Monday, January 31, 2011

KLASIFIKASI TUMBUHAN DAN TANAMAN HIAS

 


BAB 1
Pendahuluan

A.    Latar Belakang
1.      Klasifikasi keanekaragaman hayati
Sejak jaman dahulu, manusia mempunyai keinginan mengenal dan memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia ilmu, keanekaragaman hayati dipelajari untuk keperluan ilmiah dan sangat bermanfdaat untuk keperluan ilmiah dan sangat bermanfaat untuk pengembangan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan manusia.sebagian hewan dan tumbuhan telah diidentifikasi dan diberi nama, tetapi sebagian lagi belum. Dari hasil studi diperkirakan jumlah jenis tumbuhan dibumi lebih dari 300.000 dan jumlah jenis hewan sekitar 1.000.000.
2.      Tujuan dan manfaat klasifikasi
Klasifikasi bertujuan menyederhanakan objek studi makhluk hidup yang sangat beraneka ragam, sehingga akan lebih mudah dalam mempelajarinya.secara singkat klasifikasi bermanfaat bagi manusia antara lain :
Ø  Untuk penelitian lebih lanjut sehingga makhluk hidup yang telah dikenal melalui klasifikasi dapat lebih dimanfaatkan
Ø  Untuk dipelajari agar dapat melestarikan keanekaragaman hayati dimasa mendatang
Ø  Untuk mengetahui hubungan antara organism satu dengan yang lainnya.

B.     Tata nama makhluk hidup
Hingga abad ke-18 semua naskah ilmu pengetahuan ditulis dalam bahasa latin sebagai bahasa para ilmuan. Nama hewan dan tumbuhan mengunakan bahasa latin dan memakai nama yang panjang (polynomial). Contoh pada hewan, seekor turtuus kecil berwarna abu-abu keputih-putihan tanpa bintik (turtus minor cenearcoalbus non maculates), pada tumbuhan , sambucus dengan batang berkayu yang bercabang dan memiliki bunga berbentuk paying (sambucus caule arboreo floribus umbelattis). Setelah carolus Linnaeus memperkenalkan system penulisan baru, penulisan polynomial diubah ke binomial, beberapa prinsip utama dari system penamaan carolus Linnaeus.

1.      Mengunakan bahasa latin
2.      Mengunakan kategori
3.      Menggunakan dua kat
Cara menulis nama jenis
Ø  Huruf  pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar, sedangkan untuk kata penunjuk jenis (spesies) ditulis dengan huruf kecil semua.Contoh : Zea mays ; Zea= genus, mays = spesies
Ø  Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau diketik, harus diberi garis bawah pada kedua kata tersebut. Namun bila dicetak harus memakai huruf miring (tanpa garis bawah). Contoh :Zea mays bila dicetak ; Zea mays bila diketik.
Ø  Bila nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata , kedua kata tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh : hibiscus rosa sinensis menjadi hibiscus rosa-sinensis, jenis hewan contohnya : felis maniculata domestica (kucing jinak), tidak dirangkai dengan tanda penghubung sedang untuk varietas perhatikan contoh : hibiscus sabdarifa var alba (rosella varietas putih).

·         Nama marga/genus
Marga/genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal, huruf pertamanya ditulis dengan huruf  besar. Contoh : marga tumbuhan Solanum (terung-terungan), hewan Canis (anjing), Felis (kucing).
·         Nama Suku/family
Organisme yang bersangkutan ditambah akhiran acceae untuk tumbuhan, idea untuk hewan.contoh :family canidae dari canis+idea, family felidae dari felis+idea, family solanaceae dari solanum+aceae.
·         Nama kelas
Adalah nama genus +nae. Contoh : equisetum+nae,  menjadi kelas equisetinae
·         Nama ordo
Adalah nama genus + ales. Contoh : Zingiber+Ales, menjadi ordo Zingiberales.

