PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
WARKHASBEN SEBAGAI UPAYA MENJAGA KELESTARIAN MAKANAN KHAS BANTEN
BIDANG KEGIATAN:
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-GAGASAN TERTULIS
PKM-GT
Diusulkan oleh:
LIA AMALIYAH 2225070821 Angkatan 2007
ARI SAPRIZAL 2225070798 Angkatan 2007
TRI SEPTI AGUSTINA N. 2225081401 Angkatan 2008
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2010
RINGKASAN
Kebudayaan adalah aspek penting bagi suatu daerah atau bangsa. Maka setiap daerah atau bangsa pasti akan bangga terhadap kebudayaannya sendiri, dan tidak akan pernah berusaha untuk melupakan atau bahkan meninggalkannya. Kebudayaan khas banyak sekali dan berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya saja tradisi yang ada pada setiap daerah tentang Makanan Khas yang sudah mulai terlupakan. Hal ini diakibatkan karena banyak yang tidak peduli terhadap makanan khas pada setiap daerah. Dan kurangnya sosialisasi dari pihak terkait untuk mengenalkan makanan khas setiap daerah.
Oleh karena itu, penulis menuliskan sebuah gagasan agar masyarakat sekitar Banten, maupun yang ada di luar Banten bisa mengenal lebih dekat makanan khas Banten, yaitu sebuah tempat jajanan Makanan Khas yang kami beri nama ”Warkhasben” (Warung Khas Banten). Warkhasben ini menjual makanan Basah maupun kering khas Banten sekaligus mengenalkan cara pembuatannya.
Dalam penyusunan karya tulis ini, dilakukan observasi di sekitar daerah Banten serta pencarian literatur yang berhubungan dengan makanan kuliner Banten. Kemudian juga mengunjungi pusat informasi tentang makanan kuliner Banten di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten.
Warkhasben yang diajukan ini bertujuan untuk menjaga kelestarian makanan khas Banten yang sudah mulai terlupakan. Dengan konsep yang sederhana tetapi menarik ditempat yang strategis diharapkan mampu meningkatkan minat para pecinta makanan kuliner untuk mencoba makanan khas Banten. Gagasan ini juga diharapkan dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan pendapatan daerah Banten dan Banten mampu bertahan dengan kekhasan budayanya ditengah arus modernisasi yang sudah menggerus kebudayaan-kebudayaan yang ada.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banten merupakan provinsi yang terbentuk pada November 2000 melalui disahkannya UU No.23 Tahun 2000 tentang PPB. Posisi Geografis Provinsi Banten berada pada batas astronomis 50 7' 50" - 70 1' 11" Lintang Selatan dan 1050 1' 11" - 1060 7' 12" Bujur Timur, mempunyai posisi strategis pada lintas perdagangan nasional maupun internasional dan posisinya yang sangat strategis digunakan sebagai penghubung jalur perdagangan Sumatera - Jawa. Provinsi yang dikenal religius ini mempunyai luas wilayah 8.800,83 km2 (BPS, 2003: xxi).
Masyarakat Banten mengalami kesulitan untuk memperoleh makanan kuliner, ini dapat kita lihat sepanjang jalan di kota Serang masih sedikit sekali para penjual makanan khas Banten. Tak jarang pula orang yang sudah menetap lama berpuluh-puluh tahun di Banten kurang mengetahui makanan kuliner di Banten. Hal tersebut dibarengi dengan arus globalisasi dengan semboyan fun, fashion, food, and film. Food merupakan yang menjadi tren gaya hidup masyarakat Banten dengan mengikuti pola hidup barat dengan makanan siap saji (fast food). Padahal di barat saja makanan saji digunakan untuk menghemat waktu mereka karena jam makan mereka yang sempit sedangkan di Indonesia khususnya Banten fast food menjadi tren hidup khususnya dalam kota-kota besar di Banten seperti Tangerang, Serang dan Cilegon. Tempat-tempat penjualan makanan fast food terlihat ramai oleh para pengunjung, hal ini bertolak belakang jika dibandingkan keadaan tempat penjualan makanan kuliner Banten yang jumlahnya sedikit dan juga kurang dimininati oleh masyarakat Banten. Padahal makanan fast food itu sangat berbahaya jika dikonsumsi terus menerus akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi konsumennya.
