Monday, January 31, 2011

Bimbingan Belajar

 


 PRINSIP DASAR BIMBINGAN BELAJAR

1.      Latar belakang dan pengertian Bimbingan

a.       Latar belakang

Lembaga pendidikan pada ummnya dan sekolah-sekolah khususnya merupakan tumpuhan harapan para orang tua, siswa dan masyarakat gunamemperoleh pengetahuan , keterampilan sikap dan sifat-sifat kepribadian utama, sebagai sarana pengembangan karier peningkatan status social, dan bekal hidup lainnya didunia ini dan di akhirat nanti.

1.      Dengan menggunakan criterion referenced evaluation (CRE), dimana criteria keberhasilan itu dinilai dari segi:  tujuan-tujuan (dalam wujud perubahan prilaku dan pribadi)yang diharapkan seperti yang dirumuskan dalam TIK_nya (dengan asumsi alat ukur dapat dipercaya dan memenuhi syarat), akan ditemukan kualifikasi siswa sebagai berikut:

a)      Mereka yang benar-benar dapat menguasai pelajaran (mastery learning) seperti yang dtunjukan oleh angka nilai prestasinya yang tinggi.
b)      prestasinya yang sdang atau sekedar memadai batas lulus(minimum acceptable performance);
c)      Mereka yang dinilai tdak atau belum menguasai pelajaran, seperti yang ditunjukan angka niali prestasinya yang berada dibawah ukuran batas lulus (passing grade).

2.      Berdasarkan kapasitas (tingkat kecerdasan dan bakat) siswa sendiri untuk pelajaran dan bidang studi tertentu dengan asumsi kondisi belajar telah disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan individual. Akan ditemukan kualifikasi siswa sebagai berikut.

a)      Mereka yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (overachievers) (siswa sukses)
b)      Mereka yang prestasinya memang sesuai dengan apa yang diperkirakan (estimated, predicted) berdasarkan tes kemampuan belajarnya (siswa wajar)
c)      Mereka yang prestasinya lebih rendah dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan hasil belajarnya (under achievers);(siswa gagal).
3.      Berdasarkan waktu yang diterapkan (time allowed)untuk menyelesaikan satu program belajar (dengan asumsi bahan dan kondidi belajar dperkirakan sesuai dengan ketentuan waktu tersebut), maka akan ditemukan kualifikasi siswa sebagai berikut:
a)      Siswa cepatrapid learnsers)
b)      Siswa normal
c)      Siswa lambat (slow learners)
4.      Dengang menggunakan norm referenced (PAN ) dimana prestasi seorang siswadibandingkan siswa lainnya (baik teman sekelompoknya ditempat yang sama maupun ditempat lain ), maka kita akan menemukan kategori siswa sebagai berikut:
a)      Siswa unggul
b)      Siswa papak
c)      Siswa asor
Pengertian layanan bimbingan(guidness services)
  1. Layanan bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada indvidu tertentu .
  2. Bimbingan bertujuan agar yang bersangkutandapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagiaan secara optimal.
  3. Dengan layanan bimbingan, kita dapat menjalani proses pengenalan, pemahaman, penerimaan pengarahan, perwujudan serta penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkunganya.

Robinson (1950)menduga bahwa kemungkinan banyak siswa yang sering menemui kegagalan dalam studinya disebabkan karena iya kurang mampu :
  1. Mengenal dirinya .
  2. Karena tidak mengenal diri.
  3. Karena tidak memehami diri.
  4. Karena tiada pengetahuan, pemahama, dan prnerimaan diri secara objectif(mengalami kesukaran).
  5. Karena tindakannya yang kuarang terarah.
  6. Akhirnya yang bersangkutan mungkin akan sampai pada suatu kesulitan dalam melakukan tindakan-tindakan yang sesuai (appropriate to,adjusted to,acceptable for), baik terhadap dirinya sendirimaupun terhadap lingkungannya (gurunya, temannya,pelajarannya, orang tuanya dan sebagainya,
Oleh karena itu rangkaian kegiatan layanan ini mungkin dapat berupa :
  1. Pengumpulan informasi /Data
  2. Pemberian informasi
  3. Penempatan yang bersangkutan pada progran-progran/jurusan/bidang studi.
  4. Penyuluhan
  5. Sebaigai orang yang bertanggung jawab,guru atau pembimbingtentu mempunyai kewajiban moral untuk melakukan tindakan atau usaha lanjutan seberapa jauh kemajuan-kemajuan yang tercapai atau tidak oleh yang bersangkutan guna menetapkan strategi lainnya, bantuang lebih lanjut(evaliuation and follow up service).

