Monday, January 31, 2011

KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DI ERA DEMOKRATIS

 


BAB I
PENDAHULUAN


1. Latar Belakang
Kepemimpinan selalu menarik untuk dibahas, mengingat teorinya pun terus berkembang dan berevolusi, mulai dari kepemimpinan yang dikarenakan sifat-sifat yang telah dimiliki sejak lahir, gaya-gaya kepemimpinan, dan pembahasan tipe kepemimpinan yang sesuai dengan situasi-situasi tertentu sampai ke kepemimpinan yang dilihat dari bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain dan mampu membawa pengikutnya menghadapi perubahan dan berubah.

Seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dapat menganalisa informasi secara mendalam untuk mengambil suatu keputusan yang tepat, dia juga harus bisa melibatkan pihak-pihak yang tepat dalam proses pengambilan keputusan. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dapat menciptakan situasi yang menginspirasi para pengikutnya agar mencapai tujuan yang lebih baik dan lebih tinggi lagi dari keadaan sekarang. Pada kenyataannya seorang pemimpin yang efektif adalah orang yang mampu membaca situasi, mengatasi permasalahan, bertanggung-jawab, mau mengembangkan pengikutnya dan yang terpenting memiliki integritas dan etika yang baik, karena dia harus memberikan contoh atau bertindak sebagai panutan bagi pengikutnya.

Baik pemimpin yang situasional atau struktural, formal atau informal, mereka sama-sama selalu dituntut untuk memiliki karakteristik ‘kepemimpinan yang efektif’ yang dapat membawa organisasinya ke situasi yang lebih baik, mencapai hasil yang diinginkan,  mendahulukan kepentingan organisasi diatas kepentingan pribadinya, selalu dapat menguasai keadaan bahkan dalam situasi yang terburukpun, dan beragam karakteristik lainnya; atau sebaliknya bila dia tidak bisa atau dianggap tidak mampu menunjukkan karakteristik kepemimpinan yang efektif maka organisasinya tidak dapat secara efektif mencapai/menuju hasil yang diinginkan atau bahkan dia akan digantikan/tergantikan oleh pemimpin yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Kepemimpinan
Banyak pemikiran melatarbelakangi teori kepemimpinan, bahkan teori ini masih terus berkembang sampai sekarang, berikut adalah perkembangannya mulai dari Great Man Theories sampai dengan kepemimpinan transformasional menurut Bolden (2003):
1.   Great Man Theories; berdasarkan pemikiran bahwa pemimpin adalah orang-orang yang luar biasa, lahir dengan kualitas kepemimpinan, ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.
2.   Trait Theories; teori ini membuat daftar kata-kata sifat yang menggambarkan kualitas seorang pemimpin dan kata-kata tersebut terus bertambah, semua bersifat atribut positif.
3.   Behaviourist Theories; teori ini lebih fokus pada apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin daripada kualitasnya. Beberapa pola perilaku berbeda diobservasi dan dikategorikan sebagai ‘tipe kepemimpinan’. Teori ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari para manajer.
4.   Situational Leadership; pendekatan teori ini melihat kepemimpinan sebagai sesuatu yang spesifik terhadap suatu situasi yang sedang dihadapi. Misalnya ada situasi yang membutuhkan tipe kepemimpinan otokratik dan ada yang membutuhkan pendekatan partisipatif. Teori ini juga menyatakan bahwa ada beberapa tipe kepemimpinan yang berbeda yang dibutuhkan dari setiap level di suatu organisasi yang sama.
5.   Contingency Theory; teori ini memperbaiki pendekatan situasional, dan fokus pada identifikasi variabel-variabel situasional kepemimpinan yang efektif yang diperkirakan paling tepat atau efektif untuk menghadapi situasi tertentu.
6.   Transactional Theory; pendekatan ini menekankan pada pentingnya hubungan antara pemimpin dan pengikutnya, focus pada keuntungan yang mutual buat kedua belah pihak dan berasal dari semacam kontrak diantara mereka, dimana pemimpin akan memberikan penghargaan atau pengakuan atas komitmen atau loyalitas para pengikutnya
7.   Transformational Theory; konsep utamanya adalah tentang perubahan dan peran pemimpin yang menetapkan dan mengarahkan visi dan memastikan bahwa kinerja organisasi berubah.

