Bab 1
Pendahuluan
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga kita dapat menjalankan segala aktifitas kita dengan baik dan lancar tanpa ada gangguan dan halangan yang berarti. Amin…. Dunia penidikan menurut segelintir orang dinilai hanya berpikir bagaimana menciptakan intelektual muda yang handal dan siap menghadapi tantangan dunia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknlogi tentang budidaya, sehingga mengharuskan kita untuk terus menyerap dan mengaplkasikan nilai-nilai keilmuan dan keprofesian secara komprehensif.
Pada saat ini dunia perikanan masih dalam tahap perkembangan terutama negara Indonesia sedang meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil perikanan dengan melakukan berbagai macam cara sehingga menghasilkan komoditas yang lebih bernilai dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi di pasaran.
1.1 Latar Belakang
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah diBudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :
1) dapat diBudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi Budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3) pemasarannya relatif mudah dan
4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air Budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila Budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan Budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut :
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam Budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.
1.2 Maksud dan Tujuan
Proposal ini menjelaskan tentang maksud dan tujuan di adakannya kegiatan budidaya, yaitu :
A. Maksud dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk :
1. Mendapatkan keterbukaan cara berfikir manusia dalam dunia perikanan khususnya perikanan budidaya ikan air tawar.
2. Memberikan gambaran atau pandangan secara realita terhadap berbagai metode budidaya yang sedang mulai berkembang saat ini.
3. Menjadikan mahasiswa yang memiliki keahlian di bidangnya.
B. Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a. Menumbuh kembangkan motivasi belajar dan berfikir kritis kepada mahasiswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dalam dunia
perikanan.
b. Memberikan informasi tentang ruang lingkup kegiatan ilmu perikanan.
c. Mampu menunjang permintaan pasar terhadap komoditas perikanan, khususnya ikan patin hias
d. Meningkatkan pendapatan, pertumbuhan ekonomi masyarakat
e. Memanfaatkan potensi komoditas unggulan lokasl
f. Mempertahankan kelestarian
C. Gambaran bentuk usaha
Dalam budidaya lele membutuhkan waktu persiapan yang lama hingga bibit yang dihasilkan memenuhi kualitas dan kuantitas standar untuk pembesaran sehingga ada masa kosong yang tidak produktif. Masa itu memiliki periode selama 6 bulan. Untuk mengisi masa tidak produktif tersebut menjadi masa yang produktif maka kami memanfaatkan kolam-kolam yang kosong tersebut dengan pembesaran yang bibit pembesarannya kami belikan bukan kami produksi sendiri hingga bibit yang kami siapkan yang nantinya kami manfaatkan guna pembesaran siap untuk di manfaatka.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Analisi Swot
· Kelebihan
1. Masih tingginya permintaan pasar terhadap lele terlihat dari mahalnya harga lele di pasar.
2. Masih impornya perikanan jogja terutama lele dari luar kota
3. Murahnya harga pekerja dan tanah di wilayah jogja.
· Kekurangan
1. Jauhnya jarak antara tengkulak dengan tambak menambah biaya transportasi.
2. Angka penyusutan penjualan yang dikarenakan jauhnya jarak ke tengkulak sehingga banyaknya lele yang mati membuat pengurangan nilai produksi.
· Ruang kesempatan yang tersedia
1. Banyaknya penjual lele di pasar menjadi nilai tambah karena berarti lele masih mudah dalam pemasaran.
2. Belum banyaknya pengembangan hasil produk pakan berbahan dasar lele menjadi wilayah olah sendir.
· Ancaman dan penanggulangannya
1. Banjir menjadi ancaman besar terhadap segala jenis tambak tidak terkecuali lele. Untuk itu sudah jelas pastialah kami mencari lahan yang aman dari banjir.
2. Hama seperti luak dan ular menjadi penting untuk di khawatirkan karena dapat menurunkan jumlah produksi. Untuk itu kami menanggulanginya dari membuat pagar hingga mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah kerugian yang dihasilkan karena kemungkinan terserang oleh hama ini.
3. Penyakit juga biasa meyerang perikanan. Untuk itu kami menganggap penting untuk menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya penyakit dikarenakan adanya bibit2 penyakit, juga persiapan lahan yang matang menjadi salah ssatu faktor penekatan terhadap penyerangan penyakit ini. Kami juga mengadakan pemeriksaan rutin terhadap lele dikarenakan kemungkinan terserang wabah juga besar sehingga penting untuk segera ditanggulangi
2.2 Analisis Keuangan
2.2.1 Modal
Ada dua jenis pengeluaran dalam bisnis lele, biaya awal dan biaya operasional. Perincian biaya awal dan biaya operasional antara lain sebagai berikut:
- Biaya Awal
Biaya awal adalah biaya yang hanya dikeluarkan satu kali, perinciannya sebagai berikut:
No | Nama | quantity | satuan | harga satuan | Total |
1 | Sewa | 1 | tahun | IDR 2,500,000.00 | IDR 2,500,000.00 |
2 | Peralatan | 1 | set | IDR 100,000.00 | IDR 100,000.00 |
3 | lele Indukan | 2 | set | IDR 700,000.00 | IDR 1,400,000.00 |
4 | Laboratorium | 6 | sample | IDR 15,000.00 | IDR 90,000.00 |
5 | Pagar, pipa paralon dan Jembatan | 1 | set | IDR 2,000,000.00 | IDR 2,000,000.00 |
Jumlah | IDR 6,090,000.00 |
- Biaya Operasional
Biaya operasional dibagi menjadi 2 yaitu biaya operasional awal dan biaya operasional berjalan. Pada masa pembesaran membutuhkan biaya operasional awal dan biaya operasional berjalan, sedangkan pada masa peternakan hanya biaya operasional berjalan yang lihat.
No | Nama | quantity | satuan | harga satuan | Total |
Biaya operasi awal | | | | | |
1 | lele pembesaran | 10000 | ekor | IDR 250.00 | IDR 2,500,000.00 |
Biaya operasi berjalan | | | | | |
1 | upah pekerja | 2 | bulan | IDR 600,000.00 | IDR 1,200,000.00 |
2 | Kapur | 2 | sak | IDR 4,000.00 | IDR 8,000.00 |
3 | Garam | 25 | kg | IDR 1,000.00 | IDR 25,000.00 |
4 | Pupuk | 64 | kg | IDR 10,000.00 | IDR 640,000.00 |
5 | Pellet | 25 | sak | IDR 200,000.00 | IDR 5,000,000.00 |
Jumlah | IDR 9,373,000.00 |
Sehingga modal yang dibutukan meliputi:
Biaya Awal + Biaya Operasional = Modal
IDR 6,090,000.00 + IDR 9,373,000.00x 6 = IDR 62,328,000.00
BAB 3
SIMPULAN
11. Penutup
Demikianlah proposal ini kami susun untuk dipergunakan sebagai landasan dalam kegiatan “Budidaya Ikan Patin (Pangasius sp.) dengan Menggunakan Metode Kolam Tembok ” agar menjadi bahan pertimbangan semua pihak. Dan semoga Allah SWT memberikan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan sukses. Amien
No comments:
Write komentarSilahkan isi komentar Anda disini