Prosedur dan strategi layanan bimbingan belajar
a)      Prosedur umum layanan bimbingan
  1. Identifikasi Kasus
      pada taraf usia/kelas dan kesadaran tertentu, siswa secara sukarela datang atau bertanya kepada guru(pembimbing)untuk memperoleh bantuan pemecahan masalah/kesuliatan yang dirasakan atau dalaminya. Namun pada umumnya pada tingkat mahasiswa perguruan tinggi sekalipun seperti kata, Robinson (1946:3), masih banyak yang merasa enggan untuk secara sukarela meminta bantuan layanan bimbingan. Berbagai dalih di jadikan alasan seperti perasaaan malu kalau masalah pribadinya diketahuiorang lain, kurang yakin atau percaya bahwa guru atau pembimbing mampu menyimpan kerahasiaan pribadinya (confidential).
Robinson (1946:35-44) menyaran kan cara-cara yang memberikan motivasi kepada siswa tersebut, antara lain sebagai brikut:
a)      Call them approach.
b)      Maintain good realations.
c)      Developing a desire for counseling.
d)     Lakukan nalisis terhadap prestasi belajar siswa atau catatan harian guru mengenai beberapa siswa(anecdotal records).yang menunjukan kelainan tertentu (rapid learners. Slow learners,trouble maekers,dan sebagainya).
e)      Lakukan analisis sosiometris.
2. Identifikasi masalah
secara umum, permasalahan yang dialami individu atau kelompok individu mungkin menyangkut bidang-bidang : pendidikan(educational problems), perencanaan karir atau jabatan (vocational problem),penyesuaian sosial (social problems), pribadi (persolan problems),emosional dan moralitas (morality and emotional problems).
                  Dalam konteks PMB, permasalahan dapat dialokasikan dan dibatasi dengan tinjauan dari tujuan-tujuan peoses belajar mengajar:
a)      Secara substansial material.
b)      Secara struktural-fungsional.
c)      Secara behavioral.
d)     Mungkin pula terletak pada salah satu atau beberapa aspek kepribadian.

Dilihat dari segi proses  belajar_mengaja sendiri  mungkin letak permasalahannya  berkaitan dengan salah satu  komponen:
a)      Kurikuler.
b)      Metodologis.
c)      Administratif.
d)     Evaluatif.
e)      Iklim sosial.
      Cara yang dapat ditempuh pada langkah ini untuk mendeteksi masalah-masalah yang bertalian dengan:
a)      Tujuan-tujuan belajar mengajar.
b)      Komponen-komponen PBM.
3. Diagnosa
dalam konteks PBM seperti yang telah dibahas pada modul 3 faktor penyebabnya terletak pada:
a)      Raw input (siswa).
b)      Environmental .
c)      Tujuan-tujuan pendidikan.
4. Mengadakan Prognosis
Proses pengambilan keputusan pada tahap ini seyogyanya tidak dilakukan dengan tergesa-gesa, serta sebaiknya melalui suatu atau serangkaian konferensi (pertemuan)kasus (case conference) yang minimal secara conf idencial dihadiri oleh guru (pembimbing) dan siswa yang besangkutan, bahkan pula mengundang ahli lain (psikolog, dokter, pekerja sosial, dan sebagainya) serta pejabat yang berkompeten( kepala sekolah, wali kelas dan sebagainya.
5. Melakukan tindakan remidial atau membuat referensi (rujukan).
6. Evaluasi dan follow up
Robinson (1950:96-159)mengemukakan beberapa kriteria keberhasilan dan keefekyifan layanan bimbingan itu antara lain sebagai berikut:
  1. Kriteria keberhasilan yang tampak segera (immediate criteria) diantaranya:
  1. Apabila siswa mulai menyadari(to be aware of)
  2. Apabila siswa telah mulai memehami (self insight, self understanding)
  3. Apabila siswa (kasus)telah mulai menunjukan kesediaan untuk menerina kenyataandiri dan masalah lainnya secara  objektif (self acceptance).
  4. Apabila siswa (kasus) telah mulai menurun ketegangan emosionalnya(emotional stress relase)
  5. Apabila siswa (kasus) telah mulai menunjukan sikap keterbukaan (openness)serta mau memahami dan menerima kenyataan lingkungannya secara objektif ;
  6. f. Apabila siswa (kasus) telah muli berkurang dan menurun penantangannya terhadap lingkungan.
  7. g. Apabila siswa (kasus) telah mulai menunjukan kemampuannya untuk mengadakan pertimbangan (reasoning)mengadakan pilihan(choice) dan pengambilan keputusan (decision making)secara sehat dan rasional(sound and rational).
  8. Apabila siswa(kasus)bersangkutan telah menunjukan kesediaan dan kemampuan untuk melakukan usaha-usaha/tindakan perbaikan dan penyesuaian (adjustment), baik terhadap dirinya maupun lingkungannya sesuai dengandasar pertimbangan dan keputusan yang telah dambilnya.
2. Kriteria keberhasilan dalam jangka panjang (long term critria):
a)      Apabila siawa (kasus)telah menunjukan kepuasan dan kebahagiaan (happiness) dalam kehidupannya yang dibuahkan oleh tindakan-tindakandan usaha-usahanya;
b)      Apabila siswa(kasus)telah mampu menghindari secara preventif kemungkinan-kemungkinan faktor yang dapat membawanya kedalam kesulitan(preventif);
c)      Apabila siswa(kasus) telah menunjukan sifat-sifat yang kreatif dan konstruktif, produktif dan kontributif secara akomodatif  sehingga ia diterima  dan mampu menjadi anggota kelompok yang efektif.