Jika hal ini dibiarkan akan membahayakan kesehatan masyarakat dan juga keberadaan makanan kuliner Banten yang selama ini diwariskan turun menurun oleh nenek moyang. Apalagi saat ini tempat penjualan makanan kuliner yang ada terlihat kurang menarik dan juga letaknya kurang strategis sehingga kurang bisa dijangkau oleh peminat makanan kuliner. Oleh sebab itu maka dibutuhkan sebuah tempat yang didesain begitu natural dengan nuansa Banten yang menyajikan beraneka ragam makanan kuliner Banten. Dengan pertimbangan bahwa tempat tersebut letaknya harus strategis dan mudah dijangkau oleh para penikmat makanan kuliner.
Berdasarkan uraian diatas maka penyusun tertarik untuk mengangkat judul “Warkhasben Sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Makanan Khas Banten”.
Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun dalam pembuatan karya tulis ini adalah;
a. Mengetahui berbagai macam makanan kuliner Banten
b. Mengetahui strategi yang tepat untuk memasarkan makanan kuliner agar tak kalah saing dengan makanan siap saji.
Manfaat Penulisan
a. Bagi Penyusun
1. Menambah pengetahuan penyusun khususnya dalam bidang kebudayaan Banten
2. Melatih bagi penyusun untuk membiasakan menulis sebagai wadah aspirasi yang dimiliki.
b. Bagi Konsumen dan Pedagang Makanan Kuliner
1. Memudahkan bagi para konsumen makanan kuliner Banten untuk mendapatkan makanan kuliner.
2. Memberikan salah satu peluang usaha bagi pedagang makanan kuliner yang selama ini sulit untuk memasarkan dagangannya.
c. Bagi Pemerintah
1. Menjadi masukan bagi pemerintah dalam upaya menjaga keberadaan kebudayaan makanan kuliner Banten.
2. Memicu pemerintah untuk segera bergerak mengantisipasi distorsi makanan kuliner Banten melalui program kerjanya.
GAGASAN
Banten merupakan provinsi yang masih dikatakan sangat baru diantara provinsi yang lain. Banten dengan letaknya yang strategis memiliki peluang dan potensi yang sangat besar dalam hal sektor kebudayaan dan pariwisata yang dimiliki Banten. Khususnya dalam makananan khas banten yang dimiliki oleh Banten yang tidak dimiliki oleh provinsi lain. Makanan khas Banten memiliki 86 kuliner yang belum tersentuh oleh seluruh kalangan masyarakat Banten sendiri. Mereka bahkan sudah melupakan makanan khas Banten itu sendiri.
Pertumbuhan pesat restaurant cepat saji (fast food) di Indonesia khususnya wilayah Banten menyebabkan berubahnya gaya hidup masyarakat, menjadi serba praktis dalam mengkonsumsi makanan tanpa memikirkan kesehatan sama sekali. Makanan fast food ternyata mengandung kalori yang tinggi, garam dan lemak termasuk kolesterol yang mencapapai 70 % dan hanya sedikit mengandung serat yang justru sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu juga mengandung zat pengawet dan zat aditif yang membuat kita ketagihan dan bisa menyebabkan obesitas.
Dengan adanya Warkhasben (Warung Khas Banten) ini diharapkan mampu membuka pengetahuan baru tentang makanan kuliner khas Banten. Karena ditempat ini akan menjual berbagai makanan khas Banten yang bisa diambil dari berbagai kabupaten di propinsi Banten kemudian digabungkan dalam sebuah pusat/ tempat sehingga memudahkan pengunjung dari luar banten atau pun masyarakat Banten itu sendiri mendapatkan makanan khas Banten. Di pusat jajanan ini disediakan tempat agar masyarakat bisa tahu bagaimana cara pembuatan makanan khas Banten ini, mulai dari awal pembuatan hingga sampai tahap selesai dan kemudian langsung menikmatinya. Contohnya pembuatan emping, akan ada pembuatan dari proses awal biji melinjo hingga menjadi emping. Selain itu bisa juga cara pembuatan Sate Bandeng yang sudah terkenal di luar Banten. dan masyarakat Banten maupun luar Banten bisa membawa oleh-oleh makanan khas Banten ini. kemudian, agar Warkhasben ini mudah dijangkau maka sebaiknya tempatnya yang terjangkau oleh berbagai tempat serta strategis, sehingga memudahkan untuk mengunjungi Warkhasben.