Transformational theory sebagai pendekatan yang paling terakhir berkembang, dimulai oleh James MacGregor Burns dengan bukunya   ‘Leadership’. Menurut Burns, kepemimpinan transformasional adalah suatu hubungan yang bersifat mutual dan menuju kearah peningkatan yang bisa merubah pengikut menjadi pemimpin dan dapat merubah pemimpin menjadi agen moral. Lebih lanjut Burns menyatakan kepemimpinan transformasional terjadi ketika satu orang atau lebih saling berinteraksi dimana mereka saling mempengaruhi sehingga baik si pemimpin dan sang pengikut mencapai tingkat motivasi dan moral yang lebih tinggi.

Pengembangan lebih lanjut oleh Stephen Covey (1992) dalam bukunya ‘Principle-Centred Leadership’ menyatakan perbedaan antara pemimpin transaksional dan pemimpin transformasional sebagai berikut:

Kepemimpinan Transaksional
  • Berdasarkan keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan
  • Dimulai dengan kekuatan, posisi dan politik
  • Berdasarkan kejadian sehari-hari
  • Pencapaian tujuan jangka pendek dan orientasi pada data yang nyata
  • Fokus pada masalah taktis
  • Mengandalkan hubungan yang baik untuk interaksi antar sesame
  • Memenuhi peran yang diharapkan melalui kerja yang efektif sesuai dengan sistem
  • Mendukung sistem dan struktur yang menghasilkan dan memaksimalkan efisiensi dan menjamin keuntungan dalam jangka pendek
Kepemimpinan Transformasional
  • Berdasarkan kebutuhan seseorang untuk suatu arti
  • Dimulai dengan tujuan dan nilai-nilai, moral dan etika
  • Lebih dari (diatas) kejadian sehari-hari
  • Pencapaian tujuan jangka panjang tanpa mengkompromikan nilai-nilai dan prinsip
  • Fokus pada misi dan strategi
  • Mengarahkan potensi; identifikasi dan pengembangan sumber daya
  • Mendesain dan me-re-desain pekerjaan supaya menjadi lebih berarti dan menantang
  • Menyesuaikan struktur dan sistem internal untuk pencapaian nilai dan tujuan


2.2 Kepemimpinan Yang Efektif
Pengembangan lebih lanjut dari teori kepemimpinan transformasional adalah oleh Hooper dan Potter (1997) yang mengidentifikasi 7 kompetensi inti dari ‘transcendent leaders”; yaitu pemimpin yang mampu mengikat dukungan emosi dari para pengikutnya dan mampu dengan efektif melakukan perubahan yang transenden (Bolden, 2003): Menentukan tujuan, Memberikan contoh, Komunikasi, Melakukan harmonisasi, Mengeluarkan kemampuan terbaik dari pengikutnya, Menjadi agen perubahan, Memberikan keputusan di saat kritis dan kebingungan.

