyakit masa dewasa, kecelakaan dan cedera  operasi serta perwatan di rumah sakit sebelumnya (Berbara Betes 1998;5)
c.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Data riwayat keluarga dikumpulkan dengan mengajukan pertanyaan apakah ada anggota pasien yang pernah menderita seperti yang dialami oleh pasien, atau penyakit kronis maupun penyakit keturunan
1)    Keadaan Umum dan Tanda-Tanda Vital
    Keadaan umum mecakup penmpilan, tingkat kesadaran, tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, pernapsan, berat badan dan tinggi badan
2)    Sistem Pernafasan
    Kaji pola pernapasan, penggunaan otot pernapasan tambahan, auskultasi bunyi napas; normal (Tubuler,broncho vesikuler,vesikuler)
3)    Sistem Kardiovaskuler
    Dengan pasien dengan tiroiditis dapat di temukan takikardi, tremor
4)    Sistem Pencernaan
    Dikaji dengan keadaan mulut dan kerongkongan, keadaan lidah dan sensasi rasanya, gigi dan gusi, keadaan abdomen meliputi: bentuk peristaltik usus, hati dan lien, asites, nyeri tekan dan lepas, kebiasaan pasien makan, anus adakah hemoroid dan kesulitan defikasi
5)    Sistem Perkemihan
    Dikaji pembesaran ginjal, rasa sakit pada pinggang, distensi urinaria, kaji tentang kebiasaan mengkonsumsi minum dan kebiasaan berkemih, adakah hambatan saat berkemih
6)    Sistem Persarafan
    Pasien sdengan tiroiditis dapat titemukan febris,dan ganguan nervus IX asesoris
7)    Sistem Endokrin
    Kaji pembesaran kelenjar tiroid, keluhan poli uri, poli dipsi, poli pagi
8)    Sistem Muskuloskeletal
    Kaji pasien tentang ROM (Range Op Motion), kekuatan tonus otot, kaji adanya pembengkakn deformitas, kondisi jaringan sekitar, kekuatan, adanya rasa sakit, krepitasi
9)    Sistem Integumen
    Kaji pasien tentang keadaan kulit, kebersihan, pigmentasi, lesi, keadaan kuku, dan rambut
4.    Pemeriksaan Diagnostik
Untuk dapat mengetahui sifat-sifat penyakit tiroiditis
•    Pemenuhan kadar T3, T4, dan TSH serum
•    Pengukuran RAIU
5.    Melakukan pengkajian lengkap
6.    Lakukan pengkajian lenkap dampak perubahan patologis terhadap adanya kemungkinan gangguan rasa aman perubahan konsep diri seperti :
•    Status pernapasan; frekuensi, pola pernapasan dan otot-otot pernapasan
•    Keadaan umum atau kesadaran, apakah pasien tampak gelisah, tak berdaya
•    Berat badan dan tinggi badan
•    Kadar hemoglobin
•    Kelembaban kulit dan reksturnya
•    Porsi makan yang di habiskan
•    Jumlah dan jenis peroral yang di konsumsi
•    Kondisi mukosa mulut
•    Kualitas suara
•    Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya interaksi pasien dengan orang di sekitarnya
•    Bagaimana pasien memandang dirinya sebagai seorang pribadi

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keprawatan yang kemungkinan  biasanya timbul:
a.    Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan adanya pembesaran dan peradanan tiroid
b.    Gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan adanya rasa nyeri saat menelan
c.    Gangguan pola istirahat dan tidur sehubungan dengan suhu tubuh meningkat
d.    Gangguan Body Immage sehubungan dengan adanya pembedaran kelenjar tiroid

I.    PERENCANAAN
a.    Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan adanya pembesaran tiroid
•    Jelaskan pada pasien tentang kondisi penyakit serta rasa nyeri yang ada di dalamnya
•    Ajarkan teknik relaksasi (tarik napas dalam) untuk menurunkan rasa nyeri
b.    Ganguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan adanya rasa nyeri saat menelan
•    Jelaskan pada pasien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan kesembuhan penyakitnya
•    Sajikan makanan selagi hangat dan bervariasi
c.    Gangguan pola istirahat dan tidur sehubungan dengan suhu tubuh meningkat
•    Anjurkan pasien agar istirahat dan tidur tidak terlalu banyak aktifitas
•    Berikan kompres hangat
•    Anjurkan pasien untuk banyak minum
•    Monitor TTV
d.    Gangguan body image sehubungan dengan adanya pembesaran kelenjar tiroid
•    Beri support dan motivasi untuk kesembuhannya
•    Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi











DAFTAR PUSTAKA


Burnner  and  Sudarth,  2001,  Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, EGC : Jakarta

FKUI, 1996,  Jakarta, 1996

Gibson, John, 2002, Fisiologi dan Anatomi Untuk Perawat, Edisi 2, EGC : Jakarta.

Robbins dan Kumar, 1995, Buku Ajar Patologi I, 1995

Wilson, Price, 1995,  Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4, EGC : Jakarta.