Monday, January 31, 2011

“Perencanaan Tujuan-Tujuan Pengajaran” Submitted to fulfill the assignment of learning planning on ELT

 


Bab I
Pendahuluan
Tujuan pengajaran
Salah atu tahap dalam proses dessain pengajaran adalah merumuskan dan menulis tujuan-tujuan pengajaran. Tujuan merupakan suatu yang sangat esensial sebab besar maknanya, baik dalam rangka perencanaan maupun dalam rangka peniliaian. Dalam perencanaan, tujuan memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan wakti, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tujuan-tujuan sekaligus merupakan kriteria untuk menilai mutu dan efisiensi pengajaran.tujuan pengajaran harus dirumuskan secara jelas tepat dan tidak boleh sama-sama atau mengandung beberapa arah, atau bersifat meragukan.








Bab II
Isi
A. Konsep tujuan pengajaran
Jika kita telah memahami apa yang dimaksud dengan tujuan pengajara, barulah kemudian kita mempertanyakan mengapa tujuan pengajaran itu perlu, dan selanjutnya bagaimana sebaiknya cara merumuskan dan menulis tujuan pengajran. Suatu tujuan pngajaran adalah sejumlah hasil pengajaran yang dinyatakan dalam artian siswa belajar, yang secara umum mencakup pengetahuan baru, keterampilan dan kecakapan, serta sikap-sikap yang baru yang diharapkan oleh guru dicapai oleh siswa sebagai hasil pengajaran.
            Tujuan pengajtran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pengajran. Tujuan belajar merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pengajaran. Antara tujuan pengajaran (instructional goals) dan tujuan belajar (Learning objectives) ada perbedaa, tetapi memiliki hubungan yang sangat erat anatra satu dengan yang lainnya.
Tujuan sebagai instrument pengukuran
            Konsep tujuan pengajaran yang dikemukakan oleh Marger menitik beratkan pada tingkah laku siswa atau perbuatan (performance)sebagai suatu jenis output yang terdapat pada siswa, yanga dapat diamati dan meninjukan bahwa siswa tersebut telah melakukan kegiatan belajar.
Menurut Margertujuan instruksional seharusnya mengandung tiga komponen utama, yakni sebagai berikut:
1.      Tingkah laku (behavior) untuk menspesifikasikan apa yang akan kita amati dan diukur.
2.      Standar (standard) yang memungkinkan kita untuk menilai dampak dari belajar.
3.      Kondisi luar (externals conditions) untuk meyakinkan bahwa perilaku yang diperoleh benar-benar disebabkan oleh kegiatan belajar, bukan karena sebab-sebab lainnya.
Tujuan merukan dasar untuk mengukur hasil pengajaran, yang juga dapat dijadikan landasan dalam menentukan isi pengajaran dan metode mengajaran. Karena tujuan dapat dijadikan sebagai tolak ukur terhadap keberhasilan instruksional, maka sebenarnya perumusan tujuan seharusnya mengandung empat komponen. Komponen yang keempat itu adalah suatu deskripsi tentang cara pengukuran terhadap tingkah laku. Deskripsi itu mungkin dalam bentuk deskripsi tingkah laku yang dapat diamati/diukursecara langsung
B.     Komponen-komponen tujuan pengajaran
Suatu pengajaran, terdiri dari tiga komponen, yakni:
1.      Tingkah laku terminal.
2.      Kondisi tes.
3.      Standar (ukuran).
C. Kegunaan tujuan pengajaran
           Perumusan tujuan pengajaran mengandung kegunaan tertentu dalam rangka merancang system pengajaran. Secara khusus, tujuan pengajaran penting artinya dalam rangka :
     Pertama, untuk menilai pengajaran dalam arti bahwa pengajaran diniali berhasil apabila siswa telah mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ketercapaian tujuan pengajaran oleh siswa menjadi indicator keberhasilan sistem pengajarn yang di rancang sebelumnya.
     Kedua, untuk membimbing siswa belajar. Tujuan tujuan yang telah dirumuskan memberikan arahan, acuan,dan pedoman abgi siswa dalan melakukan kegiatan-kegiatan belajr. Dengan demikian guru dapat merancang tindakan-tindakan apa yang seyogiyanya dia lakukan untuk mengarahkan siswa mencapai tujuan pengajaran.
