Thursday, May 26, 2011

Indikator Makro Sosial BudayaKabupaten Pandeglang 2006

Katalog

4107. 3601

NASKAH

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang

PENERBIT

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang


 


 

BAB I

PENDAHULUAN


 

  1. Latar Belakang

Usaha meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu tujuan utama pembangunan. Usaha ini dilakukan dengan segala daya upaya untuk meletakan landasan yang kuat agar pembangunan tahap berikutnya dapat menjadi terarah dan lancar.

Sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Banten, Kabupaten Pandeglang berusaha untuk mengembangkan data dasar dan kemampuan mengelola data untuk memantau kondisi kehidupan penduduk, merancang dan menetapkan sasaran program-program, serta mengukur dampak program dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk. Upaya pemerintah daerah dalam pengembangan data dasar dan peningkatan pemanfaatan data dimotori oleh Badan Pusat Statisti (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)).

Pada aspek yang begitu luas sangat tidak mungkin untuk menyajikan data statistik yang mampu mengukur tingkat kesejahteraan rakyat secara multi dimensi. Oleh karena itu, statistik atau indikator yang disajikan ini hanya menyangkut segi-segi kesejahteraan yang dapat diukur (tangible).

Selama ini, banyak kebijakan pembangunan pemerintah daerah yang ditujukan pada kawasan pedesaan diantaranya dengan melakukan pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan-jalan di pedesaan, pengairan, prasarana pasar, prasarana pendidikan, dan pusat-pusat pelayanan kesehatan. Pembangunan tersebut selain untuk pemerataan pembangunan antar wilayah juga untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat pedesaan yang selama ini relatif dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.


 

  1. Maksud dan Tujuan

Tujuan dari penyusunan Publikasi Indikator Makro Sosial Budaya untuk menjelaskan dan memaparkan berbagai indikator dari beberapa bidang pembangunan yang dilaksanakan sebagai gambaran umum hasil yang telah dicapai sekaligus menjadi tolak ukur, bahan evaluasi dan acuan bagi pelaksanaan pembangunan yang akan datang.

Indikator yang dijelaskan dalam publikasi ini adalah kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf kesejahteraan & pola konsumsi masyarakat, indikator perumahan dan indikator pembangunan manusia yang ditampilkan dalam bentuk angka numerik dan persentase.


 

  1. Sumber Data

Sumber data utama publikasi Indikator Makro Sosial Budaya ini adalah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006 dan beberapa data tambahan dari instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pandeglang.

SUSENAS merupakan kegiatan yang rutin dilakukan BPS sejak tahun 1963. Pada awalnya tujuan dari susenas ini untuk memperoleh keterangan tentang karakteristik konsumsi, demografis dan ketenakerjaan. Susenas dilaksanakan setiap tahun dengan menyertakan kuesioner Kor (data pokok) yang menanyakan karakteristik demografis mengenai semua anggota rumah tangga, dan salah satu dari tiga kuesioner Modul (data rinci) secara bergantian. Ketiga Modul tersebut adalah : (1).Konsumsi dan Pendapatan Rumah Tangga, (2).Kegiatan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Rumah Tangga, Perjalanan dan Kriminalitas, (3).Kesehatan, Pendidikan, Perumahan dan Lingkungan.

Indikator yang terdapat dalam Kor antara lain :

  • Kesehatan : angka kesakitan, akses pada layanan kesehatan, pemberian ASI, immunisasi dan penolong kelahiran
    • Pendidikan : tingkat partisipasi sekolah, tingkat pendidikan tertinggi, dan angka melek huruf
    • Ketenagakerjaan : tingkat pengangguran, tingkat partisipasi angkatan kerja, jam kerja, dan lapangan usaha
    • Keluarga berencana dan fertilitas : prevalensi kontrasepsi, umur perkawinan pertama, dan angka kelahiran
    • Perumahan dan sanitasi : luas lantai, jenis atap, jenis dinding, listrik, air bersih dan
    • Pengeluaran Rumahtangga : makanan dan non makanan seminggu, sebulan, dan setahun


 

  1. Konsep dan Definisi

Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasikan atau memberi petunjuk tentang suatu keadaan/kondisi tertentu yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan mengukur perubahan dari waktu ke waktu.

