LAPORAN HASIL PENGAMATAN
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
(Papilio memnon)
Disusun Oleh :
1. Apriyanti (050074)
2. Mudrikah (051537)
3. Rohmawati (050235)
4. Ulfah fahriani (051124)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2007
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semua kelompok anggota Arthopoda mempunyai sifat endokrin yang efektif. Serangga mempunyai eksoskleton yang tidak bias memegang, serangga terkihat tumbuh bertahap dengan melepaskan eksoskleton yang dan mengekspresikan eksoskleton yang baru pada setiap penggantian kulit. Selain itu sebagian besar serangga menjadi dewasa malalui beberapa pergantian kulit. Pada serangga pergantian kulit dipakai oleh hormon ekdison.
Kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna, dimuali dari telur-larva-pupa-imago. Tahap pertgantiannya lebih cepat dibandingkan dengan tahap pergantian amfibi. Selain itu, larva dari Papilio memnon mudah dapat karena hanya ada pada tanaman perdu jeruk sehingga waktu yang diberikan untuk melakukan pengamatan bisa digunakan semaksimal mungkin.
B. Tujuan
Untuk mengetahui metamorfosis yang terjadi pada Papilio memnon selama 1 minggu.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada beberapa hewan tertentu yaitu serangga dan amfibi dalam siklus hidup mengalami beberapa tahapan yang terlihat berupa perubahan bnetuk tubuhnya yang disebut proses metamorfosis.
Metamorfosis yang terjadi dapat berupa :
1. Metamorfosis sempurna yaitu metamorfosis yang dimulai dari telur-larva-pupa-imago. Contohnya kupu-kupu, katak.
2. Metamorfosis tidak sempurna yaitu metamorfosis yang tidak mengalami proses pupa, contohnya kecoa, capung, belalang, da jangkrik.
Pada kupu-kupu metamorfosis yang terjadi yaitu metamorfosis sempurna, dimulai dari telur-larva-pupa-imago. Jadi setelah kawin, kupu-kupu betina dewasa biasanya akan bertelur dan meletakkan telurnya pad apucuk-pucuk tumbuhan. Sekitar 2 minggu sampai 2 bulan kemudian telur itu menetas menjadi larva yang disebut ulat.
Umumnya ulat mengalami 5 kali pergantian dikulit. Sebelum ganti kulit terakhir, ulat akan berhenti makan. Ia mencari tempat aman untuk menjadi pupa. Pada tahap ini, ia akan menempel pada dahan dengan benang sutra yang keluar dari kelenjer ekornya.
Tahap pupa, sering disebut tahap istirahat, namun dalam kulit kerasnya, sbenarnya pupa sedang mengalami peruahaan luar biasa yang diatur oleh hormone. Ekbison yang disekresi dari sepasang kelenjer endokrin yang disebut dnegan kelnjer prothorak, yang terlatak persis dibelakang kepala.
Selain merangsang pergantian kulit, ekdison juga mendorong perkembangan karakteristik dewasa, seperti perubahaan ulat menjadi kupu-kupu. Ekdison sendiri dikontrol oleh hormone kedua yang disebut hormone otak (brain hormone/BH) yang dihasilkan oleh sel-sel neuro. Hormone tersebut mendorong perkembangan dengan cara merangsang kelenjer prothorak untuk mengsekresi ekdikson.
Hormone otak dan ekdison diseimbnagkan oleh hormone juvenile (juvenile hormone/JH). JH disekresi oleh kelenjer kecil persis dibelakang otak yaitu korpora allata. Hormone ini menyebabkan karakteristik larva dipertahankan. Dengan konsentrasi JH ynag tinggi ekdison masih dpaat merangsang pergantian kulit, tetapi produksinya untuk larva yang lebih besar.
Ketika kadar JH berkurang maka pergantian kulit yang diinduksi oleh ekdison baru dapat menghasilkan suatu tahapan perkembangan yang disebut pupa. Didalam pupa itu, metamorfosis mengubah anatomi larva menjadi serangga dewasa.
Periode pupa berlangsung selama 2 minggu sampai beberapa bulan, teegantung pada jenisnya. Pupa yang sudah siap menjadi kupu-kupu akan berganti warna sesuai dengan warna sayap yang akan terjadi. Setelah benar-benar siap, kulit bagian luar dari pupa akan mengelupas lalu muncullah kupu-kupu. Saat baru muncul sayap kupu-kupu melipat dan mengerut permukaannya pun masih begitu lembut dan lemah. Biasanya kupu-kupu yang baru lahir ini akan merayap mencari tempat untuk bergantung beberapa menit, sayapnya mengembang sepenuhnya mahluk ini pun sudah siap terbang.
Kupu layang-layang (komili papihionidae)
Ciri-ciri :
1. Sayap lebih besar dari tubuh atau sayap belakang dengan perpanjangan seperti ekor yang sangat mencolok, nampak seperti burung layang-layang.