     Ketiga, merupakan criteria untuk merancang pengajaran. Dengan tujuan-tujuan yang telah ditentukan, merupakan dasar untuk memilih dan menetapkan materi pelajaran, baik ruang lingkupnya maupun dalam urutannya menentukan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapain tujuan, memeilih alat dan sumber, serta untuk merancang prosedur penilaian.
     Keempat,menjadi semacam media untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan guru lainnya. Berdasarkan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan, maka seorang guru dapat melakukan komunikasi dengan rekan sekerjanya tentang apa yang hendak dicapa, serta hal-hal apa yang sebaiknya dikerjakan oleh guru-guru lainnya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut.
D. Klasifikasi Tujuan pendidikan
1.   Pendekatan untuk mengklasifikasi tujuan pendidikan.
Paling tidak ada tiga jenis pendekatan yang digunakan untuk mengklasifikasi tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1.      Imediasi: jangka panjang /langsung.
2.      Tipe performance: kognitif/efektif/psikomotor.
3.      Sumber (source): keterampilan kehidupan/metodologis isi(content).
Dalam pendekatan imedias, tujuan-tujuan diklasifikasikan menjadi beberapa tujuan sebagai berikut.
a.       Tujuan jangka panjang (long term), misalnya pengetahuan dan keterampilan yang berguna sepanjang kehidupan.
b.      Tujuan antara (medium term) yang mencakup hal-hal yang diperoleh khususnya dari sekolah.
c.       Tujuan pengajaran(course) berkenaan dengan bidang pengajaran apa yang akan diajarkan.
d.      Tujuan unit berkenaan dengan unit apa yang  diajarkan/diujikan.
e.       Pelajaran (lesson) berkenaaan dengan pelajaran apa yang akan diajarkan/diujikan.
f.       Tingkah laku khusus berkenaan dengan langkah-langkahatau latihan tertentu.
2.   Klasifikasi ini berguna dalam mendessain dan atau menata urutan kurkulum
Dengan pendekatan tipe performance, klasifikasi ini biasanya mengkombinasikan seperanhkat aturan (taksonomi), metide mengajar, instrument tes, dengan tujuan yang terdiri dari:
v  Tujuan–tujuan kognitif (berbuat dengan berpikir)
v  Tujuan-tujuan afektif (berbuat dengan perasaan)
v  Tujuan-tujuan psikomotor (berbuat dengan berbuat)
3.      Taksonomi tujuan pendidikan
Perumusan tujuan pendidikan dan tujuan-tujuan kirikulum bertitik tolak dari tingkah laku dan bersifat operasional. Para ahli kurikilum umumnya berpendapat bahwa sebagai landasan sebaiknya digunakan taksonomi pendekatan sebagai criteria pengklasifikasian tujuan kognitf dan psikomotor sebagai domain-domain. Domain-domain itu sesungguhnya saling bertautan. Hubungannya dapat kita visualisasikan sebagai berikut.
4.      Tujuan-tujuan dalam mitra kognitif
           Tujuan-tujuan kognitif sebagaimana telah diklasifikasikan oleh bloom, pada garis besarnya dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1.      Pengetahuan, pengetahuan merupakan peringatan tentang bahan-bahan yang telah dipelajari sebelumnya.
2.      Pemahaman, pemahamana dirumuskansebagai abiliter untuk menguasai pengertian/makna bahan.
3.      Penerapan, penerapan menunjukan keabiliter untuk menggunakan material yang telah dipelajari didalam situasi-situasi yang baru dan konkrit.
4.      Anslisis (pengkajian), analisis menunjukan pada abiliter untuk merinci bahan menjadi komponen-komponen atau bagian-bagian agar struktur organisasinya dapat dimengerti.
5.      Sintesis, sintesis menunjuk pada abilitet untuk menempatkan bagian-bagian bersama-sama membentuk suatu keseluruhan baru.
6.      Evaluasi, evaluasi berkenaan dengan abilitet untuk mempertimbangkan nilai bahan untuk maksud tertentu.
5.      Tujuan-tujuan dalam mitra afektif
1)      Penerimaan (receiving), menujnjukan pada kesadaran siswa untuk memperhatikan gejala atau stimuli tertentu.
2)      Merespons (responding), menunjukan pada partisipasiaktif oleh siswa.
3)      Menghargai (valuing), berkenaan dengan pemberian nilai terhadap suatu gejala, objek atau tingkah laku tertentu.

No comments:
Write komentar

Silahkan isi komentar Anda disini

E-learning