Tuesday, May 10, 2011

Serangga

Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam") [1]
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi[1] Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat)[2]. Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap [2].
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.[1] Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi. [1]
Daftar isi
[sunting] Sejarah
  • Keaneka-ragaman serangga telah terdapat pada periode Carboniferous (sekitar 300 juta tahun yang lalu).[1]
  • Pada periode Permian (270 juta tahun yang lalu) beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang dijumpai sekarang. [1]
  • Sayap pada serangga mungkin pada awalnya berevolusi sebagai perluasan kutikula yang membantu tubuh serangga itu menyerap panas, kemudian baru menjadi organ untuk terbang [1] Pandangan lain menyarankan bahwa sayap memungkinkan hewan itu meluncur dari vegetasi ke tanah, atau bahkan berfungsi sebagai insang dalam serangga akuatik. [1]Hipotesis lain menyatakan bahwa sayap serangga berfungsi untuk berenang sebelum mereka berfungsi untuk terbang [1]
[sunting] Kemampuan
  • Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.[1]
  • Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya.[1] Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah. [1]
  • Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago [2]. Beberapa ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, dan Hymenoptera. [2] Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa, dan imago.[2] Peristiwa larva meniggalkan telur disebut dengan eclosion.[rujukan?] Setelah eclosion, serangga yang baru ini dapat serupa atau beberapa sama sekali dengan induknya [2]. Tahapan belum dewasa ini biasanya mempunyai ciri perilaku makan yang banyak [2].
Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya dalam bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulit lama (exuvium), dimana proses ini disebut molting [2]. Karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas, setelah ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna [3].
[sunting] Ragam
Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera).[2].
Ordo Lepidoptera ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap. Adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan [2]. Ordo Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen [2]. Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan [2]. Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya [2]. Ordo Coleoptera memliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore [2]. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan .[2]. Ordo Othoptera termasuk herbivora, namun ada beberapa spesies sebagai predator. [2].Tipe mulut dari ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu sayap depan lebih keras dari sayap belakang [2].
Ordo Dermaptera mempunyai sepasang antenna, tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks dan abdomen [3]. Abdomennya terdapat bagian seperti garpu [3]. Ordo Diplura memiliki mata majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri atas satu segmen. Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah batu, di atas tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini merupakan pemakan humus [3]. Ordo Hemiptera memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang menghisap darah dan sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk [3]. Ordo Odonata memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang memakan serangga kecil dan sebagian bersifat kanibal atau suka memakan sejenis. Habitatnya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar danau, dan pada daerah bebatuan [3].
Sub kelas Diplopoda memiliki ciri tubuh yang panjang seperti cacing dengan beberapa kaki, beberapa memiliki kaki berjumlah tiga puluh atau lebih, dan segmen tubuhnya menopang dua bagian dari tubuhnya [2]. Hewan jenis ini memiliki kepala cembung dengan daerah epistoma yang besar dan datar pada bagian bawahnya [2]. Habitatnya adalah di lingkungan yang basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada lumut, di perakaran pohon, dan di dalam tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah [2]. Beberapa dari jenis ini merupakan scavenger dan memakan tumbuhan yang busuk, selain itu ada beberapa yang merupakan hama bagi tanaman [2].
[sunting] Biologi Serangga
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0a/Robal.png/300px-Robal.png
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Anatomi serangga betina
A- Kepala (caput)   B- Dada (thorax)   C- Perut (abdomen)
1. antena
2. ocelli (bawah)
3. ocelli (atas)
4. mata majemuk
5. otak (ganglia otak)
6. dada depan (prothorax)
7. pembuluh darah dorsal
8. saluran trakea (ruas-ruas dengan spirakulum)
9. dada tengah (mesothorax)
10. dada belakang (metathorax)
11. sayap depan
12. sayap belakang
13. perut
14. jantung
15. ovarium
16. perut belakang (usus, rektum, anus)
17. anus
18. vagina
19. berkas saraf (ganglia perut)
20. saluran Malpighia
21. tungkai dada
22. cakar pengait
23. tarsus
24. tibia
25. femur
26. trochanter
27. perut depan
28. ganglion dada
29. coxa
30. kelenjar ludah
31. ganglion suboesophagus
32. mulut
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Fosil-fosilnya dapat dirunut hingga ke masa Ordovicius. Fosil kecoa dan capung raksasa primitif telah ditemukan. Sejumlah anggota Diptera seperti lalat dan nyamuk yang terperangkap pada getah juga ditemukan.