Di dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompokj besar hingga kelompok kecil. Kategori yang digunakan Linnaeus pada waktu itu adalah : kingdom (kerajaan), filum (keluarga besar, Class(kelas), ordo (bangsa), family (suku), genus (marga), dan spesies (jenis).
Urutan dari kingdom ke spesies adalah menurut persamaan cirri-ciri yang paling umum, kemudian makin kebawah persamaan cirri-ciri makin khusus dan perbesaran cirri-ciri makin kecil.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan :
  1. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa.
  2. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat dan hewan tidak memiliki dinding sel sementara hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan umumnya dapat berpindah tempat.
Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, yaitu jamur (fungi). Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan), Fungi (jamur), dan Animalia (hewan).
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia, Pengelompokan ini berdasarkan ada tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki membran inti disebut sel eukariotik, sel yang tidak memiliki membran inti disebut sel prokariotik.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup. Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Lima Kingdom:
  1. Kingdom Monera
Para makhluk hidup di Kingdom Monera berupa makhluk hidup sel tunggal (uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik (sel sederhana yang mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel didalamnya). Kelompok Monera ini terdiri dari Eubacteria (selama ini kita mengenalnya sebagai bakteri) dan Archaebacteria (bakteri yang hidup pada habitat ekstrim).
  1. Kingdom Protista
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista menyerupai jamur, dan Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas), Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium), Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium).
  1. Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara lain:
a.       kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya (Physarum policephalius).
b.      kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopusorizae, mucor mue
  1. Kingdom Animalia (Hewan)
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
Pada tahun 1970-an seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.
  1. Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Sel tumbuhan juga mempunyai dinding sel, plastida, dan ukuran vakuola yang cenderung besar (melebihi ukuran nukleus/inti). Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
·         Lumut
Berdasarkan struktur tubuhnya, ada ahli yang mengatakan bahwa tumbuhan lumut masih berupa talus, tetapi juga ada yang menganggap telah bertamus. Lumut melakukan dua adaptasi yang memungkinkannya beradaptasi di tanah, yang pertama tubuhnya diselubungi oleh kutikula lilin sehingga dapat mengurangi penguapan dari tubuhnya. Yang kedua, gamet – gametnya berkembang di dalam gemetangia sehingga zigot hasil fertilisasinya berkembang di dalam jaket pelindung. Oleh karena itu lumut belum memiliki jaringan pengangkut, maka air masuk ke lumut secara embibisi.
·         Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan golongan tumbuhan yang telah berkormus ( mempunyai akar, batang, dan daun ). Cirri – cirinya semua anggota divisi tumbuhan paku memiliki 4 struktur penting yaitu lapisan pelindung sel, embrio multi selular, kutikula, dan sistem transfer internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah.
Apabila dilihat dari struktur tubuhnya, akar nya bersifat seperti akar serabut,  batangnya pada sebagian besar jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat didalam tanah berupa rimpang, mungkin menjalar atau sedikit tegak. Daunnya selalu melingkar dan menggulung pada usia muda, daun paku dibedakan menjadi dua yaitu mikrofil yang berbentuk kecil-kecil seperti rambut atau sisik dan makrofil daunnya berbentuk besar.
Apabila ditinjau dari fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan atas tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk fotosintesis sedangkan sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.
·         Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Spermatophyta (tumbuhan berbiji) memiliki ciri-ciri antara lain: makroskopis dengan ketinggian bervariasi, bentuk tubuhnya bervariasi, cara hidup fotoautotrof, habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai), mempunyai pembuluh floem dan xilem, reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi). Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