b). Strategi  Layanan Bimbingan
ada dua cara pendekatan dalam menggariskan strategi layanan bimbingan, yaitu :
1). Strategi layanan berdasarkankategori  sifat  dan kasus (case) masalahnya
a)      Layanan bimbingam kelompok.
b)      Layanan bimbingan individual.
2). Strategi layanan berdasarkan ruang lingkup permasalahan dan pengorganisasiannya.
      Mathewson (19-55:15-17) mengidentifikasi tiga strategi umum(grand strategi) penyelenggaraan layanan bimbingan ,sebagai berikut:
a)      The strategi guidence thoughout the classroom (strategi bimbingan melalui kegiatan kelas).
b)      The strategi guidence throughout supplementary (strategibimbingan melalui layanan khusus yang bersifat suplementer) .
c)      The strategy of guidence as a comprehensiveprocess throughoutthe whole curriculum and community (strategi bimbingan sebagai suatu proses yang komprehensif melalui kegiatan keseluruhan kurikulum dan masyarakat).
Beberapa Sistem dan teknik Layanan Bimbingan
a. Beberapa sistem pendekatan layanan bimbingan, antara lain sebagai berikut:
1)      Pendekatan direktif.
2)      Pendekatan non-direktif.
b. Beberapa teknik layanan bimbingan
1)      Pertama, menghimpun dat dan informasi selengkap dan seobjektif mungkin, baik secara langsung dari klien yang bersangkutan maupun dari sumber-sumber lainnya sesuai dengan tahapan layanannya.
2)      Kedua, menciptakan hubungan yang baik dengan klien, memberikan informasi yang meyakinkan, membantunya dalam proses melakukan pilihan dan pengambilan keputusan mengenai rencana-rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.



WACANA PENYULUHAN (COUNSELING INTERVIEW)
1.       Pengertian
      interview (inter=antar ,saling. View=pandangan ) dapat diartikan sebagai saling bertukar pandangan atau pikiran antara dua orang yang saling mengakui dan menghargai eksistensi dan posisi serta martabat(dignity) masing-masing.
      sedangkan dalam Bahasa Indinesia (interview=wawancara) merupakan suatu pola komunikasi sosial yang berlandaskan pada dasar demokrasi. Dalam komunikasi ini terjadi saling memberi dan menerima(take and give) informasi, pendapat atau pandangan satu sama lain. 
2.  Tujuan dan fungsi 
      dalam konteks bimbingan belajar, sesuai dengan tahapannya wawancara mempunyai  tujuan dan fungsi sebagai berikut:
a)      Menciptakan hubungan tang baik.
b)      Mendapatkan informasi yang relevan secara langsung.
c)      Memberikan informasi yang meyakinkan.
d)     Membantu kasus atau siswa dalam mengidentifikasi dan merencana kan berbagai alternatif pemecahan.
e)      Memberikan motivasi kepada siswa atau klien
3. prosedur
Suatu proses wawancara lazimnya melalui tahapan-tahapan berikut :
a)      Pendahuluan
b)      Pelaksanaan (inti kegiatan)
c)      penutupan


4. Protokol (pencatatan tentang hasil dan proses wawancara)

Pencatatan ini seyogyanya berstruktur atau berpola ( misalnya identitas, data pertemuan, permasalahan, diagnosis, dan sebagainya). Sehingga memungkinkan untuk dapat membandingkan klien atau siswa satu dengan yang lainnya.
                  pencatatan seyogyanya dilakukan setelah selesai pertemuan agar tidak mengganggu kelancaran jalannya pembicaraan. Kecuali ada alat pencatat yang tidak memberkan gangguan, sepertiss tape recorder.