Sex rasio adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan.

Kepadatan penduduk adalah rata-rata jumlah penduduk yang menempati suatu area per kilometer persegi.

Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk pertahun (angka ini dinyatakan dalam persentase).

Dependency Ratio atau Angka Beban Ketergantungan atau Beban Tanggungan (ABK) adalah angka yang menyatakan perbandingan antara penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas) dengan penduduk usia produktif (15-64 tahun) dikalikan 100

Angka kesakitan adalah persentase penduduk yang mengalami gangguan/keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu yang mengakibatkan aktifitas kesehariannya terganggu.

Angka immunisasi adalah persentase anak usia 0-4 tahun yang mendapatkan imunisasi terhadap penyakit-penyakit tertentu.

Angka partisipasi sekolah adalah tingkat partisipasi sekolah penduduk menurut batas usia sekolah pada setiap jenjang pendidikan.

Angka buta huruf adalah persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang tidak dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

Penduduk usia kerja
adalah penduduk yang berumur 10 tahun keatas.

Bekerja adalah melakukan kegiatan atau pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama satu minggu dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan/keuntungan.

Angkatan kerja adalah penduduk usia 10 tahun keatas yang bekerja atau mencari pekerjaan.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia 10 tahun keatas.

Angka pengangguran terbuka adalah persentase penduduk yang termasuk angkatan kerja yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan.

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah tingkat kematian bayi atau jumlah bayi meninggal per 1000 kelahiran hidup.

Angka Harapan Hidup (AHH0) adalah peluang lama hidup atau umur seseorang pada waktu dilahirkan.


 

1.5 Sistematika Penulisan

Publikasi Indikator Makro Sosial Budaya Kabupaten Pandeglang Tahun 2006, terdiri dari beberapa bab mengenai indikator-indikator kesejahteraan rakyat.

BAB I    PENDAHULUAN

merupakan uraian latar belakang, maksud dan tujuan, sumber data, konsep definisi serta sistematika penulisan.

BAB II    KEPENDUDUKAN dan KELUARGA BERENCANA (KB)

menyajikan indikator-indikator kependudukan yang berisi tentang jumlah penduduk, sex rasio, kepadatan, dan laju pertumbuhannya, serta program Keluarga Berencana (KB)

BAB III    KESEHATAN

menyajikan indikator kesehatan, diantaranya Derajat dan Status Kesehatan, penolong persalinan dan pemberian ASI.

BAB IV    PENDIDIKAN

menyajikan berbagai indikator pendidikan yang meliputi tingkat partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan, angka melek huruf/buta huruf, Sarana dan prasarana/fasilitas Pendidikan.

BAB V    KETENAGAKERJAAN

menyajikan data/indikator yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, seperti tingkat partisipasi angkatan kerja, lapangan usaha, status pekerjaan, tingkat pengangguran dan rata-rata jam kerja.

BAB VI    TARAF KESEJAHTERAAN dan POLA KONSUMSI MASYARAKAT

menyajikan data tentang indikator kesejahteraan rakyat & pola konsumsi, seperti persentase kemiskinan, dan pola konsumsi.

BAB VII    PERUMAHAN

menyajikan data tentang perumahan dan fasilitasnya seperti jenis lantai terluas, jenis dinding terluas, atap terluas, sumber air minum, penerangan dan sebagainya.

BABVIII    INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

menyajikan tentang Kondisi/Posisi Indeks Pembangunan Manusia dan komponen-komponennya.


 


 

BAB IX     KESIMPULAN

Merupakan kesimpulan secara menyuluruh dari indikator-indikator pada bab-bab sebelumnya.