[sunting] Metamorfosis pada Serangga
Hewan ini juga merupakan contoh klasik metamorfosis. Setiap serangga mengalami proses perubahan bentuk dari telur hingga ke bentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses "pergantian kulit" yang biasa disebut proses pelungsungan. Tahap-tahap ini disebut instar. Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya.
[sunting] Morfologi Serangga
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).
[sunting] Peran serangga
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaan pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi [4], penghasil madu (dari genus Apis) dll[5].
[sunting] Referensi
  1. ^ a b c d e f g h i j k l Campbell, N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. ISBN : 979-688-469-0. Jakarta: Erlangga.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u Borror et al. 2005. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
  3. ^ a b c d e f Borror et al. 2004. Study of Insect. Ed-5. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
  4. ^ Gandjar. 1997. Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Universitas Lampung, ISBN 979-8287-17-7.Lampung: Perhimpunan Biologi Indonesia.
  5. ^ Suranto A. 2004. Khasiat & Manfaat Madu Herbal. ISBN: 9793702028. Jakarta: AgroMedia.
[sunting] Rujukan
  • Borror et al. 2004. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
  • Borror et al. 2005. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
  • Campbell, N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. ISBN : 979-688-469-0. Jakarta: Erlangga.
  • Gandjar. 1997. Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Universitas Lampung, ISBN :9798287177. Lampung: Perhimpunan Biologi Indonesia.
  • Suranto A. 2004. Khasiat & Manfaat Madu Herbal. ISBN: 9793702028. Jakarta: AgroMedia.

SERANGGA
A. PENDAHULUAN
Semut, nyamuk, dan kupu-kupu adalah serangga yang dengan mudah dapat kita temukan di sekitar kita. Serangga ini memiliki nama ilmiahInsecta, dan merupakan salah satu dari kelas binatang beruas atauArthropoda. Jenis yang telah teridentifikasi mencapai satu juta spesies, yang diperkirakan hanya2/3 dari jumlah sesungguhnya.
B. TUBUH SERANGGA
Serangga secara umum dapat dikenal melalui tubuhnya yang terdiri atas tiga bagian, yaitu keapala, toraks (dada dan punggung), dan abdomen (perut). Di kepala terdapat sepasang antena sebagai alat peraba dan pencium, sepasang mata faset, 1-3 oseli untuk menerima dan membedakan cahaya, serta mulut yang dilengkapi dengan labrum (bibir muka), sepasang mandibula (rahang muka), sepasang maksila (rahang belakang), dan labium (bibir belakang). Toraks terbagi atas tiga ruas, tiap ruas berkaki sepasang, dan pada ruas kedua dan ketiga masing-masing terdapat sepasang sayap. Abdomen tediri atas sebelas ruas, di bagian ujung biasanya terdapat 1-3 bulu pendek atau panjang yang dinamakan sersi. Di sebelah kiri dan kanan bawah ruas-ruas toraks dan abdomen terdapat lubang kecil atau spirakel, yang berhubungan dengan saluran trakea sebagai alat pernapasan.
Serangga umumnya berkelamin terpisah, sehingga terdapat jantan dan betina. Bentuk serangga jantan dan betina umumnya sama, tapi terdapat juga yang berbeda seperti kumbang kelapa atau Xylotrupes gideon, yaitu kumbang jantan memiliki tanduk sementara yang betina tidak. Ada pula perbedaan dalam ukuran tubuh, pada umumnya serangga jantan berukuran lebih kecil.