·         Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu Monocotyledoneae (berkeping satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua).
·         Gymnospermae ( tumbuhan berbiji terbuka )
Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae, atau Magnoliophyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji terekspos langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung. Pada melinjo misalnya, "pêntil"nya (yaitu bijinya) sejak dari "kroto" hingga melinjo masak dapat dilihat, sementara pada tusam biji terletak pada runjungnya.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
B.     Pengelompokan
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi karena banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup) adalah keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji tertutup akan menyebabkan pemisahan yang parafiletik.Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan:
Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobili.
Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut mikrosporangiat atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang menghasilkan megasprofil dengan ovulum (bersama mengasporangia) disebut mengasporangiat atau strobili betina (pistillate cones). Mokrospora dan megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil pembel;ahan miosis sel induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi.
Ovum telanjang dihasilkan pada megsprofil yang biasanya tersusun spiral pada aksis sentral. Ovulum terdiri dari masa sel yang parenkimatis yang disebut nuselus atau megasaporangium. Nukleus ini melindungi sel induk mengaspora yang diploid.
Pada gymnospermae hanya terdapat satu integument yang terdiri dari 3 lapisan sel yaitu:
1)      Sarkotesta : Lapisam luar yang merupakan lapisan berdaging.
2)      Skierotesta: Lapisan tengah yang terdiri dari sel-sel batu (sel berdinding tebal).
3)       Sarkotesta dalam : Susunanya sama seperti lapisan terluar.
Mikropora atau butir polen adalah haploid, bentuk, ukran, serta ornamentasi dindingnya bervariasi. Gametofit jntan endosporik pertumbuhannya sebagian didalam mikrosporangium dan sebagian didalam ruang serbuk sari pada ovulum.
Pada golongan Cycadophyta mukrogametofit mempunyai sel protalus jantan yang akan menghasilkan sel steril yang besar atau sel tangkaiyang diikuti oleh sel tubuh (sel spermatogen). Sel tubuh membelah menjadi 2 sel gamet yang berflagel banyak.
Polinasi pada Gymnoispermae dilakukan oleh angin, dan mengantarkan gametofit yang endosporik pada mikrofil. Pada Coniferae dan Gymnospermae yang lain polen yang endosporik langsung mengadakan kontak dengan nuselus. Sperma kemudian berenang menuju keleher arkegonium dan salah satu dari sperma mengadakan fusi dengan telur membentuk zigot yang diploid. Fase awal perkembangan embrio ditandai dengan adanya priode inti bebas kemusdian mengalami diferensiasi. Embrio bersifat endoskopik poliembrioni merupakan keadaanm yang umum terjadi pada Gymnospermae.
Perbandinghan Alat-Alat Reproduksi Pada Angiospermae, Gymnospermae, Paku dan Lumut
a.       Angiospermae
Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan megaspore. Mikropora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar sebagai serbuk sari, sedangkan maegaspora berkembang menjadi gametofit betina yang merupakan kantung embrio yang tetap berada dalam ovarium, dan merupakan bagian dari bakal biji.
b.      Gymnospermae
Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana spermae bakal biji tidak dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji terbuka. Megaspora tetap erada dalam bakal biji, megasporangium dilindungi oleh beberapa integument, kecuali pada bagian ujung memiliki lubang kecil disebut mikrofil.
c.       Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku dapat bersifat heterospor atau homosapor. Gametotif dan sporofit hidup bebas. Alatreproduksi mungkimn terdapat pada satu talus yang sama(homothallic) atau terdapat pada talus yang berbeda (heterotallic). Alat kelamin berupa anteridium da arkegonium. Tumbuhan paku tidak berkembang secara seksual atau aseksual tetapi dengan spora.
d.      Tumbuhan Lumut
Perbedaan yang mencolok antara tumbuhan paku dengan lumut yaitu pada lumut fase gametotif hidup lebih lama, sedang safrofit hidup menumpang pada gametofit. Sporofit berupa kapsu;l spora, dengan tangkai panjang atau pendek, tan[pa daun atau cabang. Gametofit pada lumut ada yang berdaun (lumut daun) dan berupa tallus yang pipih (lumut hati) danperkembangbiakan dapat secara seksual atau aseksual.
Alat reproduksinya terdiri atas alat reproduksi jantan yaitu serbuk sari yang nantinya akan menghasilkan gamet jantan. Sedangkan vsel telur yang merupakan gamet betina terdapat didalam bakal biji.