5.Beberapa Hal yang perlu Diperhatikan dalam Wawancara
Menurut beberapa ahli ( Robinson, 1950; Bloom dan Balinski; 1961) menyarankan hal sebagai berikut ini:
a)      Mengenai waktu.
b)      Mengenai tempat.
c)      Mengenai teknik.
d)     Mengenai tindakan atau ucapan.

KONPERENSI KASUS(CASE CONFERENCE)
1. Pngertian
      Menurut robinson (1950), dalam arti umum, seluruh pertemuan antar counselor atau guru dengan counselee atau siswa dalam rangka presesbimbingan, pada hakikatnya merupakan serangkaian konferensi (conference). Namun dalam konteks yang lebih khusus seperti telah disinggung terdahulu, konferensi kasus yang dimaksud  disini dapat dipandang sebagai modifikasi dari pengertian tersebut, dengan memperluas peserta pertemuan dengan orang tua kasus yang bersangkutan bahkan ditambah dengan para ahli lain seperti dokter, psikiater.social worker, dan sebagainya .

2. Tujuan-tujuan khusus konferensi kasus
      secara khusus tujuan konferensi kasus itu anatra lain sebagai berikut:
a)      Mendapatkan suatu konsistensi , kalau guru atau pembimbing ternyata menemukan berbagai data/informasiyang dipandang saling bertentanga atau kurang serasi atau sama lain.
b)      Mendapatkan satu konsensus dari para ahli dalam menafsirkan data/informasi yang cukup konprehensipdan pelik yang menyangkut diri seorang (kasus)guna memudahkan pengambilan keputusan.
c)      Mendapatkan pengertian, penerimaan dan persetujuan orang tua kasus yang bersangkutan, kalau ternyata masalahnya cukuo rumit dan menyangkut keluarga atau orang tua dala usaha pemecahannya.

3. Prosedur dan teknik
suatu konferensi kasus dapat dilangsungkan dengan kemungkinan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut .
a)      Undangan dilakukan oleh kepala sekolah atau kordinator pembimbing disekolah yang bersangkutan atas usul atau permintaan guru pembimbing tersebut.
b)      Guru atau pembimbing  yang bersangkutan menampilkan permasalahan dan maksud konferensi tersebut.
c)      Para ahli lain memberikan input atau kontribusi informasi/data baru yang melengkapi pemikiran/pendapatnya (persetujuan/sanggahan) dalam hal kaitannya dengan orang tua, juga pihak orang tua dapat memberikan input atau kontribusi persetujuan atau penerimaan tugas kerja sama dalam rangka remidialnya.
d)     Konferensi menyimpilkan beberapa rekomendasi-rekomendasi berupa alternatif untuk  dipertimbangkan oleh guru/pembimbing dan kasus /siswa yang bersangkutan dalam pengambilan keputusan-keputusannya.

4. Protokol
Pola catatan ini pun seyogyangya diadakan menurut format teryentu sehingga mudah kalau perlu diadakan studi banding  dari berbagai kasus atau siswa.

5. Berbagai hal yng perlu Dperhatikan
beberapa hal yang perlu dperhatikan dalam konferensi kasus ini,  antara lain:
a)      Dalam kondisi apapun ,kepentingan kasus harus diletakan diatas segala kepentingan lainnya.
b)      Kode etik propesional perlu dijunjung tinggi, dimana setiap keahlian mempunyai ruang lingkup batas-batas kewanangan propesionalnya masing-masing.
c)      Sedapatnya pertimbangan-pertimbangan dilakukan secara rasional seoptimal mungkin dengan baik melupakan aspek-aspek emosionalnya terutama berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut pihak orang tua yang bersangkutan.

No comments:
Write komentar

Silahkan isi komentar Anda disini

E-learning

Produk Rekomendasi