C. DAUR HIDUP
Serangga umumnya berkembang biak dengan bertelur, yang diletakkan satu- satu maupun berkelompok, atau telur-telurnya diletakkan dalam suatu kotak bernama ooteka (contoh pada lipas dan belalang sembah). Serangga betina umumnya dilengkapi dengan ovipositor yaitu alat untuk meletakkan telur. Dari telur akan menetas menjadi larva, yang bentuknya sangat berbeda dengan serangga dewasa.
Setelah beberapa kali ganti kulit, larva akan berubah menjadi kepompong yang kemudian keluar sebagai serangga dewasa yang sempurna. Daur hidup yang melalui tahapan kepompong disebut metamorfosis sempurna. Kupu-kupu, lalat, dan kumbang adalah serangga yang mengalami metamorfosis sempurna.
Belalang dan kepik adalah contoh serangga dengan daur hidup metamorfosis tidak sempurna. Pada metamorfosis ini, telur akan menetas menjadi anakan yang bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa, hanya sayap dan alat kelaminnya belum sempurna. Serangga ini dinamakan nimfa. Nimfa akan mengalami beberapa kali ganti kulit, pada ganti kulit terakhir akan keluar serangga dewasa yang memiliki sayap dan alat kelamin sempurna.
D. MAKANAN
Sebagian besar serangga adalah pemakan tumbuhan, termasuk biji-bijian yang disimpan di gudang atau lumbung. Sebagian lagi adalah pemakan serangga dan binatang kecil lainnya. Beberapa jenis hidup dengan menghisap darah manusia atau binatang, dan beberapa jenis hidup parasit pada binatang menyusui serta burung, memakan bulu-bulunya. Serangga tanah merupakan pemakan serasah busuk dan pohon tumbang, serta lumut, jamur, dan kapang.
E. CARA HIDUP
Serangga dapat hidup soliter (sendiri) maupun berkoloni (membentuk kelompok) dengan membuat sarang di pohon atau di dalam tanah. Semut, lebah, dan rayap termasuk serangga yang hidup berkoloni. Serangga yang berkoloni terdiri dari beberapa kasta, yaitu ratu sebagai penghasil telur, raja yang membuahi ratu, pekerja yang bertugas melayani ratu dan raja, merawat larva, dan mencari kemudian mengumpulkan makanan, serta tentara atau pengawal yang menjaga dan mempertahankan koloni dari serangan musuh.
F. HABITAT
Serangga dapat ditemukan di berbagai habitat atau lingkungan hidup, baik darat maupun perairan. Di darat serangga hidup di pohon, semak, permukaan maupun dalam tanah, atau hidup parasit pada binatang lain. Sementara di air contohnya air tergenang maupun air yang mengalir. Ada serangga yang hidup di air sepanjang hidupnya, sementara ada pula yang hanya hidup di air pada fase larva atau nimfa dan bermigrasi ke darat saat dewasa seperti nyamuk dan capung.
Seperti binatang lainnya, serangga juga dapat mengeluarkan suara, contoh jangkrik, belalang malam, dan tonggeret. Suara serangga tidak dikeluarkan dari mulutnya, tetapi dihasilkan dari gesekan antara bagian-bagian tertentu tubuhnya. Suara belalang malam dihasilkan dari gesekan bagian pangkal kedua sayap mukanya. Pada tonggeret yang suaranya nyaring disebabkan oleh adanya kepingan di bagian bawah perut.
G. PERANAN
Serangga memainkan peranan penting dalam kesejahteraan manusia, baik peranan yang bermanfaat maupun yang merugikan. Lebah madu dan ulat sutera adalah serangga yang bermanfaat, sementara nyamuk, lalat, pinjal, dan tungau telah diketahui sebagai vektor penyakit pada manusia dan ternak, sedangkan wereng dan belalang dapat menjadi hama tanaman.
H. KLASIFIKASI SERANGGA
KelasInsecta atau serangga terdiri atas 34 ordo seperti dijabarkan di bawah
ini.
I.