C.    Sistem Reproduksi
Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya.
Organisme bereproduksi melalui 2 Cara :
·         Repoduksi aseksual (vegetatit)
Adalah terbentuknya individu baru tanpa melakukan peleburan sel kelamin
·         Reproduksi seksual (generatif)
Umumnya melibatkan persatuan sel kelamin (gamet) dari 2 individu yang berbeda jenis kelamin.
Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia.
Pada tumbuhan

1.      Reproduksi vegetatif buatan

Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif dalam pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan.
Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik maupun fenotipik dari induknya. Fenotipe dapat berbeda pada beberapa teknik perbanyakan vegetatif tertentu yang merupakan gabungan dua individu.
Pada tumbuhan, klon seringkali telah mencapai tingkat kedewasaan tertentu sewaktu ditanam sehingga biasanya disukai oleh petani karena waktu tunggu untuk dimulainya produksi dapat dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai menghasilkan dalam dua atau tiga tahun dengan kloning, sementara melalui biji petani harus menunggu paling cepat empat tahun ditambah resiko perubahan sifat.Cangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan.Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Stem cutting (stek batang ) merupakan salah satu alternatif perbanyakan yang dapat dilakukan untuk memperpendek masa juvenil tanaman hias.
Adapun beberapa jenis tanaman hias yang dapat diperbanyak dengan stek batang diantaranya : puring, mawar, rhododendron, azalea, kaktus, krisan dan lain-lain.
Berdasarkan struktur batangnya, perbanyakan dengan stem cutting ada empat macam yaitu :
http://www.tanindo.com/abdi9/image/hal10a.jpg
Setek batang berkayu
     Stek ini diambil dari cabang dewasa (tua), dengan ukuran stek ideal panjangnya 10 - 30 cm, diameter 0,6 – 1,2 cm dan minimal memiliki dua buku/ruas. Pada tanaman cemara yang bentuk daunnya sempit seperti jarum , panjangnya cukup 10 – 20 cm saja dan daun pada pangkal stek tersebut dibuang setengah sampai sepertiga-nya. Contohnya : mawar
Tanaman Hias Puring

2.      Stek setengah berkayu

Stek ini diambil dari cabang terminal dengan ukuran panjang stek antara 8 – 15 cm dan mengandung 3 – 5 helai daun

3.      Stek batang yang berair (herbaceaous)

Stek yang berasal dari cabang masih muda (lunak) dengan ukuran stek panjangnya 8 – 13 cm , daun-daun sebelah bawah dipangkas dan setengah sampai sepertiga dari jumlah daun yang ada dihilangkan untuk mengurangi penguapan. Contohnya kaktus

4.      Stek Batang Berbuku (cane cutting)

Stek ini diambil dari potongan batang bagian bawah, terutama pada tanaman hias yang memiliki ruas buku panjang. Ukuran stek ini panjangnya 5 – 8 cm dan setiap potongan minimal mengandung dua mata (bud).

5.      Teknik-teknik perbanyakan vegetatif pada tumbuhan

Terdapat bermacam-macam teknik yang acap kali khas untuk jenis tumbuhan yang berbeda. Beberapa teknik hanya memanfaatkan organ reproduksi khusus yang diproduksi tanaman tertentu, sementara teknik lainnya sengaja merangsang pertumbuhan baru pada bagian tumbuhan tertentu. Berikut ini dipaparkan secara singkat berbagai teknik yang dipakai orang.
Ø  Pemisahan anakan (tillering)
Ø  Penyetekan
Ø  Perundukan
Ø  Pencangkokan
Ø  Penyambungan
Ø  Okulasi

D.    Reproduksi Seksual / Generatif
Pada reproduksi generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.
Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet.
Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
·         Reproduksi Generatif Pada Angiospermae
Organ yang berfungsi untuk alat reproduksi generatif adalah bunga. http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-12d.jpg
Gbr. Bunga dan bagian-bagian penyusunnya

TABEL BAGIAN-BAGIAN BUNGA
BAGIAN BUNGA
FUNGSI
1. Kelopak (kalik)
Melindungi kuncup bunga
2. Mahkota (korola)
Menarik perhatian serangga
3. Benang sari (stamen) terdiri dari :
a.
tangkai sari (filamen)
b.
kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari
Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu serbuk sari (pollen)
4. Putik (pistilus) terdiri atas :
a.
tangkai putik (stilus)
b.
kepala putik (stigma)
c.
bakal buah (ovarium) di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovule)
Sebagai penghasil gamet betina