Dalam mengimplementasikan Warkhasben dapat di ajukan di Dinas Pariwisata Banten yang memiliki data-data tentang makanan kuliner Banten serta membantu dalam implementasi ini, kemudian bisa diadakan kerjasama dari pihak Dinas Pariwisata Banten dengan warung-warung yang menjual makanan khas Banten. Sehingga dari masing-masing pihak berkontribusi dalam pembuatan Warkhasben ini, kemudian adanya kerjasama yang baik antara Dinas Pariwisata banten dan Masyarakat sekitar akan mewujudkan pusat jajanan ini menjadi pusat yang paling diminati dengan tempat yang strategis dan memudahkan untuk mendapatkannya. Maka hal yang paling penting adalah pengenalan serta promosi tentang makanan khas Banten kepada masyarakat Banten maupun yang ada diluar Banten, sehingga membuat tertarik untuk mengunjungi Warkhasben.
Pembuatan WarKhasBen ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengunjungi Dinas pariwisata banten yang akan bekerja sama dengan dinas setempat untuk membentuk WarkhasBen ini, kemudian dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar agar mengenal dan tertarik dengan tempatnya. Selain itu perlunya pengenalan terhadap makanan kuliner yang ada di Banten sehingga masyarakat sekitar mengenal tentang makanan khas yang ada di Banten kemudian tertarik untuk mencobanya. Diharapkan banyak masyarakat yang tertarik dengan makanan khas Banten itu sendiri, sehingga tidak perlu mencari ke berbagai tempat untuk mendapatkan makanan kuliner itu. Dengan desain yang unik yang tidak akan membuat bosan serta letaknya yang strategis sehingga membuat para pengunjung nyaman dengan lingkungan tempat penjualannya.
Maka penyusun mencoba untuk menawarkan sebuah konsep warung penjualan makanan kuliner yang mencoba mensinergiskan antara natural, pelayanan yang baik, kualitas dan efisien. Para pengunjung dapat merasakan beraneka ragam makanan kuliner Banten di Warkhasben. Warkhasben merupakan central makanan kuliner Banten dimana berisi pedagang-pedagang makanan kuliner Banten yang sudah menjalani usaha makanan tersebut, selanjutnya akan digabungkan dengan warkhasben ini. Para pedagang bisa berdagangan dengan ciri khas makanan kuliner yang mereka andalkan. Dari seluruh ciri khas makanan Banten dari masing-masing kabupaten. Misalnya saja Kabupaten Serang memiliki 11 makanan kuliner, kabupaten Pandeglang memiliki 25 makanan kuliner, kabupaten Lebak 15 makanan kuliner, kota Tangerang 5 makanan kuliner, kota Cilegon 14 makanan kuliner dan kota Serang 11 makanan kuliner (Dinas Kebudayaan Banten, 2007: 34)
Adapun kriteria-kriteria Warkhasben yang harus diperhatikan agar keberadaannya lebih efektif dan efisien adalah sebagai berikut :
a. WarKhasBen harus menjual makanan Khas Banten kemudian di tata secara menarik.
b. Berlokasi di tempat ramai dan strategis serta mudah dijangkau tempatnya.
c. Dengan mengedepankan kenyamanan dan kebersihan, maka tempat nya dibuat bersekat-sekat dan tidak terlalu dekat dan ditempatkan sesuai dengan daerah masing-masing agar bisa menikmati perbedaan kekhasan makanan di setiap daerah di Banten.
Strategi Pemasaran
Sebagai suatu usaha yang baru, dan belum dikenal oleh masyarakat. Oleh sebab itu harus direncanakan apakah usaha ini perlu diperkenalkan/ dipromosikan harus direncanakan bentuk promosi, tempat/ media mempromosikan, keunggulan apa yang akan ditunjukkan, apakah akan menonjolkan harga murah, kualitas prima, lokasi strategis dan sebagainya. (Buchari Alma, 2005: 209)
Maka, dalam memasarkan Warkhasben ini akan dibuat Poster atau spanduk yang berisi tentang Warkhasben dan makanan yang tersedia didalamnya, bahkan bisa juga melalui iklan pada media cetak seperti surat kabar. Dengan mengedepankan harga yang murah dan makanan yang lezat serta para penjual yang ramah dan tempat yang didesain sesuai dengan budaya Banten, diharapkan banyak orang yang berminat untuk datang di Warkhasben ini. Selain itu, kerjasama yang baik dengan Dinas Kebudayaan dan pariwisata diharapkan juga mampu membantu sistem pemasaran sehingga dapat dikenal merata di seluruh kota atau kabupaten seluruh Banten.