Ordo Protura
Termasuk serangga primitif dengan tubuh hanya beberapa milimeter. Tidak mempunyai sayap, antena, dan mata, tetapi memiliki bintik hitam di kiri kanan kepala. Fungsi antena digantikan oleh kaki depan yang selalu diangkat ke atas, sehingga berjalan hanya dengan kaki depan dan belakang. Habitatnya di tempat sejuk dan lembap, seperti di bawah batu-batuan, serasah, tanah berhumus, batang pohon roboh, dan di kulit pohon. Terdiri atas lebih dari 100 jenis teridentifikasi.
II.
Ordo Diplura
Langsing dan kecil, berukuran 5-10 mm. Tidak bersayap dan tidak bermata, antena panjang. Ekornya berupa sepasang rambut atau pencapit. Hidup tersembunyi di tempat-tempat lembap, di bawah serasah, sampah, humus, batu-batuan, dan sebagainya. Gerakannya cepat dan takut cahaya. Makan tanaman segar atau busuk, jamur, dan binatang kecil. Jenis teridentifikasi sekitar 100 jenis.
III.
Ordo Collembola (agas-agas)
Termasuk serangga bertubuh kecil dengan panjang beberapa milimeter dan tidak bersayap. Antena cukup panjang, umumnya bermata. Di ujung bawah abdomen terdapat semacam ekor untuk meloncat.
Menyukai lingkungan yang basah atau lembap, biasa ditemukan di antara lumut, humus, sampah, sarang semut dan rayap, gua, serta di sekitar perairan tawar maupun laut.
Agas-agas yang hidup di sarang semut atau rayap tidak bermata dan
berekor pegas. Makanan utamanya spora dan semaian tanaman. Agas-agas
Ordo Thysanura (perak-perak/renget)
Menyukai lingkungan yang sejuk dan lembap seperti di hutan, kebun, dan juga lingkungan kering dalam rumah seperti pada laci meja, lemari pakaian, lemari buku, tumpukan kertas/karton, serta gudang. Beberapa hidup di sarang semut atau rayap. Tubuhnya gepeng mengecil ke belakang atau agak silindris, panjang 10-20 mm, bersisik putih keperak-perakan, kelabu, atau coklat kehitaman, dan mengkilat.
Kepalanya agak besar, berantena panjang, bermata besar atau kecil, dan tidak bersayap. Jenis yang hidup di sarang semut atau rayap tidak bermata. Berekor berupa 2-3 rambut kaku panjang yang dinamakan sersi. Gerakannya
cepat,
umumnya
menghindari
tempat-tempat
terang. Makanannya tumbuhan mati dan busuk, jamur, lumut, jilidan buku, kertas, dan juga pakaian. Jenis teridentifikasi sekitar 40 jenis, contoh yang biasa ditemukan dalam rumah adalah Lepisma saccharina.
V.
Ordo Orthoptera (belalang, jangkrik)
VI.
Ordo Gryllblattodea
VII.
Ordo Blattaria (lipas)
Sudah hidup sejak zaman karbon (350-270 juta tahun yang lalu). Pada kedua sisi kepala terdapat mata majemuk berwarna hitam. Tepat di bawah mata terdapat cekungan tempat keluar antena filliform (bentuk benang). Di antara kedua pangkal antena terdapat mata tunggal yang disebut osellus.
Lipas mempunyai mulut tipe penggigit dan pengunyah. Memiliki dua pasang sayap. Sayap depan disebut tegmina, liat seperti kulit atau perkamen, tidak tembus cahaya, untuk melindungi sayap belakang yang lebih besar, halus, tipis, transparan, serta digunakan untuk terbang.
Habitatnya adalah hutan, pemukiman manusia, serta tempat gelap, kotor, dan lembap. Makanannya berupa daun yang mulai membusuk, ranting lapuk, bahan dan sisa makanan manusia, bahkan kotoran manusia.