Tabel Nama-Nama Tanaman Hias dan Nama Latinnya Yang Termasuk Reproduksi Vegetative dan Generatif
1
Air Mata Pengantin
Antigonon leptosus
2
Alamanda
Allamanda cathartica
3
Alokasia
Alocasia sp.
4
Anyelir
Dianthus caryophyllus
5
Arairut
Marantha arundinacea
6
Bambu Kuning
Bambusa vulgaris
7
Bakung
Cainum asiaticum
8
Begonia Rambut
Ciscus bicolor
9
Begonia Rex
Bigonia sp.
10
Bintang Buni
Crytanthus sp.
11
Bunga Angsa
Aristolochia sp.
12
Bunga Harumsari
Buddleja asiatica
13
Bunga Bokor
Hydrangea hortensis
14
Bunga Kana
Canna indica
15
Bunga Kupu-Kupu
Bauhinia purpurea
16
Bunga Kancing
Gomphrena globosa
17
Bunga Kuku Macan
Mucuna bennetii
18
Bunga Matahari
Helianthus annus
19
Bunga Mentega
Taberna emontana coronaria
20
Bunga Pukul Empat
Mirabilis jalapa
21
Bunga Tiga Hari
Brunfelsia ansericana
22
Bugenvil
Bougainvillea spectabilis
23
Bungur
Lagerstroemia indica
24
Cempaka
Michelia champaka
25
Cente
Lantana camara
26
Cocor Bebek
Kalanchoe pinnuta
27
Daun Beludru
Gynura aurantiaca
28
Daun Panah
Syngonium albolineatum
29
Daun Saputangan
Maniltoa grandiflora
30
Daun Zebra
Zebrina pendula
31
Dilem
Coleus sp.
32
Drasena
Dracaena sp.
33
Duranta
Duranta erecta
34
Duri Cangkang
Opuntia schumanii
35
Ekor Cendrawasih
Phylanthus alternifolia
36
Ekor Keledai
Sedum morgalianum
37
Ekor Musang
Lycopodium carinatum
38
Kere Payung
Filicium decipiens
39
Flamboyan
Delonix regia
40
Gladiol
Gladiolus hortulanus
41
Gloxinia
Gloxinia speciosa
42
Handeleum
Graptohylum pictum
43
Hanjuang
Cordylin sp.
44
Herbras
Gerbera jamesonii
45
Homalomena
Homalomena rubra
46
Jarak
Jatropha multifida
47
Kalatea
Calathea sp.
48
Kastuba
Euphorbia pulcherrima
49
Kecubung
Dafura metel
50
Keladi Hias
Caladium sp.
51
Kembang Bulan
Tethonia diversifolia
52
Kembang Emas
Stephanotis floribunda
53
Kembang Merak
Caesalpinia pulcherrima
54
Kembang Pita
Storophanthus grandiflora
55
Kamboja Putih
Plumeria alba
56
Kembang Sepatu
Hibiscus rosasinensis
57
Kembang Soka
Ixora coccinea
58
Kembang Sungsang
Gloriosa superba
59
Kemuning
Muraya paniculata
60
Kol Banda
Pisonia alba
61
Koreopsis
Coreopsis sp.
62
Landep
Barleria crisfota
63
Lidah Mertua
Sanseviera trifasciata
64
Lili Paris
Chlorophytum sp.
65
Mawar
Rosa hybrida
67
Melati
Jasminum sambac
68
Miyana Mangkuk
Iresina herbstii
69
Monstera
Monstera deliciosa
70
Nona Makan Sirih
Clerodendrum sp.
71
Nusa Indah
Musaena ahphillippica
72
Ochna
Ochna kirkii
73
Oleander
Nerium olender
74
Pacar
Impatiens balsamina
75
Pacar Cina
Agloia odorata
76
Pacing
Costus sp.
77
Palem Australia
Normanbya normanbyi
78
Palem Bambu
Chamaedorea erumpius
79
Palem Bambu
Mascarena sp.
80
Palem Botol
Revaogehaganii
81
Palem Ekor Ikan
Caryota mitis
82
Palem Pilifina
Veitchia philippinensis
83
Palem Jari
Rhapis excelsa
84
Palem Kipas
Livistona rotundifolia
85
Palem Kuning
Chrysalidocarpus lutescens
86
Palem Kol
Licuala grandis
87
Palem Merah
Cyatostachys lakka
88
Palem Raja
Roystonea regia
89
Paku Pelanduk
Pteris ensiformis
90
Pandan Hias
Pandanus dubius
91
Pinang Irisan
Ptychosperma macorthurii
92
Pinang Monyet
Areca vestiara
93
Pinang Tutul
Pinanga densiflora
94
Pinang Hias
Heliconia Collinsiana
95
Pohon Bahagia
Dieffenbachia sp.
96
Pohon Saputangan
Browned sp.
97
Portulaka
Portulaca grandiflora
98
Primula
Primula denticulata
99
Pucuk Emas
Galphinia gracilis
100
Pulkra
Kaemferia pluchra

No comments:
Write komentar

Silahkan isi komentar Anda disini

E-learning

Produk Rekomendasi