2. Ujung antenna berbenggol tetapi tidak melekuk dengan pangkalnya berlekatan.
3. Ukuran tubuh sedang sampia besar warna biasanya gelap, putih , abu-abu dengan bagian-bagian tertentu berwarna gelap.
4. Larva pendek, gemuk, umumnya hijau dengan tharoks melebar
5. Larva hanya dijumpai pada tanaman tertentu yaitu perdu jeruk.
6. Telur diletakkan dalam susunan seperti pyramid
7. Pupa mengikatkan diri diranting dengan benang-benang yang keluar dari kelenjer ekornya.
METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat
Hari : Sabtu – Jumat
Tanggal : 8 – 14 Desember 2007
Tempat : Pasundan Serang- Banten
2. Alat dan Bahan
Alat - Gunting - Sarung tangan - Toples - Alat tulis - Paku - Lilin - Korek api | Bahan - Ulat jeruk - Daun jeruk |
3. Metode Kerja
- Hal pertama yang dilakukan adalah menggunakan sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan larva, kemudian gunting ranting yang terdapat larva kupu-kupu.
- Pindahkan ranting tersebut ke dalam toples
- Lubangi toples dengan menggunakan paku yang dipanaskan untuk ventilasi.
- Amati perubahan yang terjadi selama 1 minggu dan mensuplai makanannya yang berupa daun jeruk.
- Catat setiap perubahan yang terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah melakukan pengamatan pada larva kupu-kupu (Papilio memnon) selama 1 minggu, diperoleh data sebagai berikut :
Hari ke- | Tanggal | Keterangan |
1 | 08-12-2007 | Berupa larva berwarna hijau,aktif makan |
2 | 09-12-2007 | Masih berupa larva yang aktif makan |
3 | 10-12-2007 | Masih berupa larva yang aktif makan |
4 | 11-12-2007 | Tubuh larva bertambah panjang dan besar |
5 | 12-12-2007 | Ukuran tubuh sama dengan hari ke-4 namun aktivitas makan berkurang |
6 | 13-12-2007 | Ukuran tubuh menyusut,aktivitas makan berhenti dan diam |
7 | 14-12-2007 | Larva berubah menjadi pupa |
B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, peningkatan perubahan yang terlihat jelas yaitu pada pengamatan hari ke 4 yaitu tubuh larva bertambah panjang dan besar, perubahan tersebut terus sampai berlangsung sampai hari ke 5. hal tersebut dikarenakan larva terus mkan dan makan.
Pada hari ke 6 tubuh larva mulai menyusut, tahap ini merupakan tahap awal untuk menuju tahap pupa yang ditandai dengan mulai mengurangi makanannya. Dan mencari tempat terlindung. Pada hari ke 7 larva tersebut berhenti makan dan berglantingna terbalik dibawah daun yang kemudian mengeluarkan benang-benang sutranya untuk melekatkan diri pada daun tersebut.
Tahap ini yang dinamakan tahap pupa yaitu dengan paket tubuh yang memadat tidak memiliki kaki dan mata serta tidak ada masruas tubuh (menyatu) yang berwarna hijau, tahap ini ada juga yang menyebabkan sebagai tahap istirahat karena tidak terlihat adanya aktifitas. Padahal sebenarnya terjadi reorganisasi.
Perubahan-perubahan yang terjadi dari larva yang bertambah panjang dan besar hingga menjadi pupa,sebenarnya beriringan dengan pergantian kulit, hanya saja pada pengamatan yang kami lakukan pergantian kulit dari hari pertama pengamatan sampai ke lima tidak terlalu jelas, tapi pada hari keenam dan ketujuh perubahan kulit tersebut baru terlihat yaitu salah satunya dengan berubahnya warna yang sebelumnya berwarna hijau tua menjadi hijau agak pudar. Proses ganti kulit melibatkan proses pelepasan kulit lama dan pembentukan kulit baru oleh sel-sel jaringan epidermis.
Dari hasil pengamatan tersebut, terjadi perubahan yang sangat cepat dari larva/ulat menjadi pupa padahal menurut literature rata-rata memerlukan waktu 2 minggu untuk berubah menajdi kupu-kupu. Jadi kemungkinan larva/ulat pada saat ditemukan sudah berumur lebih dari satu minggu. Selain itu juga, karena pengamatannya dimulai dari tahap larva bukan dari telur, sehingga dari waktu yang diberikan untuk pengamatan (satu minggu) peruahan yang terjadi hingga tahap pupa. Padahal jika satu minggu diberikan hanya akan sam-pai pada tahap larva.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Aktivitas Larva
ü Pengamatan hari ke 4-5 tubuh larva bertambah panjang dan besar karena larva terus makan
ü Pengamatan hari ke 6, tubuh larva mulai menyusut yang merupakan tahap awal untuk menuju tahap pupa dan frekuensi makan pun berkurang
ü Pengamatan hari ke 7, larva berhenti bergerak dan mulai bergelantung terbalik diranting dengan benang yang dikeluarkan dari kelenjer kakinya.
2. Dari pengamatan yang dilakukan dapat diketahui waktu yang dibutuhkan oleh larva untuk berubah menjadi pupa selama 1 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Campell, Nell A dkk. 2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid 3. Erlangga,Jakarta.
Surjono, Tien Wiati. 2004. Perkembangan Hewan Universitas Terbuka, Jakarta
Siwi, Suharni Sri. 1991. Kunci Determinasi Konsius. Jogya
Htt : //www.e-Smart School.Com/PNU/004/PNU 004 0012.asp.Selasa, 11
Desember 2007 09.40
http ://www.Republik.c o.id/koron detail.asp? id = 208489 & kat id = 253 & kat id 1 = 2kat id 2 = selasa, 11 Desember 2007 09.45
No comments:
Write komentarSilahkan isi komentar Anda disini