Dapat menularkan penyakit disentri (Entamoeba hystolica), lepra (Mycobacterium leprae), mycorysis yaitu keracunan saluran pencernaan akibat jamurAspergillus sp., serta menjadi inang cacing pita. Namun ada beberapa jenis yang hidup di hutan dan timbunan sampah yang berperan sebagai perombak sisa-sisa tanaman atau bangkai hewan sehingga membantu menyuburkan tanah.
Contoh spesies dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Contoh spesies dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nama
Serangga
Nama
Spesies
(Nama
Latin)
Habitat
Keterangan
Lipas
Amerika
(American
Cockroach)
Periplanet
a
americana
Daerah lembap, namun
dapat bertahan di tempat
kering jika mereka dapat
menjangkau air
. Menyukai
suhu hangat sekitar 29 C.
Di pemukiman, kecoa ini
hidup di lantai bawah
tanah, retakan, fondasi,
dsb.
Panjang tubuh 33-44 mm,
warna coklat kemerahan, pada
bagian kepala ada bercak
berbentuk kacamata, panjang
antenna melebihi panjang
tubuh. Makan segala macam
makanan termasuk makanan
manusia yang tercecer dan
disimpan tanpa tutup.
Lipas
Australia
(Australian
Cockroach)
Periplanet
a
australasia
e
Sama dengan P.
americana.
Panjang tubuh 20-25 mm,
warna coklat kemerahan, tepi
punggung berwarna kuning,
tubuh pipih.
Lipas
Blatta
Tempat gelap dan lembap,
Panjang tubuh 18-25 mm

Oriental
(Oriental
Cockroach,
Water Bug)
orientalis
tertutup.
hitam kecoklatan, sayap lipas
betina1/3 panjang tubuh,
sedangkan yang jantan2/3
panjang tubuh. Makan segala
bahan makanan.
Lipas Jerman
(German
Cockroach,
Croton Bug)
Blattella
germanica
Sarang di dapur pada
tumpukan rempah-rempah
Panjang tubuh 10-12 mm,
berwarna coklat muda, pada
bagian caput terdapat dua garis
sejajar warna hitam. Tegmina
berwarna abu-abu. Ukuran kecil
dan meninggalkan bau busuk
pada makanan yang dihinggapi.
Lipas Kayu
Australia
(Australian
Wood
Cockroach)
Panesthia
sp.
Kayu dan pepohonan.
Panjang tubuh 35-50 mm,
warna hitam kecoklatan,
mengkilat, antenna pendek,
sayap menutupi seluruh tubuh.
Hidup sebagai perombak sisa-
sisa tanaman. Makan serasah
dan kayu lapuk.
Lipas Kayu
Pennsylvania
(Pennsylvani
a Wood
Cockroach)
Parcoblatt
a sp.
Tumpukan kayu, pohon
berongga, hingga rumah
tangga.
Panjang tubuh10-15 mm,
berwarna hitam mengkilat,
lipas jantan maupun betina
bersayap. Hidup pada kayu
lapuk.
VIII.
Ordo Phasmida (ciang-ciang/bugang)
IX.
Ordo Mantodea (belalang)
X.
Ordo Dermaptera (cocopet)
Bentuk tubuh memanjang agak gepeng sampai gepeng. Umumnya berwarna gelap. Kepalanya hampir segitiga, berantena pendek sampai panjang. Matanya besar atau kecil, tidak beroseli atau mata tunggal.
Memiliki ciri khas berupa alat penjepit atau forsep di ujung tubuhnya dengan berbagai bentuk sebagai alat penangkap atau pembunuh mangsa, pelindung diri, serta membantu melipat sayap belakang. Forsep pada cocopet jantan lebih besar dan kuat daripada pada betina.
Habitat pada tempat sejuk, seperti di bawah batu, celah, atau lubang bawah tanah, di bawah batang pohon, di balik kulit kayu, dan juga di bawah sampah. Beberapa jenis hidup di tempat basah dekat air, dapat berenang atau berjalan di permukaan air, tetapi tidak dapat menyelam. Ada pula yang hidup sebagai parasit pada kelelawar dan tikus, atau hidup dalam gua yang banyak dihuni kelelawar.