KESIMPULAN
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok manusia, tidaklah mengherankan jika banyak yang memamfaatkan realita tersebut untuk berwira usaha dibidang tersebut.. Trend kebutuhan makan dan minum manusia terus mengalami perubahan setiap waktu hingga memungkinkan agar seefisien mungkin dan sepraktis mungkin. Perlu diketahui bahwa makanan fast food ternyata mengandung kalori yang tinggi, garam, dan lemak termasuk kolesterol yang mencapai 70% serta hanya sedikit mengandung serat yang justru sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Jika selama ini orang-orang mendengar istilah tradisional mungkin terlintas sebuah paradigma kalau tradisional itu ketinggalan zaman, kurang menarik, jorok, kumuh dan kurang nyaman. Maka penyusun membuat sebuah gagasan membuat Warkhasben, yaitu tempat menjual makanan khas Banten.
Untuk memudahkan para konsumen makanan kuliner maka warkhasben akan diletakan strategis misalnya saja di alun-alun kota Serang karena alun-alun kota Serang setiap harinya dipenuhi oleh masyarakat sendiri dan letaknya yang berdekatan dengan kantor kegubernuran Banten. Daerah penempatan warkhasben ini bisa saja di daerah wisata Banten seperti Anyer, Banten lama atau daerah wilayah strategis yang memungkinkan orang-orang yang dari luar Banten baik itu sebagai wisatawan atau hanya sekedar lewat saja dan masyarakat Banten itu sendiri dapat menjangkaunya. Untuk setiap makanan yang diperjualkan dengan tarif yang murah meriah seperti harga makanan yang ada di warung-warung.
Saat penyusun melakukan observasi ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Banten untuk memperoleh data makanan kuliner Banten, mereka begitu antusias dengan ide-ide dari penyusun. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantenpun meminta peran serta mahasiswa untuk menjaga keberadaan makanan kuliner Banten khususnya bagi penyusun mereka meminta kerjasamanya baik itu berupa ide ataupun tenaga untuk mewujudkan ide tersebut. Dengan disertai promosi melalu spanduk maupun dalam media cetak.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Kampana, I Made dkk. Analisis Pariwisata Bali. 2009.Universitas Udaya: Bali.
Alma, Buchari. Kewirausahaan. 2005. Bandung. Alfabeta.
Bapeda Kota Yogyajakarta. Jurnal Penelitian. 2009. Yogyakarta.
Dinas Kebudayaan Banten. Database Kebudayaan Banten. 2007. Dinas Kebudayaan Baten: Serang.
http://www.bkpmd.banten.go.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Banten#Kabupaten_dan_Kota
LAMPIRAN
Makanan Khas Banten
WarKhasBen yang ada merupakan penggabungan dari seluruh Makanan Khas Banten di seluruh kota dan kebupaten.
Tabel 1
Makanan Kuliner Banten
NNo | Kabupaten | Jumlah |
1 | Kabupaten Serang | 11 |
2 | Kabupaten Pandeglang | 25 |
3 | Kabupaten Lebak | 15 |
4 | Tangerang | 5 |
5 | Kota Cilegon | 14 |
6 | Kota Serang | 11 |
Jumlah | 86 |
Tabel 2
Makanan Kuliner Tanggerang
No | Nama | Bahan dan cara pembuatan |
1 | Es buah | Buah-buahan, sirup, es parut |
2 | Getuk Lindri | Singkong, gula, dan kelapa |
3 | Harum manis | Gula pasir, pewarna dan rasa |
4 | Kue Cucur | Tepung beras, gula merah, santan |
5 | Kue Cubitan | Tepung, gula pasir, coklat dan mentega |
Tabel 3
Makanan Kuliner Kabupaten Lebak
No | Nama | Bahan dan cara pembuatan | |
1 | Apem manis | - | |
2 | Bugis | Tepung beras, enten kelapa, gula merah, gula putih, garam, dll | |
3 | Bolu kukus | - | |
4 | Bacang | Daun pisang beras, bumbu, santan kelapa | |
5 | Enye-enye | Singkong, garam | |
6 | Emping | Buah melinjo | |
7 | Gemblong | Beras ketan | |
8 | Gipang | Beras ketan, gula putih. Karamel | |
9 | Gaplek | Singkong | |
10 | Jojorong | Tepung beras, santan kelapa | |
11 | Kue cincin | Tepung beras, gula merah | |
12 | Keceprek | Buah melinjp | |
13 | Lapis | Tepung beras, gula putih | |
14 | Pasung | Tepung beras, gula merah | |
15 | Lemeng | Bumbu beras, santan, kacang |
No comments:
Post a Comment
Silahkan isi komentar Anda disini