2.3. Ciri-Ciri Kepemimpinan Yang Efektif
Hamlin (2002) mengajukan model generik untuk manajer dan kepemimpinan yang efektif berdasarkan analisa meta dari perilaku kepemimpinan dan manajemen di 4 organisasi sector publik di UK; yang dibedakan menjadi indikator-indikator positif dan negatif:
Indikator Positif:
·         Kemampuan berorganisasi yang efektif dan manajemen perencanaan/proaktif
·         Kepemimpinan yang partisipatif dan supportif, kepemimpinan tim yang proaktif
·         Empowerment dan delegasi
·         Memperhatikan keadaan anggotanya dan kebutuhan serta perkembangan stafnya
·         Manajemen pendekatan terbuka dan  personal/ pengambilan keputusan bersama
·         Berkomunikasi dan berkonsultasi dengan semua pihak / selalu menginformasikan keadaan ke segala pihak
Indikator Negatif:
·         Tidak memperhatikan pendapat sekitar / gaya manajemen otokratik yang tidak efektif
·         Tidak memperhatikan orang lain, tidak melayani, berperilaku mengintimidasi
·         Mentolerir kinerja yang buruk dan standar yang rendah / mengacuhkan dan menghindari
·         Menyerahkan peran dan tanggungjawabnya ke orang lain
·         Menolak ide-ide baru

Hamlin (2007) mendapatkan hasil yang mirip untuk kepemimpinan yang efektif; berdasarkan risetnya di Inggris terhadap manajer-manajer di 4 organisasi sektor public

Perilaku Positif / Efektif
Perilaku Negatif / Tidak Efektif
  • Menunjukkan perhatian terhadap orang lain, merespon terhadap kebutuhan mereka
  • Berkonsultasi dan melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan
  • Melakukan rapat regular yang efektif untuk penentuan target, tujuan, pembagian tugas dan penilaian kinerja
  • Menghadapi permasalahan
  • Mendorong orang lain untuk bertindak atas inisiatifnya masing-masing
  • Mengakui kerja keras dan komitmen orang lain
  • Selalu siap menghadapi permasalahan yang sulit atau sensitif
  • Menunjukkan semangat dan antusiasme yang tinggi
  • Gaya komunikasi yang langsung, terbuka, jujur
  • Melatih dan mengembangkan anggotanya sesuai dengan pengalamannya
  • Menunjukkan perilaku yang patut dicontoh
  • Mempertimbangkan akibat sebelum bertindak
  • Tidak menunjukkan komitmen dan perhatian terhadap orang lain atau menghargai sumbangsih kerja mereka
  • Tidak melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan
  • Tidak bertanggung jawab, merasa memiliki atau akuntabel
  • Reaktif, fokus pada hal kecil bukan pada keseluruhan permasalahan
  • Membatalkan atau mengatur ulang rapat pada saat-saat terakhir
  • Bersikap emosional, irasional dan temperamental
  • Komunikasi yang tidak jelas atau membingungkan
  • Tidak berkomunikasi atau menguasai perubahan secara efektif
  • Gagal mencapai persetujuan atau mengklarifikasi harapan
  • Menunjukkan keengganan untuk berhadapan dengan konflik
  • Menunjukkan ketidakterbukaan dan fokus pada halangan-halangan
  • Membiarkan standar dan kinerja yang rendah
  • Persiapan atau perencanaan yang kurang
BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Teori tentang kepemimpinan terus berkembang dan berevolusi sesuai dengan perkembangan jaman. Teori kepemimpinan dimulai dari the Great Man theory dan berevolusi sampai dengan teori kepemimpinan transformasional. Mulai dari pembahasan tentang sifat-sifat atau karakteristik khas seorang pemimpin sampai dengan situasi-situasi yang dihadapi oleh pemimpin.

3.2 Saran
Kepemimpinanan yang efektif secara umum mempunyai karakteristik-karakteristik  yang dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan  pada umumnya pembahasan tentang kepemimpinan yang efektif dan tidak efektif adalah dua kutub yang berbeda dan saling bertolak belakang dan sangat bermanfaat secara efektif salam mengendalikan situasi dan kondisi yang mendesak serta situasi yang krisis.















DAFTAR PUSTAKA

Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Robbins, S.P. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks.
Siagian, Sondang, 1994. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 1992. Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemipinan Abnormal itu?. Jakarta: Rajawali Pres.


No comments:
Write komentar

Silahkan isi komentar Anda disini

E-learning

Produk Rekomendasi