Cocopet adalah serangga omnifor. Umumnya menyukai larva serangga dan serangga kecil. Ketika makan ia akan menjepit mangsa dengan forsepnya lalu didekatkan ke mulut. Kadang dapat menjadi kanibal.
Berdasarkan morfologi tubuh, Dermaptera dapat digolongkan menjadi:
Arixenia, dengan ciri tubuh lunak dan berbulu, mata kecil atau menciut,
forsep lunak/lemah, sayap menciut atau tidak bersayap. Hidup di gua (Arixenia jacobsoni) atau sebagai parasit (Arixenia, Cheiromeles torquatus). Hanya terdiri dari satu suku, yaituArixeniidae.
Forficulina, dengan ciri tubuh keras, licin tak berbulu atau berbulu sedikit,
forsep kokoh dan kuat. Umumnya bersayap dua pasang. Terdiri dari enam suku, yaituA pochi dae,Chelisochidae,Forficulid ae,Labi duridae,Lab udae, danPygi dicranidae. Contoh spesies yang sering ditemui adalahChelisoche
morio yang bermanfaat karena memangsa larva Brontispa sp. (kumbang
kecil dari familiHispiodae hama daun kelapa), wereng, dan kutu daun.
Berbagai jenis cocopet dikenal sebagai pengganggu tanaman
pertanian. Di India Euborellia stali menggerogoti kacang tanah muda, daun
kubis, buah kapas, dan tangkai sorgum. Anisolabis annulipes merupakan
vektor cacing pita.
XI.
Ordo Diploglossata
XII.
Ordo Pleocoptera (latu-latu)
XIII.
Ordo Isoptera (rayap)
XIV.
Ordo Zoraptera
X V.
Ordo Embioptera (kutu jaring)
XVI.
Ordo Corrodentia
XVII. Ordo Mallophaga
XVIII. Ordo Anoplura (kutu pengisap)
XIX.Ordo Ephemeroptera (lalat sehari/puni-puni)
Mirip capung yang bertubuh mini atau kerdil. Serangga dewasa hanya hidup beberapa jam sampai beberapa hari. Tubuhnya lunak, panjang 5-10 mm. Berwarna coklat, coklat muda, coklat kekuningan, atau hijau. Kepala agak besar, antena pendek berupa rambut kasar. Mata berupa tiga oseli atau mata tunggal. Anakannya disebut naiad.
Dari hasil temuan fosil, diperkirakan jenis ini sudah ada sejak zaman
karbon, yaitu sekitar 300 juta tahun yang lalu. Contoh jenis fosil adalah
Homaloneura bonneri.
Bagian mulut puni-puni dewasa akan menciut selama hidupnya, tidak makan, hanya menghisap air. Naiad yang mulutnya masih sempurna makan ganggang, tumbuhan, atau sisa tumuhan. Dapat ditemukan di perairan tawar.
Jenis yang sudah dikenal sekitar 2000 jenis, umumnya di daerah tropis.
Puni-puni yang terdapat di Indonesia berasal dari genusAtalophlebia,
Atopopus, Cloeon, Ephemera, Oniscigaster, Plethogenia, dan lain-lain.
XX.
Ordo Odonata (capung, sibar-sibar)
XXI.
Ordo Thysanoptera (terips)
XXII. Ordo Hemiptera (kepik, kutu busuk)
XXIII. Ordo Homoptera (wereng, kutu kebul)
XXIV. Ordo Megaloptera
XXV. Ordo Neuroptera (kasa-kasa)
XXVI. Ordo Raphidiodea
XXVII. Ordo Mecoptera (lalat jengking)
XXVIII. Ordo Trichoptera (pita-pita)
XXIX. Ordo Lepidoptera (kupu-kupu)
XXX. Ordo Coleoptera (kumbang)
XXXI. Ordo Stressiptera (serangga bersayap kipas)
XXXII. Ordo Hymenoptera (tawon, lebah)
XXXIII. Ordo Diptera (lalat)
XXXIV. Ordo Siphonaptera (pinjal)